bagian dua

5.1K 628 50
                                    

Happy reading~~~






Jaejoong memutari area taman sekitar menara Eiffel sore itu, raut wajahnya tampak cemas dan ketakutan, sedangkan kedua bola matanya bergerak liar menyusuri setiap jalan yang ia lalui beberapa saat lalu bersama sepupunya yang acuh dan menyebalkan.

Ada sesuatu yang jaejoong cari, dompet warna pink bermotif hello kitty miliknya hilang. Bukan masalah dompetnya yang jaejoong khawatirkan, melainkan isi di dalam dompetnya, ada beberapa gold card miliknya dan juga selembar foto ibunya, benda berharga yang paling ia sayangi di muka bumi ini, seluruh koleksi hello kitty miliknya yang semuanya limited edition rela ia tukar demi mendapatkan foto ibunya kembali, hanya selembar foto itulah kenangan yang ia miliki tentang ibunya yang sudah berada di sisi tuhan.

Jaejoong tampak frustasi sekaligus sedih, Ia menjatuhkan tubuhnya di atas kursi panjang yang ada di taman itu, ia tidak berhasil menemukan kembali dompetnya, dompetnya hilang.

" huks huks... Eomma ottokhae huks.." Jaejoong menangis seorang diri dengan suara lirih, dia sangat sedih karena kehilangan dompetnya, dia menyesal karena selalu bertindak ceroboh dan kini berakibat fatal baginya sendiri.

Jaejoong menutupi wajahnya yang basah oleh air mata dengan kedua telapak tangannya, menangis tersedu meluapkan kesedihan dan penyesalannya. " foto eomma hilang...huks..." Isak Jaejoong yang sangat menyesal.

Yunho menghela nafasnya dengan kesal, namja yang di klaim sebagai miliknya ternyata ceroboh dan cengeng.
Melirik kearah dompet warna pink bermotif hello kitty yang tak sengaja ia temukan di pinggir jalan di area taman beberapa menit lalu, ia yakin dompet itulah yang sedang di cari namja cantik itu.

" dasar ceroboh.." Gerutu yunho dengan nada malasnya.

Yunho melangkah mendekati seorang namja bertubuh ramping bak seorang yeoja yang masih menangis tanpa malu jika kepergok orang lain di taman itu.

Srett~~~

Yunho mendudukkan dirinya di samping namja yang masih betah menangis, malahan suara tangisannya semakin memekakan telinganya.

" berhenti menangis !" Seru yunho dengan datar. Namun pandangannya tetap memperhatikan namja cantik itu.

" hiks hiks... Nugu..hiks.." Jaejoong menoleh kearah namja yang kini menatapnya dengan tatapan tajam, membuatnya seketika menjadi takut.

Yunho menghela nafasnya kembali, ia sulit berinteraksi dengan orang asing. " ini dompetmu, jangan menangis lagi." Yunho berujar dengan datar, meletakan dompet pink itu diatas pangkuan namja cantik yang masih bersimbah air mata.

Jaejoong seketika menghentikan tangisannya, matanya yang masih basah berkedip beberapa kali dengan tatapan tidak percaya. " i-ini... Dompetku.." Ucap jaejoong dengan tergagap. Seulas senyuman menghiasi wajahnya yang sembab, dompetnya kembali.

Jaejoong mendekap erat dompetnya, rasa sedih dan penyesalan yang sejak beberapa saat lalu menggelayutinya kini sirnah berganti kebahagiaan.
Yunho tersenyum samar, hatinya bahagia melihat orang yang di sukainya kembali tersenyum.

" gomawo, tuan baik hati." Ucap Jaejoong dengan tulus. Mata doe miliknya yang masih sembab berkedip polos menatap namja di sampingnya, jika tidak ada namja itu mungkin dirinya tidak akan pernah bisa mendapatkan kembali dompetnya. Foto ibunya, satu-satunya peninggalan ibunya untuknya.

Yunho mengangguk singkat, mengalihkan tatapannya kearah hamparan bunga yang tertata rapi, cahaya jingga yang menyelimuti langit paris sore itu terlihat sangat indah, membuat semua orang yang melihatnya merasakan kedamaian secara tiba-tiba.

Jaejoong tersenyum kembali, memegangi dompetnya dengan erat, takut seolah dompet itu akan hilang kembali jika ia tidak memegangnya dengan erat.

" kau kemari untuk liburan ?" Tanya yunho tiba-tiba dengan tatapan masih terarah lurus kedepan.

Guest in ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang