part 17 DI TINGGAL

1.5K 57 2
                                    

Seminggu lebih gue di Cina. Dan hari ini gue pulang ke Jakarta. Kali ini gue dapet medali emas, gue dapet juara umum lagi! Gue seneng banget. Gue ngabarin orang rumah, mereka senengnya bukan main. Gue disambut sama keluarga besar di bandara. Semua ada di bandara. Tante dan Om gue yang di luar Jawa juga datang nyambut gue. Keponakan gue juga ada di bandara. Jadi kayak mau nganter haji deh. Semua ngucapin selamat ke gue. Keluarga besar gue emang udah ada disini, tapi Biyan gak ada. Dia gak tau kalau hari ini gue pulang. Gue sama rombongan pulang ke rumah gue. Rumah gue jadi rame banget.

Malam harinya, Papah ngadain pesta. Katanya itu sebagai rasa syukur karena gue udah menang. Gue seneng banget. Gue ngundang semua temen dan guru gue, semua datang. Shifa juga datang. Gue liat Shifa lagi ngedeketin Kak Radit. Lagi nyari mangsa baru. Reza nyamperin gue.

"Selamat ya Ran, lo emang top banget." Kata Reza.

"Makasih ya." Kata gue.

Tiba-tiba tangan gue di tarik Restu. Dia ngebawa gue di sebelah piano. Restu naik keatas kursi. Kumat nih anak.

"Para tamu undangan yang saya hormati. Gak afdol rasanya kalau yang punya pesta gak nyayi buat kita semua. Sekarang Rannia Tunggul Widjaya mau nyanyiin sebuah lagu buat kita semua." kata Restu. Gue duduk di depan piano milik gue.

"Heh, gue nyanyi apa?" tanya gue dengan suara lirih ke Restu.

"Ya apa kek terserah lo." Kata dia.

Oke, gue nyanyi. Lagu ini spesial buat Biyan. Gue gak tau dia dateng apa enggak ke pesta gue. Gue nyanyi lagu Repvblik yang hanya ingin kau tau. Lagu itu nyentuh banget. Pas banget sama gue. Gue mulai mainin piano, gue mulai nyanyi. Gue nyanyinya plong banget. Hati gue jadi tambah enteng. Seneng gue. Dan gue berhasil ngebawain lagu itu tanpa gue nangis. Semua tepuk tangan.

Orang tua Biyan datang, tapi Biyan gak ikut. Mereka menghampiri gue. Gue lagi makan kue sama Opa.

"Rana, selamat ya. Kamu hebat." kata Papah Biyan ke gue.

"Kok Biya gak ikut?" tanya Opa.

"Biyan nanti nyusul, katanya mau cari sesuatu dulu." Kata Mamah Biyan.

Cari sesuatu?? Paling dia lagi sama Cika. Udah gue tebak.

"Lah itu dia" kata Papah Biyan sambil nunjuk ke arah Biyan.

Dia ke pesta gue bareng Cika. Jadi sesuatu yang dicari Biyan itu si Cika? Biyan sama Cika ngehampiri gue.

"Kok kamu telat sih?" tanya Mamah Biyan ke Biyan.

"Kamu sama siapa?" tanya Papah Biyan.

"Ini Cika, temen lama Biyan." Jawab Biyan.

"Jadi sesuatu yang kamu cari itu dia?" tanya Opa ke Biyan sambil nunjuk ke arah Cika.

Buset, Opa terang-terangan banget ngomongnya. Biyan ngeliat gue, dia gak jawab pertanyaan Opa.

"Opa, Cika itu temen lama Biyan. Mereka udah lama gak ketemu. Wajar aja kan kalau Biyan nyari Cika." Kata gue ke Opa.

"Gak bisa gitu dong. Jangan- jangan Biyan suka lagi sama Cika?" tanya Opa.

Gue sama Biyan kaget. Kenapa Opa ngomong kayak gitu? Apa Opa tau kalau Cika itu mantannya Biyan?

"Enggak mungkin lah opa. Biyan sukanya sama Rana. Biyan sama Cika itu cuma temenan doang." Kata Biyan.

Cika ngeliat Biyan. Kayaknya dia kaget waktu Biyan bilang suka ke gue. Bakal ada perang dunia ke-3 nih. Cika gue liat masih sayang sama Biyan. Keliatan banget dari tatapan matanya ke Biyan. Apa gue mesti mundur?? Gue bingung, gue galau!!

BIYAN [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang