Bue bue bue~~~
Maaf ya emang authornya begini jd ga lanjut lanjut huhu :'(
Seneng banget daku saat orang mulai komen minta lanjut. Baiklah daku akan lanjut!
Jangan lupa Vote dan Komen yaa~_________
[Lucy POV]
Apakah dia baik baik saja? Wajahnya terlihat sedikit tertekan tadi. Apa sebaiknya nanti di apartemen aku tanya? Tapi jika dia tidak suka bagaimana?
Ya,
Inilah aku.Selalu mengkhawatirkan orang lain namun takut dengan terlalu khawatir itu membuat orang lain menjauh. Seakan bertanya dan menjawab sendiri. Sembari menyapa pelanggan yang baru masuk ke Cafe ini, tempat aku bekerja.
"Selamat datang-" ucapku sedikit terkejut dengan kedatangan pelanggan malam ini. Lelaki berambut hitam, mata sipit, dengan kemeja abu abu kusam menghampiriku yang berada diposisi kasir.
"Mau pesan apa?" Tanyaku walau sedikit canggung. "Black Coffe. Bawa pulang" jawabnya singkat dan padat. "Baik Black Coffe bawa pulang 1 totalnya 19.000" ucapku. Dia memberikan ku uang sebanyak 100.000 yang spontan membuatku cukup tercengang.
"Apa tidak ada uang kecil tuan?" Tanyaku. "Tidak" jawabnya lagi lagi singkat. Aku lalu memberi kembaliannya lalu minuman yang tadi ia beli. "Silahkan datang kembali" ucapku. Dia lalu pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Aku hanya termenung sembari meratapi punggungnya yang terlihat dingin. 'Matanya terlihat kosong' ucapku dalam hati. Melihatnya seperti ini jadi membuatku bingung. Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka?
#~#~#~#~#~#
"Aku pulang"
"Oh, okaeri~" seseorang menjawab.
Siapa lagi kalau bukan Natsu-san."Natsu-san apa kau sudah mandi?" Tanyaku sembari meletakan tas di atas meja belajar. Natsu menggeleng sekaligus bingung.
"Sana mandi, nanti kamarku jadi bau badan" titahku. Dia terkekeh. "Kukira kau mau mengajakku mandi bareng," ucapnya sembari mengambil handuk lalu masuk kamar mandi. "Orang gila" kesalku.
Saat dia pergi mandi aku melihat terdapat secarik kertas lecek di samping futonnya. Aku mengambilnya berniat membuangnya. Tetapi sepertinya ini cukup penting.
"Surat penganjuran dokter untuk pengecekan implan dan melakukan terapi fisik"
'Implan? Terapi fisik?' Bingungku.
Setelah membaca aku buru buru menaruh kertasnya ditempat semula dan pergi menjauh dari futonnya."Maksudnya... " aku sedang memikirkan kalimat kalimat dari kertas tadi.
"Lucy"
"Ah?!" Kagetku.
Natsu terlihat telah selesai mandi. Rambutnya yang berwarna cherry blossom terlihat belum kering. "Mandi sana, bau" ucapnya. "Iya iya" jawabku kesal. Aku langsung mengambil handukku dan baju ganti lalu masuk kekamar mandi.
Di dalam kamar mandi aku langsung melihat cermin diriku. Lalu berbicara, "Maksudnya.... Patah tulang?". Tanyaku pada diri sendiri. Karena bingung sendiri akupun langsung memutuskan untuk mandi.
Beberapa menit kemudian aku selesai mandi dan pakai baju. Aku keluar dari kamar mandi melihat Natsu sudah tertidur nyenyak. Di tangan kanannya terdapat handphonenya yang berisi notif pesan.
'Maaf Natsu-san tapi aku penasaran dengan pesan itu' aku mengintip sedikit isi notif tersebut. Dan apa yang kulihat membuatku cukup terkejut.
"Natsu katamu kau sudah ke rumah sakit senin kemarin"
" tapi kakakku bilang kau sudah 2 bulan tidak datang. Pokoknya besok kau harus datang"
"Kakakku harus mengecek kaki kirimu" ー 11:46 PM.
___ **************___
Hari ini hari sabtu dan sekolah sedang libur. Natsu pergi entah kemana, dia hanya mengatakan ingin bertemu dengan temannya. Kebetulan stok makanan minggu ini sudah habis. Aku harus pergi kesuper market.
'Ring'
Handphoneku berdering.
"Moshi moshi?"
"Halo, Lucy"
"Sting, ada apa?"
"Kau dimana?"
"Di depan apartemenku"
"Mau kemana?"
"Super Market, nande?"
"Ikutt~" suara orang dari belakangku.
Siapa lagi kalau bukan Sting. "Kok kau disini?" Tanyaku bingung. Rumahnya cukup jauh dari apartemenku soalnya. "Mau jalan jalan aja" jawab dia. Dia langsung menarikku pergi ke super market.Disana aku langsung membeli bahan makanan. Uang hasilku kerja lumayan cukup untuk membiayai hidupku. Sekolah? Aku tidak bayar, karena aku mendapat beasiswa dari sekolah.
Bukannya sudahku bilang aku membiayai hidupku sendiri? Ibuku meninggal ketika aku sudah masuk Sekolah Menengah Pertama. Ayahku... Aku bahkan tidak tau wajahnya seperti apa.
Saat ibuku meninggal aku dirawat pembantu rumahku yang sudah kuanggap seperti keluarga sendiri. Aku tidak ingin merepotkannya, jadi aku hanya meminta sedikit tempat untuk tidur dan makan. Lalu aku membiayai sekolahku sendiri dengan cara beasiswa.
Lulus SMP aku pamit dari bibi lalu memulai hidup baru seperti sekarang. Dan rasanya lebih enak karena aku tidak merasa menjadi beban lagi untuk bibi. Walau bibi tidak merasa seperti itu aku tetap berpikiran kalau hidup ditanggung jawabkan orang lain itu sama saja menjadi beban baru untuknya jadi aku tidak mau.
Aku selesai membeli bahan makanan lalu memutuskan untuk kembali pulang kerumah. Di jalan aku masih ditemani Sting, kami membawa 4 kantung plastik dengan terbagi 1 dan 3.
Aku hanya memegang 1 itu juga ringan dan selebihnya dipegang Sting. Padahal sudah kubilang aku bisa tapi sepertinya dia beringinan sekali mengangkatnya.
"Lucy" Sting membuka pembicaraan.
"Apa?"
"Bukankah itu ketua gangster?"
"Hm??"
Aku lansung melirik arah Sting menunjuk dengan dagunya. Dan iya benar. Itu Natsu, bersama cewek berambut pendek ungu. Tunggu sepertinya aku kenal.
"Lisa- Sensei?"
Lalu aku kepikiran kembali kejadian kemarin aku membaca notif di handphonenya. Aku baru ingat pengirim pesan semalam di handphonenya itu bernama 'Lisanna'.
________
Daku lagi perbaiki kosakata wkwkwk. Harap semua suka~ yayaya akhirnya update wkwkw
Next? Vote + "next"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPER BAD BOY °NaLu
RomansaFairy Tail belongs to the creator Mashima - Sensei. This is just a fanfic from Fairy Tail Fans.? Ini cerita asli dari kepala Yuu. Jadi dimohon jangan menganggap kalau Yuu mengcopy cerita orang lain. Namun jika benar ada kesamaan diriku memohon maaf...