Bab 13

43 3 0
                                    

Minggu,

H-13 ultah rivan.

Pagi ini si dekil sheira udah ada dikamar gue berkat permintaan gue.

"Sebuahhh cintaaa yang semuuuuuuu... Huuuhhhh.. sekarang aku tersadar cinta yang ku tunggu tak kunjunggg datangg, apalah arti aku menunggu bila kamu tak cintaaaaaaaaaaaa lagiiiii..," vannesa hanya bisa melihat sinis sheira yang sedang bernyanyi lagu raisa tersebut. " Btw lu nyindir apa gimana ya shei?," Sheira pun hanya bisa tertawa melihat tingkah sahabatnya tersebut.

"Hahahaha, emang lu merasa beb gue sindir? Baguslah." Sheira pun tertawa tanpa henti, "Ck, apa-apan sih." Vannesa pun melempar batal kearah sheira.

"Masih mending ya gue menunggu cinta yang tak pasti, daripada ngarepin mantan yang udah punya pacar HAHA," ledek vannesa kembali kepada sheira. "Kok lo jahat sih," sheira pun sedih dan vannesa pun dengan bahagianya tertawa.

Dan mereka pun bercanda-canda dengan bahagianya.

"Vann.." tiba-tiba sheira berhenti bercanda, "hum, kenapa?" Angguk vannesa. "Gue kasian van sama lu.." vannesa pun hanya bisa diam.

"Kenapa sih van lo bisa-bisanya setia sama rivan yang bangsat banget ini, padahal lo bisa dapetin cowo yang lebih layak dari dia dan yang pasti sama lu juga, bahkan mereka yang berjuang bukan lu." Tegas sheira.

Vannesa hanya bisa tersenyum tipis," lo sadar gak sih shei? Terkadang kita tuh emang selalu lebih memilih mencintai sosok yang bahkan tidak mencintai kita, dan melepaskan mereka yang sudah pasti. Andai gue bisa memilih shei gue juga bakal milih mereka yang pasti bukan dia yang bener-bener sulit untuk gue gapai." Sheira pun terdiam mendengar perkatann vannesa. "Lo sendiri pun kenapa masih ngarepin mantan lo yang jelas-jelas dulu selingkuhin lo dan sekarang mereka beneran jadian? Sama kan kaya gue itulah cinta kenapa bisa dibilang buta, karena orang yang mempunyai perasaan cinta itu bener2 buta dan gatau caranya menempatkan cinta yang seharusnya dimana."

" Lo bener van, cinta emang gapernah salah yang salah itu dimana kita menaruh perasaan cinta kita, kepada siapa kita mencintai dan kemana cinta kita ini hinggap. " Lanjut sheira.

"Haha, jadi galau-galauan kan kita. Yaudahlah shei toh gaada salahnya berjuang klo nantinya hasilnya ga sesuai gue yakin kok cerita hidup yang tuhan tulis gamungkin pahit terus." Dan mereka berdua pun berpelukan satu sama lain.

Rivan, andai lo tau disini gue bakal tetep berjuang hingga gue tau tentang lo sesungguhnya bagaimana, gue gapeduli kok walau orang berkata ini itu tentang lo yang gue tau sekarang ini hanyalah bagaimana gue dapat berjuang semaksimal mungkin untuk bisa mendapatkan lo, jika nanti suatu kejadian membuat gue untuk menyerah detik itu juga gue akan menyerah.

〰〰〰〰〰〰〰〰

Senin,

H-12 ultah rivan.

"Vannn.. hati hati lo ketahuan." Bisik sheira.

"Iyaaa sttt udah diem."

Hari ini, vannesa mendapatkan banyak foto rivan paling susah paparaziin rivan ketika dikantin karena rame dan vannesa pun diliatin banyak orang.

Tapi, vannesa rela jika ini semua bisa membuat rivan sadar.

Dan 3 minggu lagi UN pun tiba.

Vannesa pun berjalan kearah kelas, sambil membulatkan kalender dihpnya dann brukkkk...

Karena meleng, vannesa pun menabrak seorang laki-laki lalu terjatuh dan dia adalah rivan. Tetapi rivan hanya diam begitu saja tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan tangannya kepada vannesa. Vannesa sedih melihat rivan yang sama sekali tidak peduli dengannya dia pun menahan air mata yang sudah membendung dan mengambil uluran tangan yang sama sekali belum vannesa liat siapakah orang itu dan mereka berdua pun menjauh dari rivan.

Dan air mata yang sudah membendung tidak sanggup lagi vannesa tahan dan terjatuh begitu saja, "cengeng banget sih, jadi cewe jangan lemah lo harus kuat apalagi didepan cowo yang lu suka untung aja lo gak nangis didepan dia." Setelah vannesa liat ternyata cowo itu adalah ramza. Ramza yang memberikan dirinya album.

Vannesa hanya bisa terdiam dan terus menangis dia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh rivan tadi, rivan benar-benar tidak peduli dengan vannesa yang terjatuh begitu saja dihadapannya. Rasanya sangat sakit dan benar-benar sakit.

"Duh, lu kayanya sedih banget sih astaga kaya cowo didunia ini cuma ada satu spesies aja." Tegur ramza kepada vannesa yang masih menangis, " lo tuh k-klo gatau a-apa-apa gausah so-sotoy deh." Balas vannesa dengan sesekan. "Duh klo ngomong tuh berhenti dulu nangisnya gue ga ngerti sama yang lo omongin." Dan ramza meninggalkan vannesa setelah itu.

"gi-gila ya tu orang.. sumpah." omel vannesa sembari menepis air mata yang terus menetes.

vannesa pun berjalan, memikirkan apa yang dilakukan oleh rivan tadi adalah hal yang sangat menyangat tidak pernah vannesa duga sebelumnya. "apakah ini pertanda? pertanda bahwa gue harus sadar bahwa rivan sudah sangat tidak lagi peduli dengan gue?" tanya vannesa terus menerus dalam hatinya.

---------------------------------

sesampainya dirumah, vannesa terus menerus melihat foto rivan yang ia dapatkan hari ini. senyuman, tawa, mata indah rivan selalu membuat vannesa tersenyum dan membuat hati sangat tentram, tetapi perlakuan rivan benar-benar membuat perasaan tersebut seketika hancur menjadi berkeping-keping dan lagi-lagi air mata vannesa pun terjatuh untuk yang kesekian kalinya.

tiba-tiba handphone vannesa pun berdering dan muncullah nama michael, buru-buru vannesa menghapus seluruh air matanya dan menjawab telpon michael dengan semangat.

" hallooo saudara gue yang terdabest ada apa?" jawab vannesa seakan tidak terjadi apa-apa sebelum ia menjawab telpon dari michael.

"ngapa lu semangat amat tumben?" heran michael dengan sikap vannesa.

"gue? gue gapapa kok gue lagi semangat aja emang gaboleh?" sembunyi vannesa dengan berpura-pura terhadap michael.

"yah.. katanya sih orang yang terlalu semangat atau happy justru orang yang sangat sedih."  jelas michael kepada vannesa.

vannesa pun hanya terdiam mendengar kata-kata michael tetapi ia berusaha untuk tidak meneteskan air matanya saat itu juga, "udah aja, lo nelpon gua kenapa?"

"gua denger katanya tadi ada insiden ya dideket kantin?" tanya michael dengan sangat penasaran.

vannesa terdiam saat itu juga.

"kenapa diem?" heran michael terhadap vannesa yang hanya diam saja tanpa berkata apapun.

"hmm-mm insiden apa ya emangnya?" bohong vannesa terhadap michael, walau vannesa tahu michael pasti mengetahui bahwa vannesa sedang berbohong.

"ck.. apaansih yaudahlah bodoamat baru aja gua mau nasehatin tapi lo malah pura-pura bego, terserah intinya apapun itu gua gapeduli yang penting gua udah ngasih tahu yang sebaiknya lo lakukan dan gua tahu lo pasti paham mana yang terbaik buat diri lo sendiri." ucap michael tanpa basa-basi dan langsung menutup telponnya, vannesa hanya terdiam lagi dan lagi dan menaruh handphonenya.

menunggu, menunggu kejaiban akan usaha ia terhadap rivan, dan berdoa semoga yang ia lakukan tidaklah sia-sia hanya itu yang lagi dan lagi hanya vannesa bisa lakukan.





------------------------------------------------------

HELLO GUYS, IM BACK SEKIAN LAMA UDAH GA UPDATE HEHEHE. TADINYA KARENA SIBUK INI DAN ITU BERNIAT UNTUK ENGGA NULIS LAGI BUT I THINK I MUST TO FINISHED WHAT I START SO NOWWW I WILL CONTIINUE TO WRITE AGAIN AND I WILL SEE YOU AGAIN AT MY WATTPAD. SEMOGA SUKA YA UNTUK PART INI DANN AKU BAKAL NEXT UPDATE JIKA NEMBUS LIKE 10 HEHEHE SO BYE GUYS LOPYUPUL 💗💗💗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

False HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang