"Hmm... ini yang saling jadi mantan malah masih tidur." Ucap Taedong.
Memang benar, Donghan dan Dhiyaa kini masih tertidur dengan pulas. Salahkan mereka berdua yang menonton film hingga pagi. Tapi berkat Donghan, Dhiyaa jadi selesai marathon film fast and furious.
"Udah mau jam 12 bang, mereka gak sarapan dong nanti?" Tanya Aurell ke Taedong. Bubur yang tadi dibeli oleh Woojin untuk sarapan juga sudah dingin sepertinya.
"Yaudah lah biarin aja mereka, mukanya capek banget. Eh, Dhiyaa gua pindahin ke kamar gua ya." Ujar Sanggyun yang udah ancang-ancang mau geret kekasihnya itu.
"Kuat?"
"Yaiyalah, kan gua olahraga terus gak kayak lu taed."
"Bajigur."
Akhirnya Sanggyun langsung bawa Dhiyaa ke kamarnya. Bukan mau melakukan hal yang tidak-tidak lho ya, cuma kasihan karena cewenya itu tidur dengan posisi duduk selama di sofa. Meski ditinggal dirinya yang awalnya tidur di pangkuan gadis itu, Dhiyaa tetap tidur dengan posisi duduk dengan kepala yang menengadah ke belakang.
Hanya dengan membayangkannya saja, leher Sanggyun sudah terasa nyeri. Maka dari itu ia pindahkan saja sekalian ke kamarnya, mengingat kasur yang ia miliki merupakan kasur paling empuk dibandingkan milik Taedong dan Aurell. Sanggyun juga menyalakan AC kamarnya lalu menutupi tubuh Dhiyaa dengan selimutnya.
Kalau kayak gini mah juga bisa tidur sampai jam 6 petang nanti.
Sebelum pergi, Sanggyun mengelus rambut milik gadis itu. Lembut, satu kata yang muncul dalam benaknya. Tak dipungkiri lagi, kekasihnya ini benar-benar merawat hal yang ia suka selama berada di negeri sakura sana. Ketika ingin berbalik, ia merasa ada yang menahan ujung kaos bagian belakang miliknya.
"Kak..." Lirih Dhiyaa dengan suara khas orang baru bangun tidur.
"Hm?"
"Temenin..."
"Nanti dikira aneh-aneh lho ama yang lain."
"Kan bisa diancem sama yang kemarin, temenin ya?" Pinta Dhiyaa, memohon agar Sanggyun menemaninya.
"Iya iya kakak temenin." Sanggyun mengambil kursi belajarnya dan ia letakkan di samping kasur. "Nah ayo tidur lagi, masih ngantuk kan?"
"Hm..." Dia merubah posisi tidurnya agar lebih nyaman. "Pegangan kak.".
"Gini?" Sanggyun langsung menautkan jemarinya ke jemari milik kekasihnya.
Dijawab oleh anggukan dari gadis itu yang kini mulai menutup matanya, ingin kembali ke alam mimpi yang kini menunggunya. Sanggyun yang gemas dengan itu, langsung mengusap pucuk kepala Dhiyaa secara lembut.
"Sleep well."
🐯
Mari kita kembali ke pasangan utama kita yaitu Donghan dan Aurell.
Miris, mengingat teman-teman Donghan memiliki kisah cinta yang manis dibandingkan dengan dirinya. Eh, pengecualian buat Taedong.
Tapi kejadian hari ini agak sedikit lain dari biasanya. Bahkan Donghan berharap jika waktu berhenti agar hal ini tidak cepat berlalu.
Aurell tidur tepat di sebelahnya.
Entah angin apa yang membawa gadis itu tidur di sebelahnya, pikir Donghan. Jika dilihat-lihat tempat yang dia dan Aurell sekarang berada ini, terasa begitu sepi. Hanya ada suara televisi tapi tidak begitu keras, justru terdengar sangat pelan.
"Ini yang lain kemana ya?" Gumam Donghan yang masih dalam posisi duduk. Ia langsung meraih smartphonenya yang berada di atas meja, dekat dengan tempat ia duduk. "Oh... udah jam tiga." Celetuknya ketika melihat tampilan layar terkunci yang menampilkan waktu saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[On Hold] 0° & 180° | Kim Donghan
FanfictionQ : Misalnya kamu ada di titik 0 derajat dan Donghan ada di titik 180 derajat. Apa sifatnya sama? "Sin sama Tan nya sama kok. Cos nya aja yang beda." -Donghan "Yang disuruh jawab itu aku, bukan kakak." -Aurell [Highest Rank] #277 in FiksiPenggemar...