Delapan

1.7K 114 0
                                    

Sorry banyak typo...
Happy reading!

"STOP!" Interuksi seseorang dengan napasnya yang memburu karena menahan emosi. Fauzia menghentikan tamparannya, ia menoleh ke sumber suara, dia membeku seketika.

Faiha sudah bersiap dengan tamparan kedua yang akan diterimanya dengan memejamkan mata rapat.

"Ada yang aneh, kenapa jadi hening? Dan suara tadi..." Faiha sangat familiar dengan suara itu.

========================

Faiha membuka matanya dan melihat ke sumber suara.

"Arfan?" Gumam Faiha lirih.

Arfan yang sudah mendekat mengalihkan pandangannya ke Faiha. Tatapannya melembut, dia tersenyum menenangkan.

"Kamu kok ada di sini? Bukannya tadi..." Tanya Faiha bingung.

"Sssutt.. Udah, nanti aku jelasin" potong Arfan.

"Fauzia! Sekarang suruh anak buah lo lepasin Faiha! Cepat!" Lanjut Arfan mengalihkan pangdangannya ke Fauzia.

Karena tidak ada pilihan lain selain melepaskan Faiha, dia pun mengangguk dan menyuruh anak buahnya melepaskan Faiha.

"Lepasin dia!" Suruh Fauzia kepada anak buahnya. Mereka pun menurutinya.

Faiha memegangi pergelangan tangannya yang memerah akibat cengkraman kuat dari para bodyguard itu.

"Ada apa ini?" Tanya seseorang kaget dan penuh kekhawatiran.

Semua menoleh ke suara misterius itu.

Degg!! Fauzia menelan salivanya dengan sangat susah payah.

"K..kak.. Rey" gumam Fauzia terbata.

"Fai! Kamu kenapa?" Reyhan berjalan cepat mendekati Faiha, lalu melihat keadaan pipi Faiha yang terlihat sudah mulai membiru.

"Oh... Nggak papa kok kak, I'm fine" jawab Faiha sambil memegangi pipinya.

"Katakan! Siapa yang melakukan semua ini?" Reyhan sangat khawatir dan merasa bersalah kepada dirinya sendiri karena telah meninggalkan Faiha tadi.

Fauzia membulatkan matanya. Dia melangkahlan kakinya untuk kabur, tapi baru selangkah ia melangkah, Arfan sudah menghentikannya dengan berada di depannya sekarang, Fauzia menelan salivanya susah payah.

"Oh shit!" Umpatnya kesal.

Faiha melihat sekilas kepada Fauzia. Reyhan yang mengerti itu, langsung menghujami Fauzia dengan tatapan yang tersirat kemarahan yang sangat besar.

"Maafin aku kak!" Ucapnya cepat sambil menyatukan kedua telapak tangannya.

"Aku nggak bermaksud...." Kata-kata Fauzia terhenti saat Reyhan mengangkat tangannya (✋), menyuruh Fauzia menghentikan ucapannya.

"Kenapa lo lakuin semua ini sama adek gue?" Tanya Reyhan dingin.

"Jadi...jadi bener Faiha adik kak Rey?"

"Gue nggak suruh lo nanya, gue suruh lo jawab pertanyaan gue!" Kata Reyhan dengan nada bentakan di akhir kalimat.

Fauzia merasakan sesak di bagian dadanya, dia tidak percaya bahwa seorang Reyhan akan membentaknya. Pasalnya, Reyhan terkenal dengan banyak kebaikan dan keramahannya di sekolah ini.

"Jawab!" Kata Arfan tak kalah dingin dengan Reyhan.

"Udahlah kak, Fai nggak papa kok!" Kata Faiha menenangkan Reyhan.

"Nggak Fai, dia harus dikasih pelajaran" ucap Reyhan menatap lurus-lurus ke arah Fauzia yang sedang ketakutan.

"Kak!" Panggil Faiha lembut.

Al-Qur'an is My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang