3. lantunan ayatmu membuat hati bergetar

3.1K 145 4
                                    

Happy Reading

» Mesjid

Setelah solat ashar berjamaah, semua santri bersiap-siap untuk pengajian santri yang akan dimulai pukul 16.00, santri-santri bertadarus Al-Qur'an sambil menunggu pengajian dimulai.

Ceramah dari kyai akan di mulai, para santri dan santriwati terlihat sudah berdiam menunggu dimulainya kajian yang dimana tempat antara laki laki, dan perempuan dibatasi oleh kain tipis putih. Sebelum ceramah dimulai, ternyata terlebih dahulu Arfan akan membacakan ayat suci Al-Qur'an yang berkaitan dengan yang akan disampaikan nantinya oleh kyai.

"Baik sebelum kyai berceramah, santri kita akan membacakan surah yang nanti akan jadi pembahasan di pengajian ini, untuk sodara Arfan diharapkan bisa memulainya," ucap ustadz Ali salah satu ustadz di Pondok ini.

Arfan memulainya dengan penuh kesungguhan dan membuat yang mendengarnya kagum akan kebesaran Allah SWT, menciptakan makhluknya dengan anugerah yang sangat luar biasa. Lantunan yang keluar dari bibirnya tak pernah terlewatkan oleh semua santri, mereka khusyu menghayati ayat- ayat yang Arfan sedang lantunkan.

Sampai bacaan (صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ) pun terdengar dan menandakan bahwa arfan telah selesai melantunkan ayat suci Al-Qur'an kemudian segera duduk ditempatnya semula. Namun, tidak dengan santri yang lain mereka masih terbawa oleh lantunan ayat yang tadi dilantunkan oleh Arfan, sampai ucapan salam dari kyai terdengar, menandakan ceramahnya akan segera dimulai.ِ

"Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh," salam kyai memulai ceramahnya.

"Wa'alaikumussalaam warahmatullahi wabarakaatuh," jawab seluruh santri yang tadi masih teringat lantunan dari Arfan.

"Dari surah yang tadi dilantunkan oleh Arfan, diriwayatkan oleh Ibn Abbas secara historis ayat ini turun berkaitan dengan hukum menyembunyikan kesaksian. Orang yang menyembunyikan isi hatinya bakal diketahui Allah SWT, karena tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya.

Banyak ahl al-Kitab yang memperhatikan wahyu yang disampaikan pada mereka, tapi tidak mereka perhatikan sebagaimana dilukiskan pada ayat berikut.

مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا

Di antara orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya.

Dan (mereka mengatakan pula): "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: "Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami" tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. Qs.4:46

Amanah TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang