bagian sembilan

5.2K 514 67
                                    

Happy reading~~~

Yunho menggerakan kedua bibirnya yang terasa kram setelah mendapatkan tinjuan telak dari calon mertuanya, melamar jaejoong secara resmi di depan kim jongdae ternyata sangat alot mengingat betapa dinginnya hati namja paruh baya itu.

" apa sangat sakit ?" Tanya jaejoong dengan sangat khawatir, ia sampai gemetaran dan mengeluarkan keringat dingin melihat yunho di pukul oleh ayahnya begitu saja beberapa detik lalu.

Yunho menyentuh bahu jaejoong dengan lembut, mencoba meredakan kehawatiran dari kekasihnya.

" sakit, tapi itu hukuman yang memang harus aku terima." Jawab yunho dengan lapang dada.

Jaejoong mendesah lesu, ayahnya selalu berbuat kasar pada siapapun.

Jaejoong beralih menghampiri jongdae yang berdiri tak jauh darinya, menatap wajah yang mulai di penuhi kerutan ayahnya dengan tatapan sendunya. " apa appa tidak merestui kalau aku menikah dengan yunho ?" Tanya jaejoong dengan suara bergetar, ia takut ayahnya akan memukulnya.

Jongdae menatap tajam putranya, setelahnya menghela nafasnya dengan berat. " aku akan membunuh jung yunho kalau dia sampai berani mencampakanmu, cepatlah menikah dengan yunho." Ujar jongdae dengan suara tegas, melenceng jauh dari perkiraan jaejoong dan yunho.

Jaejoong tersenyum malu-malu, ayahnya tidaklah sepenuhnya membencinya, hatinya sangat senang. " gomawo appa.." Ucapnya dengan gembira. Jaejoong melirik takut-takut pada jongdae yang masih berdiri di depannya. " apa aku boleh memeluk appa, tiba-tiba saja aku ingin memelukmu appa.." Cicit jaejoong dengan ragu, ayahnya pasti menolak permintaannya kali ini.

Jongdae tetap diam tak menjawab, tidak pula mengangguk, membuat jaejoong di rundung sedih. Jaejoong hendak berbalik menghampiri yunho yang masih berdiri di belakangnya sambil menahan sakit di sudut bibirnya yang sobek dan mengeluarkan sedikit darah, namun jongdae terlebih dulu menarik putranya dalam pelukannya, pelukan hangat yang selama ini jaejoong impikan.

" ap-appa..." Cicit jaejoong tidak percaya, matanya mengerjap berkali-kali untuk memastikan kalau ayahnya sungguh tengah memeluknya.

" maafkan appa yang selalu mengabaikanmu selama ini nak, tapi sungguh appa sangat menyayangimu." Ucap jongdae dengan tulus, menepuk pelan punggung jaejoong, setelah beberapa saat jongdae melepaskan pelukannya, menatap wajah putranya yang sudah sembab dengan tatapan lembut.

" gomawo appa..." Kata jaejoong dengan terharu, jongdae mengangguk, mengacak surai putranya dengan penuh sayang.

Jongdae menarik jaejoong agar berdiri di sampingnya, lalu beralih menatap yunho yang memperhatikan keduanya

" kemari kau anak nakal !" Titahnya dengan kesal, ia masih dongkol mengingat perbuatan yunho pada jaejoong.

Yunho menurut, berjalan menghampiri jongdae yang berdiri di sisi calon istrinya. " apa jawabanmu ahjusshi ?" Tanya yunho dengan tidak sopan.

Jongdae memicing galak kearah yunho, calon menantunya snahat tidak sopan sekali. " cepat nikahi anakku, awas kalau berani membuat anakku menangis kau akan merasakan neraka jongdae yang sebenarnya nanti." Ancam jongdae sungguh-sungguh.

Yunho menahan tawanya, calon mertuanya sangat unik dan moody. " baiklah, kau tenang saja." Sahut yunho dengan santai, menarik jaejoong agar berdiri di sampingnya, melemparkan seringaian penuh kemenangan pada calon mertuanya.

" bocah sialan !!" Umpat jongdae dengan jengkel, namun tak ayal ia pun mengulum senyum bahagianya.



Dua bulan berlalu setelahnya, jaejoong dan yunho sudah resmi menjadi sepasang suami istri, keduanya memilih tinggal di kota paris, kota penuh kenangan manis tentang keduanya, dari awal pertemuan hingga mereka bisa bersatu seperti sekarang.

Guest in ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang