Part 26

116 14 0
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya.. maaf baru sempat update.. yuk yang kangen merapat yuk:)

Happy Reading~~
_________________

Sohyun pergi ke alamat yang diberikan oleh Jemin. Ia sebenarnya merasa ketakutan tapi ia tidak punya pilihan lain. Yang bisa dilakukannya sekarang adalah menyerahkan cctv bukti kejahatan pria itu demi menyelamatkan Jae Ha. Gudang tempat Jemin ingin bertemu sekarang sebenarnya sudah sangat menakutkan, tapi memikirkan fakta bahwa Jae Ha dalam bahaya membuatnya dengan berani kembali melangkah.

Seorang pria berpakaian serba hitam menatapnya sinis, "dimana Jae Ha?" Tanyanya dengan nada suara bergetar. Sungguh sulit rasanya menyembunyikan rasa takut dalam suaranya. Tapi Sohyun berusaha tegar. Ia tidak boleh terlihat lemah apalagi ketakutan.

"Ikut! Ayo cepat ikut" pria itu mendorong punggung Sohyun membuatnya bergerak maju lebih masuk kedalam.
Disana seorang pria tengah berdiri membelakangi mereka, dan dikursi sebelah pria itu, Jae Ha duduk dengan mata tertutup serta tangan dan kakinya dalam keadaan terikat.

"Bebaskan Jae Ha sekarang, aku sudah mengikuti permintaanmu dan datang kemari"

"Serahkan dulu buktinya baru setelah itu aku akan mempertimbangkan permintaanmu" sahut Jemin enteng.

"Sohyun, kaukah itu? Harusnya kau tidak kemari! Sial, dia mempermainkanmu" Jae Ha berteriak histeris berusaha melepaskan ikatan ditangannya.

"Jae Ha ... " Sohyun berkata lirih. Ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

Tiba-tiba Jemin merampas bukti rekaman cctv yang ada ditangannya. Ia benar-benar merasa terkejut. Jemin kemudian mendorong tubuhnya dengan keras membuatnya jatuh terjerembap ke lantai yang keras.

"Tolong... tolong.." sohyun berusaha berteriak dengan keras

"Berteriaklah semampumu, tidak akan ada yang bisa menyelamatkanmu nona manis" kekeh Jemin. Ia tertawa terbahak-bahak.

Dengan satu tangan, ia melepaskan kain yang menutupi mata Jae Ha, "sekarang aku ingin kau menyaksikan suatu tontonan yang sangat menyenangkan" Jemin tergelak dalam tawa kemudian dengan keras merenggut dan menarik rambut Sohyun membuat gadis itu berteriak kesakitan.

"Hyung.. hyung kumohon lepaskan dia.. hyung.." Jae Ha berusaha melepaskan ikatan ditangannya dan sambil menangis memohon pada hyungnya. "Katakan padaku apa yang kau inginkan tapi bebaskan dia"

"Hanya sampai disini keberanianmu Jae Ha, tapi kemarin kau berani mengancamku.. tapi apa yang sekarang kau lakukan?" Jemin melirik Jae Ha sinis.

"Hyung.. lepaskan Sohyun.. dia tidak bersalah. Dia tidak ada sangkut pautnya dengan kita.." Jae Ha sudah tidak tahan lagi melihat gadis yang disukainya menderita lebih lama lagi.

"Baiklah ayo kemari, seret badanmu dan berlutut didepanku, mohon untuk nyawa orang yang kau cintai ini, aku bisa merenggutnya darimu jika aku mau" Jae Ha mengikuti apa yang dikatakan Jemin, ia menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan dengan setengah menyeret tubuhnya pergi menuju kearah dimana Jemin tengah berdiri sambil menario rambut Sohyun.

"Tidak Jae Ha, jangan lakukan! Aku mohon jangan.. aku yang bodoh karena masuk dalam perangkapnya.. aku mohon.."

"Kenapa kau melakukan ini Sohyun?"

"Karena aku mencintaimu, aku juga tahu bahwa kau juga menyukaiku, maafkan aku, karena benar-benar kalut, aku tidak bisa berpikir dengan jernih, aku mengkhawatirkanmu.. maaf" Sohyun menangisi segalanya. Harusnya ia bisa bertindak jauh lebih cerdik.

"Bebaskan dia, kau boleh membunuhku hyung.. tapi bebaskan dia.."

"Apa? Astaga.. kalian ini benar-benar.. aku terharu melihat kalian.." tawa Jemin bergemuruh di gudang sepi itu.

DOR!!
Jae Ha terkejut, ia kaget melihat dua orang bodyguard Jemin jatuh ke lantai begitupula dengan Jemin.

"Ayo cepat selamatkan mereka, amankan korban terlebih dahulu" suara orang-orang bersahutan mulai terdengar.

"Sohyun, kau baik-baik saja?"

"Jongsuk Oppa.." sohyun langsung memeluk Jongsuk dan menangis disana, "aku tahu adikku akan berbuat ceroboh seperti ini... untung aku mengikutimu selama ini" Jong Suk tersenyum menenangkan kearah Sohyun.

"Suzy, tolong bawa Sohyun keluar" Suzy menagngguk patuh dan menuntun Sohyun keluar.

"Kau.. bagaimana bisa kau diculik seperti ini? Hampir saja kau membahayakan hidup adikku Sohyun"

"Mianhae Hyung.. aku tidak tahu dia akan selicik ini dan tahu rencanaku, bahkan tahu bahwa aku sudah punya bukti kejahatannya.. terima kasih hyung.. kau datang tepat waktu dan sudah menyelamatkanku dan Sohyun"

"Sudahlah, ayo bangun, kita perlu pergi ke rumah sakit" Jong Suk tergelak dalam tawa. "Kau pikir aku selemah itu? Aku baik-baik saja hyung" tak terima tentunya. Jae Ha tersenyum kemudian memeluk Jong Suk dengaj erat. "Kau harus tahu bahwa adikku memang bisa bertindak seceroboh itu, kau harusnya senang, itu tandanya dia sangat mencintaimu" goda Jong Suk.

"Kau benar hyung, jika aku dalam posisinya pun, aku pasti akan melakukan hal yang sama, aku tidak akan bisa berpikir jernih ketika tahu orang yang kucintai dalam bahaya" Jae Ha menatap kearah Sohyun yang tengah dipakaikan selimut dan dituntun kedalam ambulance.

"Ayo pergi, hyungmu ditembak dikakinya, dia akan baik-baik saja, aku tahu kau juga khawatir padanya, hatimu memang sebaik itu" Jong Suk mengikuti pandangan Jae Ha yang menatap hyungnya dibawa kedalam ambulance.

"Ayo.." mereka kemudian naik kedalam ambulance yang sama dengan Sohyun, meninggalkan kenangan buruk jauh dibelakang"

***

Jangan lupa vote dan commentnya baik itu buat cerita ini dan ceritaku yang lainnya.. makasiii

My Enemy Is My Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang