Cold Pizza and Brandy

2.3K 416 45
                                    

Jeonghan berdiri di dapur apartemennya dengan sebelah tangan memutar-mutar tombol frekuensi siaran radio, mencari acara radio malam kesukaannya melalui radio kayu tua, sementara tangannya yang lain memegang membalas chat di ponsel.

Hari ini dia tidak ada jadwal shift di okotberfest.

Axel, lelaki berdarah polandia-jerman yang merupakan teman satu flat Jeonghan sejak satu setengah tahun yang lalu itu memasuki dapur hanya dengan memakai boxer dan tanpa baju.

"Hani, kamu lihat jeans mahalku tidak?" tanya Axel dalam bahasa Jerman yang kental dengan logat polandia.

"Tidak lihat." sahutnya singkat.

"Aku ingin mengenakan itu untuk kencanku malam ini." gerutunya sambil membuka kulkas yang tidak terlihat ada upaya untuk mencari lagi.

Jeonghan memutar bola matanya, dia sudah hapal kencan yang dimaksud Axel--sebuah pertemuan dengan seseorang dari Tinder. Kencan yang berujung di ranjang dan besok paginya berubah menjadi orang asing satu sama lain.

"Jika cuma ingin seks, lebih baik telanjang saja." ujar Jeonghan acuh.

"Oh my god, Hani!" seru Axel terdengar berlebihan. "Kita berteman sudah lama dan kamu mengatakan aku cuma ingin seks? Astaga, aku mencari perempuan yang benar-benar mencintaiku tahu."

Jeonghan tertawa terbahak-bahak. "Pacari saja Carmen, dia mau menerima lelaki sepertimu kok."

"Aku tidak bermain dengan wanita jalang."

"Kau kan pria jalang juga."

Axel memiting kepala Jeonghan dalam satu kali gerakan dan itu membuat Jeonghan meronta meskipun Axel hanya memitingnya secara bercanda.

"Dasar sialan brengsek brengsek." umpat Jeonghan dalam bahasa korea.

"Aku tahu kau mengumpatku!" seru Axel yang kini malah menghidupkan microwave dan memanaskan pizza kemarin malam.

Jeonghan mendengus sambil memijit-mijit lehernya.

"Tidak jadi kencan?"

Axel mengedikkan bahu, "Aku tidak menemukan jeansku."

"Dickhead." upat Jeonghan dengan lugas. "Kau pergi sana, Seungcheol akan kemari malam ini."

Axel yang sudah memakai celana training yang dia pungut dari lantai menyeringai menatap Jeonghan.

"Seungcheol teman barumu?"

"Yeah, yang kaku itu. Kamu pernah bertemu kan?"

"Melihat sekilas saat kau diantarkan dia kemarin, is he your sugar daddy?"

Jeonghan memutar bola matanya, "Bodoh. Mana mungkin, kita hanya berteman--dan yeah he's sexy and hot."

"Jadi, dia kesini mau ngeseks dengan kamu?"

"Aku memang suka pria, tetapi aku tidak murahan." sungut Jeonghan dan memukul radio tua itu karena tidak kunjung menemukan frekuensi saluran radio keinginanya. "Dan aku bukan tipe three dates to fuck, Axel."

"Aku cuma bertanya, kemarin aku menemukan kondom bekas di tempat sampah. Itu kau, kan?"

Jeonghan langaung menatap Axel dan mendelik kaget. "....Apa?"

Axel tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi bodoh di wajah Jeonghan yang sering terlihat arogan.

"Aku bercanda, Hani. Chill. Jangan terlalu serius." seloroh Axel.

Jeonghan hanya mendengus jengkel sambil menatap layar ponselnya.

Jujur saja dia kaget sekali saat Axel bertanya seperti itu karena tidak mungkin dia dan Seungcheol ngeseks karena dia dan si lelaki berbulu mata lentik itu baru kenal selama tiga hari, dan oh my god mereka selalu bertemu di oktoberfest dan ini pertama kalinya mereka akan bertemu di luar arena festival.

Jeonghan sedikit gugup.

Tetapi, kenapa pula harus gugup?

Seungcheol dan dirinya juga tidak ada hubungan apa pun.

"Dia tidak jadi kesini," ujar Jeonghan acuh melempar ponselnya ke tumpukan baju-baju habis di cuci.

"Begitu?"

"Mau minum?"

"Let's passed out!" seru Axel mengiyakan pertanyaan Jeonghan menuangkan brandy untuk dirinya dan Jeonghan.

Kemudian mereka berdua memakan pizza yang baru dihangatkan tersebut dengan ditemani oleh siaran radio yang akhirnya berhasil Axel temukan (yang menambah kejengkelan Jeonghan hari ini) dan sebotol besar asbach brandy.


one message received

CSC (kor)
Saya minta maaf
membatalkan janji hari ini.
Mister Heiner ingin bertemu
membahas buku yang akan terbit
di korea.
ini penting.
read 6:00 PM

mungkin besok kita bisa bertemu?
read 6:40 PM

Yoon Jeonghan?
read 6:59 PM

Aku harap kau tidak marag
*marah
read 7:15 PM

Aku tidak marah
sent 7:30 PM

Jadi, besok aku bisa
bertemu kamu?
read 7:33 PM

Tidak tahu
Besok aku sibuk
sent 8:09 PM

[✓] From 5317 MilesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang