(Mistakes)
Mata sekelam malam itu memperhatikan Naruto yang menaruh sepiring Egg Benedict di hadapannya, dan tidak lupa piring berisikan Omusubi dengan okaka yang akan menjadi sarapannya hari ini. Makanan kesukaannya.
"Makanlah, Sasuke." Naruto mengambil kursi di seberang Sasuke—berhadapan. "Aku membelikan omusubi kali ini, habiskan ya."
Tersenyum. Itu lah yang selalu Sasuke lihat di wajah berparas manis Naruto, yang selalu pemuda pirang itu tunjukan di hadapannya—bukan, bukan hanya di hadapan Sasuke, namun di hadapan semua orang.
Dalam diam Sasuke menikmati sarapan paginya dan bersikap seperti biasanya—berusaha tidak peduli akan eksistensi Naruto di sekitarnya. Berusaha tidak peduli akan pandangan dari sapphire jernih itu yang menatapnya sendu.
Naruto memperhatikan Sasuke yang menghabiskan sarapannya dalam diam, tanpa igin memecah keheningan yang selalu tercipta di antara mereka. Bukannya Naruto menikmati keheningan ini, hanya saja ia tidak ingin membuat Sasuke tidak nyaman akan kehadirannya.
"Kau merapikan semua ini?" Sasuke mengelap bibirnya dengan serbet, sarapannya telah habis. "Aku tidak pernah memintamu untuk ini, kau tahu?"
"Maaf tuan Uchiha Sasuke yang terhormat, tolong jangan terlalu percaya diri." Naruto melipat tangannya di dada dengan kepala yang mendongkak angkuh. "Aku akan meminta uang belanja bulananku hari ini. Kau pikir ini gratis? Aku pacarmu, bukan pembantumu!"
Sasuke diam, wajahnya sangat shock.
"Lagipula tempat tinggalmu seperti kandang babi. Wajahmu tampan tapi lihat," kata-kata Naruto begitu menusuk hati Sasuke. "Kau kotor. Mana betah aku melihatnya!"
Sasuke masih shock dengan apa yang didengarnya. Tidak menyangka kekasihnya itu mengomeli dirinya.
...
Naruto bangkit dari duduknya melihat Sasuke yang datang menghampirinya dan mengambil duduk di kursi di hadapannya. Naruto bisa melihat wajah Sasuke yang lebih pucat dari biasanya, Naruto tahu ini disebabkan oleh udara musim dingin.
"Kau bodoh, hah?" bentak Naruto. "Tidak memakai syal, bahkan sarung tanganmu padahal jelas-jelas di luar turun salju! Kemana pikiranmu, Sasuke!"
Sasuke menghela nafas. "Duduklah, Naruto." Onyx itu menatap Naruto tajam. "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."
Naruto memilih menuruti perintah Sasuke. Sapphirenya menatap nanar Sasuke. Ia tahu bahwa Sasuke saat ini sedang kedinginan. Naruto bisa menangkap tubuh tegap Sasuke yang—sedikit—gemetar. "Minumlah dulu, Sasuke." Naruto menyodorkan hot chocolate yang beberapa saat lalu ia pesan.
"Aku kesini ingin bicara denganmu, bukan untuk minum cokelat panas milikmu." Sasuke menekankan kembali tujuannya iangin bertemu dengan Naruto.
Naruto menghela nafas maklum akan sikap kekasihnya. "Aku tahu." Pemuda manis itu memberikan senyumannya pada Sasuke. Senyuman lirih. "Minumlah terlebih dahulu, kau kedinginan." Telapak tangan berwarna tan itu menggenggam telapak tangan Sasuke, berusaha membagi kehangatan dengan pemuda raven di hadapannya.
Ini sebuah kesalahan.
Menarik tanggannya yang Naruto genggam, Sasuke menatap sang blonde dengan tatapan serius. "Sakura telah kembali." Ujarnya. "Ia sudah kembali ke Konoha."
Naruto menundukan wajahnya sesaat, kemudian kembali menatap Sasuke dengan senyum. "Bagus bukan jika Sakura telah kembali?" Naruto seolah memberikan pertanyaan kembali pada Sasuke. "Bagaimana kabarnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
FanfictionBagi Sasuke, cinta Naruto untuknya, juga mungkin perasaannya untuk Naruto adalah sebuah kesalahan. Bagi Naruto, jika Sasuke menginginkannya pergi, maka itulah yang akan ia lakukan.