Februariku (tak) mati.

61 7 2
                                    

Selamat datang Februari dan selamat datang bulan kelahiran.
Inginku, Februariku kini bahagia tanpa ada lagi gegana, tapi
Penyambut awal bulanku kini mati,
Seperti sebuah hati yang telah tersakiti kembali dipertemukan kembali.
Iya Abi, kita kembali dipertemukan, dengan segala luka lara yang meluruh menjadi rindu, yang menggerogoti habis segala ruang di hati.

Abi, aku suka gayamu yang sekarang, walaupun sedikit perbedaan dengan tatanan rambutmu yang mulai menggondrong, ditambah dengan senyum khasmu yang mempermanis.
Dan sialnya, aku selalu tak bisa mengalihkan pandanganku dari wajahmu.

Selamat!, untuk diriku sendiri atau  barangkali kau pun juga,
Selamat!, kita telah membunuh dingin bersama malam itu, rekor terbaik dalam sebuah hubungan kita, yang tak pernah terjadi hingga kini makin menjadi-jadi (rinduku).
Selamat!, kau telah mengambil alih kembali perasaan dan pikiranku,
kembali kau tumpah ruah di anganku, walau semua itu terasa getir tapi aku tetap tak gentar.

Sebenarnya Abi.. kau hanyalah sebuah ilusi yang fatamorgana,
Yang tak lengkap apabila bukan untukku,
Yang terasa asing ketika aku-kamu tak menjadi kita,
Karena pada dasarnya kau telah membuatku menjadi ablepsia;
Menjadikan penglihatanku berkurang bahkan hilang, kau membuatku buta, bahwa yang sebenarnya ada adalah tiada, ketika kau merangkak pergi meninggal kenangan yang telah kita susun sedemikian rupa.

Tapi tak apa Abi, aku masih tetap merindukanmu, dengan segala kisah yang tak berkasih ini, yang ku balut, ku dekap dengan sekuat tenaga yang pada akhirnya tetap saja aku yang kalah, yang mengalah, dan salah.

Banjarnegara, 01-02 Februari 2020
Pembuka segala kenangan Februariku.
Chaa.

Aksara RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang