Won't You Say It

2.1K 367 44
                                    

Akhirnya setelah memberikan banyak janji dan bujukan, Joshua Hong menerima ajakan Choi Seungcheol untuk menemaninya pergi dalam perjalanan bisnis ke Jerman. Joshua sebenarnya tidak ingin menerima ajakan Seungcheol karena pekerjaannya di Korea pun masih banyak yang belum selesai, namun ia tidak tahan selalu mendengarkan ocehan dan keluhan teman yang sekarang menjadi atasannya di kantor.

Di perjalanan bisnis kali ini, mereka akan hadir di Literaturfest München yang pernah ia datangi beberapa tahun yang lalu--jika dulu dia datang untuk bertemu dengan penulis, kali ini ia datang sebagai bintang tamu untuk mini talkshow editor buku. Joshua hanya berharap tidak akan ada drama yang harus ia saksikan, mengingat lokasi acara tersebut di negara dan kota tempat mantan pacar Choi Seungcheol tinggal.

"I swear to god Choi Seungcheol." Joshua berdesis di bawah napasnya yang membentuk uap yang diakibatkan cuaca dingin.

"Apa lagi salahku?"

Joshua menoleh dan memberikan tatapan kesal ke arah Choi Seungcheol. "Sekali lagi aku mendengarkan kamu menarik napas panjang dan tidak fokus dengan pekerjaan, aku akan pulang kembali ke Korea."

"Josh, seriously?"

"I am." Joshua memukul kasar lengan lelaki tersebut. "Bisa kita berdiskusi mengenai penulis asuhanku sebentar saja? Aku sedang ada masalah dengan dia, please focus!"

"Maaf," gumam Seungcheol, merasa bersalah. "Aku sedang banyak pikiran, Josh. Kamu tahu kan dua penulis andalan kita ingin keluar karena tidak cocok dengan editor mereka."

"And mine will be third if you not focus."  Joshua membanting draft cerita yang sedang ia pegang ke meja, dan menyeruput cokelat hangat ia pesan di cafe tempat mereka berada sekarang. Sebuah cafe di depan hotel mereka menginap.

"Maaf." Seungcheol berujar kembali lalu mencoba fokus ke lembaran kertas yang terpampang jelas di depannya.

Hari pertama kedatangan di Jerman disambut oleh sebuah telepon dari asisten editor yang mengatakan bahwa ada urgent situation di kantor, mengenai 2 penulis andalan yang bersamaan ingin mengundurkan diri atau editor mereka diganti. Seungcheol yang baru tiba tidak dapat berbuat banyak selain memberikan instruksi yang dapat ia pikirkan dalam waktu singkat dan mengatakan bahwa perjalanan ke Jerman akan ia pangkas dari 7 hari menjadi 3 hari.

Joshua memahami Seungcheol harus menangani banyak masalah, tetapi ia juga memiliki masalah yang sama dengan yang dihadapi oleh dua editor lainnya. Ia memang pernah mendengar dari salah satu penulis bahwa beberapa penulis di bawah naungan perusahaan penerbitan mereka mengalami ketidakpuasan dan akan pindah ke penerbit pendatang baru yang selalu digadang sebagai saingan mereka.

Ketika mereka sedang membahas masalah yang disinyalir sebagai root cause, seorang perempuan dengan rambut panjang bergelombang berwarna hitam berhenti tepat di samping meja mereka. "Choi Seungcheol?"

Seungcheol yang sejak tadi menunduk menatap lembaran kertas di meja langsung mengangkat wajah, diikuti oleh Joshua yang juga menatap perempuan tersebut dan melirik Seungcheol yang terlihat dalam kebingungan.

"Yeah?"

"Choi Seungcheol, do you remember me? I'm Jeonghan's bestfriend, Wendy Shon." perempuan dengan mantel panjang quilted berwarna kulit itu mengulurkan tangan.

Seungcheol membalas uluran tangan tersebut dan memberikan senyuman kecil karena mendengar nama yang telah tidak terlintas di pikirannya sejak 3 bulan terakhir.

"Oh, Wendy. How's life, good?"

"Ja, sehr gut." Wendy membalas dengan bahasa Jerman yang singkat dan melirik ke arah Joshua dari sudut matanya, ingin bertanya sesuatu tetapi ia mengurungkan niatnya. "You?"

[✓] From 5317 MilesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang