Jam pulang sekolah bunyi. Gue sekarang lagi nunggu jemputan Pak Yanto di depan kelas. Restu nyamperin gue.
"Udah lo bareng gue aja. Kita kan searah." kata Restu.
"Gak deh, gue udah terlanjur nelpon Pak Yanto buat jemput gue. Besok aja gue bareng lo." kata gue.
"Oke. Besok gue jemput lo jam setengah tujuh ya." kata Restu sambil pergi ninggalin gue.
Di tengah lapangan basket gue liat ada sekelompok anak yang lagi baris. Disana juga ada Hanny. Ngapain coba panas-panas malah di tengah lapangan? Pengen item kali tuh anak anak. Mereka lagi baris-berbaris gitu. Ternyata mereka lagi latian buat pelantikan OSIS. HP gue bunyi, ternyata dari Pak Yanto. Dia udah ada di depan sekolah. Gue langsung ke depan dan waktu di pinggir lapangan basket, gue ditabrak sama anak cowok yang kayaknya lagi buru-buru gitu. Gue jatuh, dia berhenti berjalan dan ngehampiri gue.
"Aduh.." kata gue.
"Maaf-maaf. Gue gak sengaja, lagi buru-buru soalnya." kata cowok itu sambil nolongin gue berdiri. Gue ngeliatin cowok itu, gila cakep! Gue bengong ngeliat dia. "Kok diem aja? Sakit ya?" tanya dia.
"Eng.. Eng .. Enggak kok, gak sakit." jawab gue gugup. Gila gue gak bisa ngomong apa-apa di depan dia.
"Sekali lagi maaf ya. Gue Reza." katanya, dia jabat tangan sama gue. Duh gila cakepnya.
"Gue Rana."
"Ya udah Rana, gue pergi dulu ya." kata Reza ninggalin gue. Sumpah cakepnya tingkat dunia. Gue klepek-klepek sama dia. Ya ampun sampe lupa, gue udah di jemput Pak Yanto. Gue langsung cus ke depan dan pulang. Akhirya ..
Sesampainya di rumah, gue langsung ngehampiri nyokap yang lagi baca majalah di ruang tengah. Gue duduk dan bersender di bahu mamah. Gue menghela nafas panjang, nyokap gue nutup majalahnya dan ngelus rambut kepala gue.
"Rana kenapa?" tanya nyokap.
"Bete, Mah." jawab gue.
"Kenapa?"
"Soalnya temen-temen baru Rana pada blagu semua. Gak ada yang baik."
"Masa gak ada yang baik? Mungkin kamu belum tau sifat asli mereka kali." kata Mamah.
"Enggak Mah, sifatnya blagu semua. Rana aja gak suka sama mereka." kata gue.
"Kamu gak boleh gitu. Kamu harus bergaul sama mereka semua, ajak Restu juga. Dia kan pandai bergaul, kamu harus belajar menghadapi keadaan baru. Gak semua hal yang baru itu menyenangkan sayang." jelas Mamah.
"Iya sih, Mah. Tapi kan di sekolah Rana yang dulu gak gini-gini amat, pokoknya Mamah harus sekali-sekali Rana ajak ke sekolah. Biar Mamah tau yang sebenernya." kata gue sambil ninggalin Mamah pergi dan langsung masuk kamar. Sumpah hari ini gue capek banget. Baru pertama sekolah aja udah ngos-ngosan gini. Tanpa babibu lagi gue langsung menuju alam mimpi, tidur tidur dan tidur.
Keeesokan harinya tepat jam setengah tujuh lewat lima menit si Restu udah ada di ruang makan, dia belum sempet sarapan katanya dan ikut sarapan di tempat gue. Selesai makan jam tujuh kurang seperempat, untung aja jarak rumah ke sekolah 10 menit nyampe. Gue berangkat bareng Restu naik mobil pribadinya. Di perjalanan, dia sempet nanya ke gue soal basket.
"Ran, nanti gue ada seleksi basket. Lo pulangnya agak telat gak apa-apa kan?" tanya Restu.
"Nyante aja lagi, asal lo nraktir gue makan." kata gue.
"Yaelah, lo mah sama saudara sendiri perhitungan banget Ran."
"Eh, cuma makan doang apa susahnya sih?" kata gue.
"Oke, makan di kantin ya."
"Enggak mau. Gue mau di restoran nyokap lo." kata gue.
"Ooohhh bisa-bisa. Kalau itu gampang lah, gratis apa aja kalau disana." kata Restu senyum ke gue.
Sesampainya di sekolah, mobil Restu parkir tepat di sebelah mobilnya Biyan. Biyan sama sahabatnya juga baru berangkat. Aduh, pagi-pagi udah ketemu orang gila. Gak asik banget. Restu sama gue turun dari mobil. Biyan ngehampiri kita, dia ngajak ngomong Restu.
"Bro, nanti jangan lupa dateng seleksi ya. Gue jamin lo bakal lolos." kata Biyan.
"Oke bro, gue gak lupa kok." jawab Restu.
Tiba-tiba Reza lewat dihadapan gue persis, ya ampun cakep banget. Gue ngeliatin dia terus, gak kedip malah. Dia ngeliat gue, dia senyum sama gue. Duuhh ngeleleh nih hati gue. Gue balas senyum Reza.
"Wooooyyy !!!" teriak Restu ke gue, gue kaget.
"Apaan sih lo." kata gue.
"Lo tuh yang apaan, kayak orang kesambet tau. Siapa dia?" tanya Restu penasaran. Gue senyum lagi. "Ditanya malah senyum, gak jelas lo." kata Restu.
"Lo suka Reza?" tanya Iqbal.
"Reza??" tanya Restu.
"Iya, dia ketua OSIS disini." sambung Garry.
"Ketua OSIS??" tanya gue kaget.
"Cewek aneh naksir cowok aneh, serasi banget." kata Biyan tiba-tiba.
"Apa lo bilang, cewek aneh?!" kata gue.
"Iya, lo itu cewek aneh." kata Biyan sambil pergi ninggalin tempat parkir. Garry dan Iqbal juga ikut pergi.
"Sumpah ya, Biyan gila tingkat jagat raya!" kata gue. Restu ngetawain gue. "Kenapa lo ketawa?"
"Eh, ati-ati sama omongan lo. Nanti lo jatuh cinta sama dia loh." kata Restu.
"Amit-amit banget!" kata gue sambil ninggalin Restu sendiri. Dia manggil nama gue, tapi gue gak ngerespon. Gue tetep jalan menuju kelas, Restu ngikutin gue dari belakang.
Waktu di depan kelas gue liat Shifa lagi ngerayu Biyan, cuma berdua lagi. Wah pemandangan yang pas banget buat di timpukin botol plastik. Mereka berdua berdiri tepat di pintu kelas. Gue juga denger obrolan mereka.
"Yan, nanti lo yang semangat tanding basketnya ya. Gue pesti nyemangatin lo kok. Just for you my beibh." kata Shifa sok imut. Biyan gak ngersepon, dia malah masuk kelas. Shifa kesal, mukanya merah kayak abis ditonjokin. Gue geli ngeliatnya.
"Ciyee yang abis di cuekin." ledek gue sambil ngedeketin Shifa.
"Diem lo!" kata Shifa dan langsung masuk kelas. Gue ketawa ngeliat dia, norak banget ngerayunya.
Happy reding
Rini❤
KAMU SEDANG MEMBACA
BIYAN [completed]
Подростковая литератураgadis konglomerat? Konglomerat bukan wong melarat! Gadis cantik yang bersekolah di oxford senior high school dan melanjutkan prestasinya di indonesia. Dan berakhir dengan bertemunya dengan lelaki badboy. "Sungguh,dia sama sekali tak masuk dalam daft...