[Chapter 3] B E G I N

404 46 0
                                    

.
.
.
.
.
###

"Baiklah, pelajaran telah berakhir. Silahkan lanjutkan untuk mengerjakan tugas! "

"Ne ssaem....! " jawab murid dengan serentak .

Suasana kembali bising setelah kepergian pria paruh baya yang merupakan guru sejarah Korea. Waktu yang sangat menggembirakan bagi siswa -siswi akan hal itu.

Hal dimana siswa- siswi sudah tidak terikat dengan pelajaran sejarah yang sangat membosankan. 2 jam mendengarkan guru yang mendongeng tentang sejarah memang sangat membosankan. Segera, siswa-siswi mengemasi buku-buku tebal mereka dan kembali ke rumah kesayangan mereka.

"Ya! Juhyun~ah! "

Seseorang yang dipanggil Juhyun melihat ke arah Sumber suara sambil mengemasi buku nya.

"Setelah ini , ayo kita ke Days caffe. Ku dengar, ini hari pertama kedai itu dibuka dan kita akan mendapat diskon yang besar. Atau malah gratis."

Bae Juhyun tersenyum mendapati temannya yang sangat antusias jika menyangkut diskon. Juhyun telah selesai mengemasi bukunya dan merangkul ransel hitamnya.

"Baiklah. Kajja! "

Mereka berjalan beriringan di lorong sekolah yang tampak ramai oleh siswa-siswi yang ingin pulang juga.

"Apakah kita harus naik busway? "

Kang Seulgi menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Juhyun. Jarak sekolah dengan caffe yang dituju lumayan dekat. 1 kawasan dengan sekolahnya . Mungkin hanya terhalang beberapa gedung tinggi saja.

Benar saja, 5 menit merka berjalan, mata mereka melihat benda persegi panjang terbuat dari kayu yang bertuliskan ' Days Caffe'-nama caffe yang mereka tuju . Mereka terdiam sejenak. Melihat sekeliling. Banyak sekali orang yang berkunjung di hari pertama caffe dibuka. Kebanyakan caffe ini di padati oleh pelajar yang telah pulang sekolah untuk menikmati diskon hati pertama buka.

Juhyun dan Seulgi melangkahkan kakinya untuk mencoba masuk ke Days Caffe. Setiap pengunjung yang datang, pelayan caffe itu menunjukkan keramah tamahan mereka dengan membungkung, senyum, dan menyapa.

"Selamat datang di hari pembukaan Days Caffe dan silahkan memesan apa yang anda inginkan. "

Tanpa ada unsur paksaan, para pelayan selalu melakukan dan mengucapkan kata itu dengan tersenyum. Seperti di tali atau ditarik magnet, bibir-bibir pelayan itu selalu menyunggingkan senyum termanis tanpa lelah. Menambah kesan cantik dan tampan pelayan-pelayan itu. Mereka terlihat masih muda. Mungkin, sebagian masih seumuran seperti Juhyun. Seorang pelajar yang melakukan kerja paruh waktu.

Bunyi gemerincing bel terus terdengar diikuti dengan beberapa orang yang masuk disusul dengan sapaan hangat pelayan. Kebanyakan pengunjung yang datang selain untuk mencari diskon adalah karena design yang diterapkan pada caffe ini sangat menarik dan unik.

Caffe ini memiliki tema yang berbeda-beda . Tampak depan, caffe ini seperti caffe biasa yang terhimpit bangunan gedung pencakar langit. Namun, ketika masuk ke dalam, suasana terasa berbeda.

Pengunjung disajikan dengan 7 jalan yang berbeda. Sesuai namanya, ke 7 jalan ini akan mengarah pada 7 spot yang berbeda dan unik. Jalan-jalan itu diberi nama-nama hari. 5 hari pertama berujung pada spot sekolah, kantor, perpustakaan , kota metropolitan, dan Taman. 2 spot lainnya adalah spot special yang terletak di lantai 2 dan atap yakni family roon dan romantic spot. Sungguh, walaupun letak caffe ini terhimpit gedung-gedung besar pencakar langit, namun penataan interiornya sukses membuat caffe ini terlihat lapang .

***

"Woah.... Benar-benar diskon yang besar untuk kita ukuran pelajar. He.. He. ."

"Aish... Kau ini memang orang pecinta diskon. Nan arrayeo Seulgi~ah"

Mereka melangkahkan kaki keluar caffe. Pengunjung keluar pun pelayan di sana menyapa dengan ramah dan berterimakasih.

" Sampai jumpa! Tolong mampir ke sini lagi dan semoga harimu menyenangkan~"

Begitulah sapaan para pelayan ketika pengunjung pulang. Manis dan tampan. Paras pelayan caffe itu memang terlihat bak idol korea yang sedang naik daun.

"yak! Kau tau? Pelayan tadi sangatlah manis dan tampan. Senyumannya nyaris membuat matanya tak terlihat." ucap Seulgi girang.

"Molla. Aku tidak memperhatikan mereka. Aku pikir enak sekali makanan yang disajikan. Itu saja. " jawab Johyun datar dan tak peduli.

Dimanapun tempatnya, jika makanan yang disajikan itu enak dan membuat kenyang, Juhyun pasti suka. Tak masalah dengan betapa tua, muda, tampan, cantik pelayannya. Ia hanya butuh satu. Kekenyangan.

"Kapan-kapan kita harus ke sana lagi. Aku sangat betah disana. " lagi-lagi Seulgi berkomentar.

***

Kling....

Bel berbunyi pertanda ada seorang yang keluar dan masuk.

Taehyung yang semula terlelap di atas kursi kayu depan jendela besar yang langsung menghadap ke gedung pencakar langit itu tersentak.

Tak biasanya ia tersentak seperti itu. Bel telah berbunyi beberapa kali sebelumnya namun, tidak mengusik tidur Taehyung. Rasa ini berbeda. Ia seakan terusik dengan sesuatu. Sesuatu yang memapu membuatnya bangun. Lebih dahsyat dari sekedar bunyi gemerincing bel.

Matanya terpejam. Lagi. Hidungnya mengendus sesuatu yang membuat kepalanya bergerak mengikuti aroma itu. Aroma yang mengenakkan.

Berhenti.

Kepala dan hidungnya berhenti bergerak. Namun alisnya mengkerut. Bingung.

Hidung mengendus. Lagi. Kepalanya kembali bergerak mengikuti aroma yang mengusiknya. Kepalanya berhenti pada sisi kanan. Ia telah menemukannya. Perlahan, ia membuka matanya. Iris biru kecoklatannya menangkap sosok makhluk.
.
.
.
.
.
.






Cengiran khas kotaknya tersungging setelah otaknya memproses tangkapan yang dilihatnya.

" Jin hyeong~"

Kim Taehyung beranjak dari tempat duduknya setelah melihat sosok yang tak asing yang sedang memasak di pantry. Mungkin aroma masakan lah yabg membuat Taehyung terusik dari tidur pulasnya.

"Woah. ....harum"

Taehyung mengenduskan kembali hidungnya ke arah masakan.

"Aku lapar"

Memang, cacing-cacing di perut Taehyung tidak bisa diajak kompromi. Mungkin juga, itu salah satu penyebab Taehyung bangun dengan sendirinya.

"Changkaman! Wait for a minute. Banyak orang yang datang. Pleas back on your sit. Jangan macam-macam. Tahanlah sebentar. "

Dengan anggukan patuh, Taehyung kembali duduk di tempatnya. Melihat tingginya gedung pencakar langit dengan berpaku tangan. Indah menurutnya. Dan ia ingin sekali terbang mengelilinginya kalau bisa.

.
.
.
.
.
###

Yuhu.... Kambek nih gua

RedVelvet juga kambek sih. And Wanjir banget!!!! Embak gua cuantik banget di sana. Gila.... Irene aduhai cantiknya.

Joy juga tambah gila.....

Wendy.....

Seulgi.....

Yeri....

Omegod.... Gila buagus banget. Gua suka. Bad boy.

Badasss abis tuh kambeknya.

BAD BOY DOWN~

ROSE  BLOOD VRene(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang