chapter 2

194 5 0
                                    


.
Normal POV

tes...tes...tes...(author:maab gk tau bunyi air mata kyak apa -_-)

Alana tengah meraung sambil merutuki dirinya,ntah mengapa ia merasa menjadi orang yang sangat bodoh!
Kenapa ia harus menyukai pria seperti Devano?kenapa ia bisa seberani ini  mengungkapkan peraasanya?
Alana terus berdebat dengan dirinya,ia sengaja tidak masuk kelas karena takut Devano akan melihat wajah sembab nya

Bel pulang sekolah pun berbunyi
Alana memutuskan membiarkan semua orang pulang terlebih dahulu,dan saat sekolah sudah sepi barulah ia akan kembali ke kelas untuk mengambil tas nya.

Ia melirik Arloji yang terpasang  manis di tangan nya.

"Pukul 6"
Gumamnya dan langsung melangkah kan kaki menyusuri koridor sekolah yg sudah sepi,
Ia berhenti di depan kelas nya,dan langsung membuka kenop pintu dengan perlahan.

Hanya tersisa satu tas berwarna biru pastel di sana,yah!itu tas Alana,ia segera menghampiri kursi tempat tas tersebut,dan kembali melanjutkan perjalan pulang nya.

Di sepanjang jalan ia hanya merenung sembari membayangkan hal yang terjadi siang tadi,dimana dengan beraninya ia mengungkapkan pernyataan cinta untuk pertama kali nya.

Tidak terasa ia sudah sampai di rumahnya,rumahnya memang hanya beberapa blok dari sekolah,jadi tidak heran bila ia tidak naik angkot atau memakai kendaraan pribadi.

Ia melepas sepatu,dan meletakkan nya di rak sepatu yang ada di belakang pintu.
Kediaman nya tidak bisa di bilang sederhana,walau memang minimalis,karena terdapat 2 kamar tidur,2 kamar mandi,dan berbagai furniture,dan alat elektronik lainya,ia tinggal sendiri karena memang keinginan nya, sebenarnya orang tua alana adalah pengusaha kaya,tapi Alana memutuskan untuk tidak tinggal bersama  orangtuanya,karena Alana berfikir itu akan sangat menyebalkan,karena kemana mana iya akan di ikuti orang berbaju hitam bertubuh kekar,berkulit gelap! yah itu 'bodyguard',awalnya orang tua nya tidak mengizinkan,tapi karena Devano mengatakan ia akan menjaga Alana jadi orang tua nya mengizinkan.

Alana langsung naik ke kamarnya yang ada di lantai 2,ia langsung memasuki kamarnya dan berbaring di kasur 'queensize' nya.

Ia kembali membayangkan peristiwa yang terjadi di sekolah tadi,ia sangat frustasi dan memutuskan untuk mandi, mungkin dengan mandi ia akan sedikit baik.

'Skippp time'

Ia telah memakai baju tidur berwana coklat tua,rambutnya tergerai,ia mengambil handphone yang ada di atas meja di samping ranjang lalu kemudian naik ke atas ranjangnya.

Biasanya di jam ini Devano akan mengirimi Line  untuk menanyakan keadaan ataupun hanya sekedar basa-basi,tapi tidak dengan malam ini,tidak ada Line dari Devano sama sekali,yang ada hanya story cht tadi pagi saat Devano mengatakan bahwa ia akan menjemput Alana.

Sesak!itulah yang di rasakan Alana saat ini,semarah itu kh Devano padanya? kenapa Devano jadi seperti ini?
       pertanyaan pertanyaan itu memenuhi otaknya,ia kembali terisak memikirkan hubungannya dengan Devano
Inikah akhir dari persahabatan nya selama ini?kenapa ini harus terjadi padanya?

TBC...
.
.

.
Hai readers!
Maaf yah kalau di cap ini dialog nya sedikit,karena ini memang khusus menceritakan kegalauan si Alana yang lagi patah hati karena di tolak Devano.

Oh iya!di capther 1 kan Devano manggil Alana dengan panggilan Aca!itu dikarenakan namanya kan  Alana Shalsabila jadi....
Salshabilla=Salsha=Aca yah begitulah proses lahirnya nama aca tersebut.

Jangan lupa vote and review nya lopyu all :*hug

always love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang