Kissing The Tipsy

3.1K 445 55
                                    

Hari terakhir oktoberfest adalah neraka yang sebenarnya, Yoon Jeonghan mengakui itu--sejak pukul 8 pagi dia harus sudah hadir di arena acara, mengikuti petunjuk detil tentang jalan acara sampai acara penutupan yang akan menjadi penutupan oktoberfest terbesar dalam 5 tahun terakhir karena Rammstein, band metal fenomenal di Jerman akan tampil menjadi bintang tamu.

"Hani, kau dengar? Tolong awasi awak media secara ketat, aku tidak mau mendengar manajer Rammstein yang bawel itu mengoceh karena artisnya di ikuti oleh paparazi."

Jeonghan hanya mengangukkan kepala mendengar perintah Wilbur Luther--ketua koordinator liaison officer oktoberfest.

"tolong awasi awak media secara ketat, yeah di kira kamu tuhan kali ya bisa mengawasi ratusan media. Aku benci dia." sahut Wendy yang menyodorkan segelas limun segar kepadanya saat mereka sedang berjalan-jalan mengelilingi arena sebelum ramai.

Jeonghan tertawa pelan, "Wen, kamu hampir membenci semua orang oke?"

"Aku sedang membela kamu lho!"

"Danke,"

"Kamu jadi menggantikan Carmen?"

"Iya begitulah, aku harus menemui tamu dari Korea dan kau tahu kan Carmen itu rasis dengan orang Asia." ujarnya dengan acuh.

Mereka terus berbicang sampai Wilbur menghampiri dan mengomeli karena awak media sudah mulai berdatangan dengan pengunjung yang juga berdatangan ke arena. Dengan menggerutu dalam bahasa korea, Wendy berjalan menjauhi Wilbur dan menarik Jeonghan ke arah awak media meskipun jobdesk mereka berbeda.

Seperti dugaan Wilbur, Jeonghan menemui banyak sekali paparazzi yang sudah dia hapal karena sering melihat mereka saat sedang menguntit artis di acara yang kebetulan dia pernah ikut berpartisipasi sebagai panitia.

Jadi, saat kemarin malam ia mengatakan ke Seungcheol kalau hari ini dia sibuk dan tidak bisa ditemui bukanlah sebuah alasan
, karena pada kenyataannya dia memang sibuk.

Seperti hari-hari sebelumnya, Jeonghan melewatkan makan siang dan makan malam hanya untuk mengurusi pekerjaan dia yang tidak ada habisnya sampai Wendy menariknya ke arah Wilbur dan memarahi si Jerman bermata hijau tersebut karena mempekerjakan Jeonghan seperti babu.

"Dia melewatkan makan siang dan makan malam, Wilbur!"

"Yeah? Salah dia sendiri, kau memilih ini kan, Hani?"

Melihat dirinya merasa di pojokkan dan dia membenci situasi ini, akhirnya ia menjawab dengan cepat.

"Aku akan makan setelah mengurusi tamu Carmen, dan aku sudah makan cemilan tadi bersama wartawan russia. Oh Wilbur sayang, kau harus perhatian dengan staffmu, oke?"

Setelah mengucapkan itu Jeonghan langsung berjalan pergi meninggalkan Wilbur dan Wendy yang terlihat masih ingin memperdebatkan dirinya.

Terserah merekalah.

Belum sempat dia menjatuhkan bokongnya di salah satu kursi di tenda panitia, Carmen mendatanginya dengan dada membusung seperti ingin memamerkan hasil operasi implannya.

"Hani, tamu yang harus kau temui sudah hadir dia sedang berbicara dengan wartawan perancis yang cerewet itu, kau tahu kan?"

Jeonghan merengut menatap perempuan di depannya ini. "Siapa namanya?"

"Aku tidak ingat--sulit mengingat nama orang-orang kalian."

"Hey!"

"Bukan salahku, salah kalian mempunyai bahasa dan nama rumit, permisi aku masih sibuk." ujar Carmen dengan congak dan berjalan meninggalkan Jeonghan yang terlihat geram di tempat.

[✓] From 5317 MilesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang