13. Masalah Baru

2.3K 127 50
                                    

Selamat membaca

Author POV

Semakin lama masalah saling berdatangan menghampiri Meera. Apalagi dengan masalah Azzam yang ternyata menyimpan rasa kepada Meera. yang sebaliknya, Meera tak memiliki rasa apapun terhadap Azzam.
Untuk menghilangkan rasa gelisahnya maka ia memilih untuk berwudhu dan bertilawah Al-qur'an.

Dan dalam hadist disebutkan, nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat galau datang, kesedihan hinggap, perasaan tak menentu menyerang. Sangat mujarab dan ampuh dosa ini sebagaimana yang dikabarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan dan kegelisahan (kegundahan)-nya serta menggantikannya dengan kegembiraan."

اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُورَ صَدْرِي وَجِلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku pada diriku. Ketetapan-Mu adil atas diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seseorang tertimpa kegundahan (galau) dan kesedihan lalu berdoa (dengan doa di atas) . . . melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan dan kegelisahan (keundahan)-nya serta menggantikannya dengan kegembiraan.

Dengan khusyu Meera membaca do'a tersebut, namun kemudian Asyila dan Faizah datang menghampiri Meera.

"Meera, pasti ada sesuatu yang membuatmu gelisah kan?" tanya Asyila kepaada Meera.

Meera hanya tersenyum, karena ia tak bisa berkata apapun. Hatinya hanya ingin tenang tak ingin merasakan kegelisahan yang sangat menyiksanya.

"Ada apa Meera? Jangan membuat kami khawatir, kalo kamu hanya diam saja dan tak cerita pada kita." Faizah pun ikut berbicara.

"Setiap masalah tak selamanya harus kita bagi kepada saudara atau sahabat kita, karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala lah yang berhak mendengar pertama kali semua kegelisahan diriku. Maka dari itu, Meera hanya bisa berdo'a sama Allah dan nanti bila Meera sudah cerita sama Allah, baru Meera cerita sama kalian, sahabat tercinta Meera," ungkap Meera dengan suara pelannya.

"Baiklah, akan kami biarkan kamu menenangkan diri terlebih dahulu dengan berserah kepada-Nya. Tapi jangan pernah ada diantara kita yang menyembunyikan apapun, dan kita harus bisa saling percaya. Yang dipercaya pun, harus bisa menjadi seorang amanah," jelas Asyila.

"Iya Meer, jangan kamu sungkan bercerita sama kita. Karena itu bisa meringankan sebagian pikiran dan masalah yang sedang kamu alami," sambung Faizah.

"Na'am syukron atas pengertian kalian, Meera makin sayang sama kalian berdua."

"Haha iya Afwan Meeraku sayang," jawab Asyila juga Faizah.

Mereka pun berpelukan, lalu membiarkan Meera melanjutkan tilawahnya tadi.

Amanah TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang