2

178 34 11
                                    

"Lel, ajarin trigonometri dong."

"Yang mana lay?" Tanya Aurell ke temannya yang bernama asli Alya itu.

"Yang cara nyari sudut berelasi tanpa kalkulator."

"Lu bikin dulu tanda tambah yang gede kayak arah mata angin gitu. Kan ada 4 wilayah gitu kan jadinya? Ini kwadran 1 di kanan atas, kwadran 2 di kiri atas, kwadran 3 di kiri bawah, sama kwadran 4 di kanan bawah. Kalo di kwadran 1 ini, semua sin-cos-tan sama temennya kayak cosec-sec-cot ituㅡ"

"Aurell! Dicariin kakak kelas!" Suara ketua kelas Aurell, yaitu Guanlin, menghentikan aktivitas menjelaskan trigonometri ke temannya itu.

Sabar rel, untung ketua kelas. Kalo bukan udah diapain. Bisa kali gak pake teriak segala?, batin Aurell yang agak kesal dengan Guanlin.

"Bentar ya lay."

"Santuy~"

Baru mau keluar, Guanlin membisikkan sesuatu ke Aurell. "Eh bege, lu punya urusan paan njir ama kak Donghan?"

"Gua sendiri juga gak tau."

"Semoga selamat yak." Guanlin tersenyum puas.

"Sialan."

Aurell pun berjalan keluar kelas dan menemukan sesosok tiang listrik/ga/ㅡ sesosok orang yang menyerupai Donghanㅡ itu emang Donghan woe, yang sedang menyenderkan badannya ke tembok.

"Ada apa kak?"

"Mau liat muka kamu." Donghan senyum ke arah Aurell.

AMBYAR GUE -author

"Sehat kak? Masih waras? Ke UKS ya?"

"Sehat kok. Emang niat saya dateng ke sini cuma mau liat muka kamu dek."

"DONGHAAAAAAAAN" Tiba-tiba Taedong muncul di belakang Donghan dan diikuti oleh Donghyun.

Trinidong hm -author

Donghan langsung bersembunyi di belakang Aurell. "INI MASIH PAGI TAED"

"Kalian ini pada kenapa astaghfirullah..."

"DIA NYOLONG ROTI BUAT SARAPAN GUE"

"Kan bisa beli lagi?" Ucap Donghan dengan santainya.

"KENAPA GAK LU AJA YANG BELI? JAN NYOLONG PUNYA ORANG"

Bukan kakak aing, bukan kakak aing, batin Aurell.

"Kak Donghyun."

"Ya rel?"

"Saya kasihan sama bawahannya."

"Itu yang gue alami selama ini :')" Kata Donghyun.

Aurell merogoh saku roknya dan menemukan uang. Dia menarik tangan abangnya itu lalu menaruh duit 10 ribu di atas telapak tangan lelaki itu.

"Dah bang, dari pada bikin adek makin malu di depan sini, nih duit buat beli roti. Jan lupa digantiin di rumah nanti."

"Buat aku mana dek?" Tanya Donghan yang emang gak tau diri.

"Duh, duitku habis." Jawabmu dan menarik saku rok yang kosong.

"Kalau...," Donghan memutuskan kalimatnya lalu memeluk Aurell di pundak dari belakang lalu berbisik, "Kamu yang buat aku aja, gimana dek?" Tapi kedengeran sama Taedong.

"GAK. BOLEH."

Aurell lantas memegang dahinya Donghan ketika dirinya sedang dipeluk oleh pria itu. Panas.

"Wah, ini mah beneran sakit." Aurell melepas pelukan Donghan dari dirinya lalu menarik tangan Donghan ke arah UKS.

"Bang, ijin ke UKS nganter macan betina."

[On Hold] 0° & 180° | Kim DonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang