Part 9

168 21 6
                                    

Jangan lupa votenya dulu~~
Lagu utk menemani waktu baca kalian ,,
Faded - Alan Walker

Happy Reading guys~~
_______________________

Sohyun merasa aneh pagi ini. Tiba-tiba saja ketika bangun pagi, ia merasakan kekosongan aneh yang entah bagaimana bisa ia rasakan. Biasanya pagi-pagi begini ia akan mendapati Jae Ha yang tengah menyanyi-nyanyi sambil membuat sarapan untuk mereka berdua, atau ketika laki-laki itu bertindak aneh dengan menaikkan kakinya bersandar di dinding. Tapi anehnya pagi ini, apartemen laki-laki itu tampak sepi.

Sohyun yang penasaran bahkan sudah mencoba untuk mencari keberadaan laki-laki itu disekitar apartemennya ini, menggedor-gedor pintu kamarnya dan tak dapat respon apapun. Bahkan nekatnya Sohyun pergi keluar hanya dengan pakaian tidurnya yang tipis tanpa jaket ditengah cuaca dingin seperti sekarang. Perasaannya yang kalut membuatnya tak merasakan dingin sama sekali.

Namun apalah daya, laki-laki itu memang sedang tidak ada diapartemen. Fakta bahwa kini jam baru menunjuk pukul 7 pagi hari dimana tidak biasanya laki-laki itu pergi jam segini, dan tingkat kemalasan laki-laki itu untuk bangun pagi, membuat Sohyun makin penasaran dan anehnya diam-diam juga merasa khawatir. Gadis bermata besar itu mencoba untuk menghubungi Jae Ha tapi hasilnya nihil, ponsel laki-laki itu tidak aktif yang semakin menambah kecurigaan Sohyun sebab tak biasanya ponsel laki-laki itu dalam keadaan mati.

Kemana sih perginya pria itu? Sudah tahu akan ada kelas jam 9 pagi nanti.. astagaa..

Tanpa ia sadari, Sohyun mulai mondar-mandir dan meremas ujung bajunya erat, kebiasannya ketika merasa gugup. Oh ayolah Sohyun, Jae Ha itu bukan anak kecil lagi, untuk apa kau memedulikan dia? Untuk apa juga kau mencemaskan orang macam dia? Hah?

Daripada berpikir hal-hal yang tidak jelas, Sohyun memutuskan untuk pergi mandi dan bersiap pergi ke Sekolah. Untuk apa ia merepotkan dirinya sendiri untuk mencemaskan laki-laki kekanak-kanakan seperti Jae Ha? Benar-benar buang waktu!

Selesai mandi dan berganti pakaian, Sohyun menatap dirinya di cermin sambil mengoleskan lipgloss pink dibibir mungilnya bersamaan dengan terdengarnya suara pintu terbuka. See,, laki-laki itu pulang sendiri, membuang-buang saja waktu mengkhawatirkannya..

Sohyun memutuskan untuk turun kebawah, mengenyahkan pikiran buruknya, aku turun bukan karena mencemaskan Jae Ha, tapi karena.. karena.. lapar.. ya karena lapar. Iya pasti karena lapar..

Sohyun berusaha tersenyum, benar-benar berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa alasannya turun kebawah bahkan tanpa peduli dengan penampilannya lagi karena dirinya lapar, bukan karena mencemaskan pria itu sama sekali.

"Ehem.." Sohyun pura-pura berdehem. Jae Ha yang tengah memegang sesuatu langsung meletakkannya kembali ke laci kemudian berbalik menghadap Sohyun.

"Kau mau kemana? Oh Sekolah?" Jae Ha tersenyum memperlihatkan barisan giginya yang putih rapi.

"Tidak aku mau ke pasar, ya ke sekolah dong, tidak lihat aku pakai seragam?" Bentak Sohyun galak yang dibalas cengiran khas Jae Ha.

Jae Ha menatap Sohyun, "katakan aku izin hari ini pada saem ya"

"Izin kenapa?"

"Izin bolos, sedang tidak berselera ke Sekolah"

Sohyun memutar bola matanya mendengar omongan Jae Ha, "tidak selera makan saja kau tetap makan, tapi kenapa berbeda tentang Sekolah?"

"Katakan saja begitu. Sudah ya aku masuk kamar dulu"

"Tadi darimana?" Sohyun benar-benar tidak tahan untuk tidak bertanya dan langsung disesali olehnya begitu melihat cengiran khas Jae Ha yang tandanya bahwa pria sebentar lagi akan menggodanya.

Dan benar saja, "kau mencari-cari aku ya? menungguku juga ya? Wahh baru kali ini ada yang menunggu kepulanganku"

Sohyun memutar bola matanya untuk kesekian kali, menghadapi tingkat kepedean laki-laki ini yang makin meningkat kadarnya tiap harinya. Lebih baik tidak usah diladeni, atau pedenya nanti akan menjadi-jadi, "tidak tuh, aku malah senang kau tidak ada di apartemen, rasanya betah sekali, apartemen ini jadi tenang tau weee" Sohyun memeletkan lidahnya mengejek Jae Ha yang hanya dibalas kekehan dari pria itu, tidak biasanya.

Sohyun tahu ada yang aneh dari pria ini, caranya membalas omongan Sohyun terasa berbeda. Ia tidak terlalu menggodanya. Seorang Jae Ha tidak akan menyerah dalam menggodanya tapi kali ini pria itu hanya memberikan senyumnya yang palsu. Sohyun tau. Ada apa ini?

Sohyun menggeleng, nanti kalau aku tanya, dia kira aku peduli.. nggak mau ahh.. "dengar ya aku gak peduli kamu mau kemana, pokoknya apartemen jadi kayak surga pas kamu lagi ngga ada.."

"Ya udah, hati-hati dijalan ya.. aku masuk kamar dulu" laki-laki itu mengalah terlalu mudah, "sangat bukan Jae Ha sekali"

Jae Ha masuk ke kamarnya dan tidak membuka pintu itu selama satu jam kemudian. Entah kenapa Sohyun khawatir, cemas dan kalut. Ekspresi wajah pria itu berbeda. Tidak ada sinar kejahilan dimatanya seperti biasa, tidak ada kerlingan nakalnya yang biasa. Semua terasa berbeda dan Sohyun tau sesuatu telah terjadi. Tapi jika ia menggedor pintu laki-laki itu untuk menanyakan keadaannya, nanti tingkat pedenya bisa naik. Huh!

Oh ya, buku pelajaranku ketinggalan disana, astaga hampir lupa.. kemarin pria itu kan salah mengambil bukuku dikira bukunya karena sampulnya sama, lupa aku minta, lebih baik aku minta sekarang saja.. benar..

Tok tok..

"Jae Ha.. buka pintunya, buku pelajaranku ketinggalan jadi aku mau mengambilnya.. Jae Ha buka pin.." Kata-kata sohyun terhenti ketika pintu kamar pria itu terbuka secara perlahan. "Kau belum berangkat?" Suaranya lemah seperti bisikan. Wajahnya menampakkan ekspresi kaget, "kukira kau sudah berangkat, ini kan sudah jam 9, kau bisa terlambat"

"Aku tidak peduli.. aku hanya ingin buku pelajaranku.."

"Astaga maaf aku lupa.. buku kita tertukar lagi yaa.. sorry heheehe, diantara kita harus ada yang ganti buku, biar sampulnya beda" senyum yang dipaksakan. Kentara sekali, pikir sohyun.

"Aduhhh kepalaku.."

"Kenapa?"

"Itu.. aku.. bukumu.. aahh.." Sohyun kaget bukan main ketika tubuh Jae Ha melemah dan jatuh kedepannya, dengan sigap Sohyun langsung memeluk tubuh pria tinggi itu, sambil memanggil-manggil namanya dengan kalut.

"Jae ha, bangun! Kau kenapa?! JAE HA!"

***

Haihai sorry yaa lama ga nulis hehe..sibuk bgt dg urusan perkuliahan, smoga kalian suka dan gg bosen dg ceritaku ini .. jangan lupa vote dan commentnya ya

My Enemy Is My Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang