Satu

799 55 6
                                    

*Happy Reading

Aku baru saja membaca tweet dari idolaku itu, "Sampai ketemu nanti ya di theatre show 2." Itu bunyi tweet nya di jam 1.48 tadi.

Tentu aku menyiapkan diriku untuk bertemu dengan idolaku satu itu. Aku selalu rindu melihatnya secara langsung walau tak pernah berani menegurnya untuk sekedar menyapa atau bilang 'hai' doang. Hahaha aku ini tak pernah seberani itu, padahal sudah cukup lama aku mengidolakan dirinya. Apalagi tampangku cukup menarik loh, tubuhku tinggi semampai, tidak terlalu gendut ataupun kurus, enak dilihat lah.. Wajahku juga manis, bentuknya kecil jadi imut2 gitulah dan pipiku chubby. Tapi satu kelemahanku, aku tak pernah berani berbicara banyak padanya bahkan ketika HS pun aku hanya bisa menatap jauh ke dalam matanya tanpa banyak kata.

Berbeda dengan yang lain yang selalu dengan santainya menegur dia bahkan bersalaman dengannya. Sebetulnya ia akan selalu membalas apa yang diberikan para fans nya. Artinya ia bukanlah sosok idola yang sombong yang akan bersikap cuek ketika berhadapan dengan fans nya. Justru ia akan bersikap sebaliknya. Ramah sekali.

Ah aku selalu suka saat ia tersenyum bahkan ketika tidak tersenyum pun mata indahnya selalu saja menghipnotisku. Ya, matanya tampak tenang tapi tatapan tajamnya sangat sexy bahkan ketika melihat ia sedang ber'dance', maka akan terlihat jelas tatapan matanya yang sangat sexy itu. Uh, aku sungguh jatuh pada pesona mata tajamnya itu. Bahkan setiap kali aku melihat matanya itu, jantung ini seolah sedang ditusuk2 pisau sangat tajam tapi jantungku tidak berdarah, justru detaknya selalu memburu bak sedang berburu binatang di hutan belantara yang sangat menakutkan dengan banyaknya binatang buas yang bersembunyi di balik pohon besar ditemani hujan deras dan gelapnya malam.

Aku sudah sampai di depan theater show 2 tapi keadaan sudah sepi. Kulihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. Ah benar saja sekarang sudah pukul 9. Aku telat!

Ya iyalah, karna tadi sempat ada kejadian yang harus membuatku menghentikan laju motorku itu. Ada seorang nenek yang harus kutolong ketika hendak menyebrang jalan. Maka tak mungkin aku membiarkannya saja menyebrang sendirian saat keadaan lalu lintas yang sangat padat seperti tadi. Dan ketika hendak melanjutkan perjalanan, kulihat para preman yang sepertinya sedang memalaki seorang gadis yang umurnya dibawahku di ujung jalan. Maka aku mengalihkan langkahku ke arahnya dan membantu anak tersebut.

Flash back on
"Bang, ada apa ini?" tanyaku pelan dengan menarik lembut tangan gadis itu.
Tampak dua abang preman dengan wajah sangarnya menatapku tajam dengan rahang yang mengeras juga tangan terkepal.

"Anak kecil mau ikut campur aja. Pergi lo! Gak usah sok ikut campur!" usirnya sambil mencoba menarik kembali anak tersebut. Tapi aku masih tenang dengan menahan tangan abang itu.

"Bukan gitu bang, kan bisa dibicarain baik2. Salah adek ini apa?" tanyaku masih santai.

"Serahin Hp sama barang berharga kalian. Setelah itu kalian boleh pergi," balasnya dengan menyilangkan tangan di dada kekarnya.

"Kak, aku takut." gadis itu memeluk lenganku dan bersembunyi di balik tubuhku.

"Adek tenang aja ya. Adek diem disini. Jangan kemana2." aku mengelus lembut kepalanya lalu membawanya sedikit menjauh.

Di 'Waro' IdolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang