ukiran lengan

29 3 2
                                    

Sayat itu kembali terukir,
Pukul 00:00 seseorang telah menandainya, Perlahan, menggenggam, mengerang,
Teriakan kecil mengiringi, lagu lama mengulang,
Merintih, terbata-bata.

Merengkuh, melabuh,
Bolehkah kita bertukar mimpi?
Akan ku desain didalamnya dengan distopia;
Yang mana tempat khayalanmu akan menjadi sangat buruk dan tidak menyenangkan,
Pada isak yang menjejak, kau akan bertemu dengan orang orang tak bahagia, kemudian berlarilah, maka kau akan bertemu aku pada salah satu orang disana.

Lalu,
Biarkan aku tenggelam sedalam dalamnya,
Melayang setinggi tingginya,
Melukai sedalam-dalamnya,
Menghilang sejauh-jauhnya,
dan Menangis sejadi-jadinya.

Karena aku adalah manusia maha lemah,
ditinggalkan yang meninggalkan, menyepi tanpa diramaikan,
Adalah aku yang mengidap distikifobia; mengaku mempunyai pobia atas kecelakaan--pada hatinya, tapi tak pernah mau untuk berhenti memperhatikannya,

Perang,
Tak ada yang mengalah,
Bergelut hebat,
Otakku mengeruh,
Perasaanku lumpuh,
Tak berdaya,
Makam siap untuk digunakan,
Pada liang yang menganga, telah siap kenanga,
Menabur dan menanda, aku telah gugur,
Akibat bertempur dengan perasaan kufur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aksara RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang