Part 32

102 10 0
                                    

Holaa I'm back.. jangan lupa Vote dan comment nya dulu

Lagu utk menemani
SHINee_Life

Happy Reading~~
___________________

5 bulan kemudian...

Sohyun menuruni anak tangga dirumahnya, ia menatap Appa dan Eommanya yang tengah membuat sarapan. Sohyun menatap keluarganya bahagia, Appa dan Eommanya sudah berubah. Mereka kini jauh lebih ramah dan jauh lebih peduli pada Sohyun. Masih segar diingatan Sohyun, bagaimana mereka bertiga menangis diruang rawatnya dulu. Mereka berpelukan dan berjanji saling menjaga. Matanya kembali berkaca-kaca ketika mengingatnya.
"Ohh Sohyun-ah kemarilah.. Appa yang membuat roti panggang ini, ayo kemari dan cobalah" melihat roti panggang itu lagi-lagi mengingatkan Sohyun pada Jae Ha. Ia tersenyum lemah.

"Sohyun-ah apa rencanamu hari ini?" Tanya Appa nya memecah kesunyian. Membuat Sohyun kembali ke dunia nyata.

"Hari ini hari kelulusanku Appa.."

"Iya.. appa dan eomma pasti akan datang.." Eomma Sohyun mengelus rambut putri semata wayangnya itu.

"Entahlah Eomma.. aku tak ingin pergi..." Appa Sohyun menatap putrinya iba

"Kami tahu kau masih bersedih.. tapi kau harus menjalankan hidupmu.. Jae Ha tidak akan mau melihatmu hidup seperti ini, percayalah.. kau harus menikmati hidupmu.."

Sohyun berusaha tersenyum menanggapi perkataan Appanya. Tapi tetap saja hatinya terasa sakit. Ada yang kurang dalam hidupnya. Ia sangat merindukan Jae Ha.

***
Sesusai janjinya, sepulang dari acara kelulusannya di Sekolah, Sohyun datang ke rumah sakit. 5 bulan bolak balik datang kemari membuatnya dikenali oleh hampir seluruh penghuni rumah sakit ini.

"Anyonghaseyo perawat Hae So.. bagaimana kabar anda hari ini?" Tanya Sohyun.

"Ne aku baik Sohyun-ssi.. bagaimana kabarmu? Jae Ha pasti sangat senang jika tahu pacarnya menjenguknya setiap hari" Sohyun hanya tersenyum mendengarnya.

Akhirnya tibalah ia di ruang rawat 202.

Sohyun membuka pintu rawat Jae Ha secara perlahan. Ia kembali melihat keadaan Jae Ha yang terbaring lemah di ranjang. Ini benar-benar menyakitkan untuknya. Sohyun meletakkan beberapa foto mereka berdua, bunga segar dan ponselnya diatas meja.

"Jae Ha.. apa kau tak bosan tidur selama 5 bulan ini? Aku merindukanmu.. aku kangen denger omelan kamu, denger tawa kamu, kangen lihat tingkah konyol kamu, kangen sifat kekanak-kanakan kamu, kangen pokoknya aku kangen semuanya yang ada dalam diri kamu.." perlahan air mata Sohyun mulai mengalir. Ia mengelus rambut Jae Ha pelan.

"Kamu tahu hari ini hari kelulusan aku.. harusnya kita bisa lulus bareng..bisa kuliah bareng.. maaf gara-gara aku, kamu jadi kayak gini" tangis gadis itu semakin lama semakin keras. "Aku lupa kalau kamu selalu bilang kamu gak suka lihat aku nangis, tapi kenapa sekarang kamu yang jadi alasan aku buat nangis Jae Ha?"

Sohyun menunduk dan menenggelamkan wajahnya didekat tangan Jae Ha, "oh ya aku ingin menceritakan tentang orang tuaku lagi, semoga kau tak bosan ya.." Sohyun berusaha tersenyum walaupun sangat sulit. Ia hanya bisa tersenyum sedih. Kembali ia genggam tangan Jae Ha yang lemah, menciumi tangan itu dengan lembut, "aku akhirnya dapatkan kasih sayang orang tuaku sepenuhnya Jae Ha.. kau yang membuat semua ini terwujud.. selama masa-masa paling buruk, terima kasih sudah mengulurkan tangan kamu lebih dulu ke aku.." Sohyun menghapus air mata yang mengalir disudut matanya dengan cepat, "iya aku nggak nangis kok, aku tahu kamu nggak suka kalau aku nangis kan" bisiknya.

"... makanya kamu harus bangun.. kamu harus kembali.. aku mau kamu sekarang bangun!! Aku kangen kamu.. please.. bangun.. demi aku Jae Ha.."

Pria itu masih saja tidak membuka matanya dan Sohyun hanya bisa menangis lagi. Ia ingin berteriak bahwa dunia tak adil, ia tak memiliki kasih sayang kedua orang tuanya dulu tapi ia memiliki Jae Ha.. lalu sekarang yang dia punya sebaliknya.. apa ia terlalu serakah? Ahh Sohyun tak peduli. Izinkan sekali saja dalam hidupnya ia ingin meminta lebih. Ia ingin Jae Ha bangun dan kembali ke sisinya. Tidak bisakah?

My Enemy Is My Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang