Waktu di kantin gue di ceritain tentang cowok tadi sama Restu. Jadi dia namanya Biyan, anak dari pemilik sekolah ini. Pantesan semua guru dan murid pada takut sama dia. Biyan itu penguasa di sekolah ini, dia sama temen temennya bebas ngapain aja. Dan dia ketua tim basket disini, dia jago basket. Gak ada yang bisa ngalahin Biyan. Kata Restu, Biyan itu sebenernya baik cuma dia salah bergaul aja. Halah sekali gila tetep gila.
"Ran, gue mau ikut tim basket. Gimana menurut lo?"tanya Restu sambil makan bakso.
"Gue gak setuju!" jawab gue.
"Kenapa?"
"Lo tau sendiri kan kelakuan ketuanya? Gila tingkat internasional." kata gue.
"Tapi kan gue suka basket Ran. Gue gak kalah jago sama Biyan kok." kata Restu.
"Maksudnya?" tanya gue.
"Gue dulu juga ketua tim basket di sekolah lama. Dan lo tau, waktu ada pertandingan antar provinsi, tim gue bisa ngalahin timnya Biyan."jelas Restu
"Masa sih?"
"Iya. Tanya aja sana sama orangnya langsung. Makanya dia ngajakin gue masuk tim basket sekolah ini." Kata Restu
"Pantesan dia baik sama lo. Gini aja lo mesti ngalahin Biyan tanding basket, lo harus malu-maluin dia." kata gue.
"Gak ah. Gue disini murni pengen ikut basket, bukan pengen gaya-gayaan doang." Kata Restu.
"Baguuussss... Gue suka lo sekarang, jadi tambah bijak." kata gue.
"Heh, emang dulu gue gak bijak?"
"Enggak. Lo dulu penakut banget, jorok sampe sekarang lagi." Jelas gue.
"Enak aja. Gue itu cowok super tau."
"Iya. Super jorok, super lebay, super gila." kata gue.
"Terserah deh, gue mau makan. Laper tau!" kata Restu sambil ngelanjutin makannya.
Bel masuk berbunyi, gue sama Restu masuk kelas. Dan di bangku gue ada si Biyan, dia lagi ngobrol sama temen-temennya gak jelas itu. Gue ngedeketin mereka.
"Gue mau duduk." kata gue. Biyan gak jawab omongan gue, dia tetep duduk di bangku gue. Temen-temennya ngeliatin gue.
"Yan, ada yang ngajak ngomong lo tuh." kata Iqbal.
Biyan menoleh ke arah gue,"Kenapa?"
"Gue mau duduk." kata gue.
"Yaudah tinggal duduk aja kok repot sih." jawab Biyan cuek.
"Gue udah ngomong sopan ya sama lo." kata gue.
"Untuk hari ini, lo duduk aja sama gue aja." kata Garry ke gue.
Gue narik tangan Biyan dan dia berdiri di hadapan gue persisi. "Lo punya kuping gak sih?" tanya gue.
"Enggak!" kata Biyan dan langsung pergi ke bangkunya.
Gue langsung duduk di bangku gue. Dan di sebelah gue udah ada cewek pake kacamata terus rambutnya di cepol satu. Dia senyum ke gue.
"Hai, gue Hanny. Lo anak baru itu ya." kata dia.
"Gue Ranna. Lo kok duduk disini?" tanya gue.
"Gue kan emang duduk disini. Tadi gue lagi rapat OSIS jadi ijin gak bisa ikut pelajaran Kimia deh." kata Hanny. Gue hanya ngangguk. "Lo kok berani sama Biyan sih? Dia kan penguasa di sekolah ini. Semua orang pada takut sama dia." kata Hanny.
"Buat apa sih takut sama cowok kayak dia. Cowok kayak gitu harusnya gak usah di takutin tau gak."kata gue
"Lo gak takut di keluarin dari sekolah?"
"Sama sekali enggak takut. Gue udah bayar-bayar kok takut. Emang dia segitu jahatnya ya sampe bisa ngeluarin murid segala?" tanya gue
"Banget. Super jahat, jahil, blagu, songong. Pokoknya gak banget deh, Ran. Minggu lalu ada siswa yang dikeluarin gara-gara gak mau nurutin apa kata Biyan. Parah kan?" kata Hanny.
"Kok ada sih orang yang kayak gitu. Di sekolah gue yang dulu gak ada yang namanya bully-bullyan kayak gini deh." kata gue.
"Emang lo pindahan dari mana?" tanya Hanny.
"Dari Oxford Senior High School." kata gue.
Hanny kaget, "Oxford Senior High School???" kata Hany keras banget, sampe satu kelas ngeliatin kita.
Gue bekep mulutnya, "Jangan keras-keras." kata gue. Hanny ngangguk, gue ngelepasin tangan gue.
"Wah lo hebat banget, sekolah disana. Gue juga pengen ngjanjutin kuliah disana." kata Hanny, gue senyum.
Tiba tiba Shifa angkat bicara, "Lo bilang apa tadi Han?"
"Oxford Senior High School." sambung Lala.
"Siapa yang sekolah disana?" tanya Shifa. Hanny ngeliatin gue, gue geleng kepala. "Kok lo gak jawab pertanyaan gue?"
"Soalnya pertanyaan lo gak penting." kata gue.
"Diem lo! Gak ada yang ngajak ngomong lo." kata Putri.
"Gue juga gak ngarep diajak ngomong kalian." kata gue.
"Oh my God, lo emang cewek songong ya. Gak pantes jadi saudaranya bebeb Restu tau gak." kata Agni. Gue kaget, bebeb Restu??? Gila tuh anak.
"Bebeb Restu??" gue ketawa kenceng banget, "Eh, emang kapan lo jadian sama Restu? Manggilnya bebeb lagi. Bebek kali."
Tiba tiba Garry angkat bicara, "Agni, kok lo cepet banget move on sih? Gue kan masih sayang sama lo." Kata Garry memelas. Gue ketawa ngedengerin kata-kata Garry, kocak abis.
"Heh, gue itu udah lama move on dari lo ya!" jawab Agni cuek.
Gue ketawa ngeliat mereka semua, gila sumpah. Hanyy juga ikutan ngetawain mereka. Dan gue gak sengaja liat Biyan, dia lagi ngeliatin ke arah gue. Tatapanya nyeremin banget. Aduh apa jangan-jangan dia beneran mau ngeluarin gue ya? Ketawa gue berhenti, gue balik natap Biyan. Biar dia tau kalau gue sama sekali gak takut sama dia. Orang gila!
Sorry sorry guys,kalo ceritanya
Makin lama makin ngaretttt😄
Hope you like jangan lupa buat ninggalin jejak ya..
Rini❤
KAMU SEDANG MEMBACA
BIYAN [completed]
Novela Juvenilgadis konglomerat? Konglomerat bukan wong melarat! Gadis cantik yang bersekolah di oxford senior high school dan melanjutkan prestasinya di indonesia. Dan berakhir dengan bertemunya dengan lelaki badboy. "Sungguh,dia sama sekali tak masuk dalam daft...