Seperti biasa, untuk kamu.

171 13 3
                                    

Untukmu;
Kekasih yang bukan kekasihku,
terimakasih atas semua kenangan, yang hanya menjadi angan dan melebur bersama angin angin malam,
terimakasih untuk lara lara yang tak luruh luruh, yang lambat lambat menyekat, merobek lapisan hati yang mulai sekarat.
Ku akui kini, keseharianku hanyalah melupakanmu, walau kau tau, bianglala kenangan selalu berputar memenuhi lingkup pikiranku, melayang bersama jatuhnya hujan di bola mataku yang berakhir sesenggukan, euforia ku kini berubah menjadi elegi yang menyayat hati, walau simpul tipis di pipi selalu menutupi.

Untukmu,
Kekasih yang bukan kekasihku,
tak ada lagi yang lebih manis dari senyummu, kenangan kita, dan hari yg indah saat kita mulai bercerita, mengubah segala halusi menjadi asli walau sekedar basa-basi yg tak berhasil.

Untukmu,
Kekasih yang bukan kekasihku,
selepas kau pergi yang tak kembali,
Kini; aku hanyalah laut yang kehilangan ombaknya, yang diam tak berarti, mengharap semesta mengembalikan keserasian yang mustahil.
Aku adalah rumah yang kehilangan pintu, ketika kau selalu melangkah pergi, meninggalkan insivum dihati.

Untukmu,
Kekasih yang bukan kekasihku,
Kenanglah aku, seperti sebuah rumah yang akan kau pulangi,
Rawatlah aku, seperti kau menyembuhkan lukamu,
Segala penantian selalu jadi saksi bahwa aku masih menunggumu, masih, dan setia.

Aksara RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang