Part 18

5.4K 418 20
                                    






Beberapa bulan yang mereka tunggu untuk ke lahiran sang pengeran kecil Oh harus sirna dengan kabar keguguran hayoung, orang tua hayoung begitu sedih dengan akan calon cucu mereka yang tidak akan perna hadir.

Hayoung terus menangis setelah mendengar mendapat berita itu,  ia selalu  menyalah kan dirinya,  andai ia mau menunggu pasti ia tidak akan kehilangan calon bayi nya,  hayoung juga merasa mengecewakan sehun yang tidak bisa menjaga diri tapi sehun selalu bilang itu bukan salah nya.

Sudah dua hari hayoung di rawat,  ia masih sering melamun dan menangis,  sekali-kali ia akan memegang mengusap perut nya,  dan air mata nya akan jatuh karna memikir kan kepergian calon bayi mereka.

Selama hayoung sakit,  sehun berada di rumah sakit menemani hayoung,  pekerjaan nya ia bawa ke rumah sakit,  karna sehun tidak bisa meninggal kan hayoung begitu saja. Walaupun kadang ada ibu hayoung yang datang tapi sehun tidak tenang meninggal kan istri kecil nya.

Pelaku yang mendorong hayoung masih belum di temukan,  seokjin yang bertugas untuk melakukan itu, sehun ingin sekali secepat mungkin pelaku yang membuat calon bayi mereka meninggal di temukan,  tapi itu semua tidak akan mudah .

Waktu menunjukkan pukul sepuluh siang,  hayoung di jaga oleh ibu nya,  karna sehun ada kepentingan di kantor,  hayoung memperhatikan jendela yang menampakkan pemadangan luar,  ia mengingat lagi bagaimana hari-hari nya saat masih hamil.

Sehun yang sangat perhatian pada nya, mengabulkan apa pun permintaan nya dan pembicaraan tentang masa depan bersama bayi mereka,  tapi semua itu hanya angan-angan yang tidak akan terjadi dalam waktu dekat,  karna mereka telah kehilangan bayi mereka.

Ceklek......

Pintu rawat hayoung terbuka,  sehun lah yang datang,  ibu hayoung yang sejak tadi duduk di sofa dalam ruangan itu tersenyum pada menantu nya.

" maaf eomma aku terlambat "

" tidak apa sehun. Apa pekerjaan mu telah selesai? "

" ahh aku membawa sebagian nya ke rumah sakit. Aku hawatir pada hayoung "

Ibu hayoung tersenyum,  ia bisa melihat bagaimana sehun mencintai putri sulung nya dengan tulus. Dan ia bersyukur hayoung mendapat kan pria yang tepat yang menjadi suami nya.

" hayoung hanya makan sedikit tadi, mungkin kau bisa membujuk nya "

" nee eomma. Eomma bisa istirahat aku akan menjaga hayoung "

" humm... Eomma akan pulang. Dan menyuruh pekerja rumah membawakan makanan ke sini nanti "

" nee eomma.... Gomawo "

Ibu hayoung keluar dari kamar rawat hayoung,  sehun mendekat pada ranjang hayoung,  hayoung sama sekali tidak bergeming dari lamunan nya dengan ke datangan sehun ,ia masih betah menghadap jendela memandangi kota luar.

Sehun membalik kan badan hayoung .ia tersenyum pada hayoung, memberikan kecupan pada kening hayoung
" kau pasti ke sepian? "

" oppa "

" humm... Kau butuh sesuatu? "

Hayoung menggelengkan kepalanya,  Ia langsung memeluk sehun menumpahkan tangisan nya,  sehun mengeratkan pelukan nya,  ia juga ingin menangis tapi itu akan hanya membuat hayoung merasa bersalah dengan kesedihan nya.

" menangis lah.... Pasti sejak tadi kau menahan nya karna ada eomma "

Sehun mengusap punggung hayoung seolah itu memberikan ketenangan padanya. Lama hayoung menangis ia telah berhenti, melepas kan pelukan nya, wajah nya sebab dan mata nya memerah.

My Little Wife (sehun hayoung) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang