2. Mulai Paham

3.6K 171 13
                                    


Happy Reading,

Author POV

"Afwan ka, bukannya Meera tidak suka diantar oleh kakak, tapi Meera tidak enak sama santri lain. Apalagi kaka adalah anak kyai jadi lebih baik Meera sendiri saja. Kaka tinggal tunjukkan dimana asrama putri dan ciri kamar yang akan Meera tempati," ucap Meera hati-hati.

"Tapi apa tidak akan pusing mencarinya? baiklah saya terima alasan kamu karena kita bukan muhrim, tapi jangan sungkan karena saya anak kyai disini kita semua sama, dan untuk kamar mu tunggu..."

Arfan terlihat sedang mencari seorang santriwati untuk dimintai tolong mengantarkan Meera ke kamarnya, dan alhamdulillah seseorang yang dicaripun terlihat, bahkan santri itu adalah santri yang akan menjadi teman sekamarnya Meera sehingga langsung ia memanggil santri itu.

"Ukhti Faizah kesini sebentar," teriak Arfan memanggil salah satu santriwati.

"Ada apa akhi Arfan memanggil saya?" tanya santriwati itu.

"Iya, sebelumnya perkenalkan dulu ia adalah santri baru di pesantren ini dan saya minta tolong kepada ukhti untuk mengajaknya ke Asrama putri dan kebetulan ia juga akan menjadi teman sekamar ukhti dengan Asyila," jelas Arfan kepada Faizah.

"Oh, baiklah akhi Arfan saya akan mengajaknya, ayo Meera kita kekamar," ajak Faizah kepada Meera.

"Baiklah terima kasih karena sudah mau mengantarkan saya, kalau begitu saya duluan akhi, assalaamualaikum," pamit Meera pada Arfan.

"Wa'alaikumussalam warahmatullaah..."

Setelah Meera dan Faizah pergi, Arfan masih saja memperhatikan Meera dari kejauhan. Sampai ada seseorang yang mengejutkannya.

"Assalamu'alaikum fan, kau sedang memperhatikan siapa sih sampai segitunya," ujar Ahnaf sahabat Arfan.

"Astagfirullah kau ini mengagetkan saja, saya tidak sedang memperhatikan siapa-siapa kok," jawab Arfan dengan kaget.

"Ah bisa saja kau ini ngelesnya"

"Sudahlah kalau kau tidak percaya, sebaiknya saya ke masjid saja," elak Arfan.

• Asrama putri

Dua orang perempuan yang baru saja kenal terlihat sedang berbincang-bincang, sampai mereka tak melihat ada satu orang perempuan yang menghampiri mereka.

"Assalamu'alaikum Fai," salam sang santriwati yang akan menjadi teman sekamar Meera nanti.

"Wa'alaikumussalaam warahmatullaah...," jawab Meera.

"Wa'alaikumussalaam Syil, eh kebetulan Syil kamu datang lihat kita kedatangan teman baru yang juga akan sekamar dengan kita," jelas Faizah kepada Asyila santriwati tadi.

"Oh, hallo aku Asyila, kamu?" tanya Asyila pada Meera.

"Hallo saya Almeera, panggil saja Meera," jawab Meera.

"Oh nama kamu Meera, kamu cantik sekali Meer aku jadi ngiri liatnya, eh kok kita malah ngobrol disini sih mending kita masuk kekamar biar lebih enak gitu ngobrolnya," ajak Asyila.

"Yasudah ayo Meer kita masuk."

"Iya," jawab Meera sambil menundukan kepalanya.

Setelah mereka masuk, mereka asik berbincang-bincang sampai tidak terasa adzan dzuhur pun terdengar, membuat aktivitas mereka otomatis berhenti.

"Alhamdulillah ga kerasa saking ramenya ngobrol. eh udah adzan dzuhur lagi kita solat dulu yu ke masjid," ucap Faizah.

"Baiklah."

Amanah TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang