Intermezzo - Extra Part

1.1K 81 11
                                    

Entah kenapa Nat kangen sama pasangan ini ( Sophie♥Bagas )...
Jadinya kasih extra part ini buat kalian yang mungkin juga lagi kangen sama mereka...hehehe...
So...happy reading ya, guys...

♡♡♡

Aku hanya bisa menghela napas geli melihat tingkah suamiku saat ini. Bagas yang biasanya selalu bersikap tenang dalam menghadapi sesuatu, akan berubah seratus delapan puluh derajat jika sedang menghadapi Ara - buah hati kami berdua.

Seperti saat ini, ketika Ara menangis sambil meronta-meronta dalam gendongan Bagas, karena dipisahkan secara paksa dari Dariel. Ara yang tadinya asyik bermain boneka barbie-nya dan ditemani oleh Dariel, tiba-tiba menangis karena Bagas langsung menggendongnya dan menjauhkannya dari Dariel. Hanya karena melihat Dariel yang lagi-lagi gemas dengan keimutan Ara lantas menciumi pipi gembil gadis kecilnya, Bagas merasa geram lalu memutuskan untuk menjauhkan Ara dari cengkraman Dariel.

Ara - putriku yang tahun ini menginjak usianya yang ke-empat, tampak tersedu-sedu karena tingkah ayahnya yang sedikit brutal. Entah apa yang sebenarnya ada di pikiran suami tampanku saat ini, sifat paranoid nya semakin menjadi ketika harus menghadapi Dariel dan membuatnya bertingkah sangat kekanakan.

Dariel yang melihat Ara menangis karena dijauhkan darinya, menatap Bagas dengan ekspresi cemberutnya yang menggemaskan. Dariel saat ini sudah tumbuh menjadi remaja kecil berumur 10 tahun. Selama seminggu ke depan Dariel memang sengaja dititipkan di rumahku, karena mama dan papanya sedang baby moon ke Singapura. Dan kegiatan favoritnya ketika berkunjung ke rumahku adalah menemani Ara bermain. Melihat Ara - sang princess kesayangannya sedang menangis, Dariel kini merasa kesal pada Bagas.

"Jauh-jauh dari Ara, monster kecil!" geram Bagas pada Dariel -yang beranjak mendekati Ara kembali, sambil berusaha meredakan tangisan Ara.

"Kenapa om bikin princess-nya aku nangis?" Dariel bersikap tidak mau kalah dan memprotes sikap semena-mena Bagas tadi.

"Berapa kali om bilang sama kamu, jangan suka cium-cium Ara sembarangan!" bentak Bagas sengit, sambil tidak lupa untuk menajamkan pandangannya ke arah Dariel.

"Dariel kan cuma gemas sama princess. Masa cium pipi aja nggak boleh?" Dariel masih tidak mau mengalah. Bagas rupanya menemukan lawan yang sepadan kali ini. Salahkan saja Ara yang memang tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik, pintar, lucu dan menggemaskan, hingga membuat Dariel tidak bisa menahan diri untuk tidak menciumi pipi gembil gadis itu setiap kali mereka sedang bermain bersama. Tapi aku yakin Bagas tidak akan pernah menyalahkan putri kecil tercinta kami itu. Yang akan menjadi kambing hitam untuk disalahkan sudah pasti adalah Dariel.

"Nggak boleh! Jangan sembarangan cium-cium Ara lagi. Om nggak suka!" tungkas Bagas sambil melotot geram pada Dariel. Dariel pun memasang ekspresi tidak terima. Bibirnya semakin mengerucut karena kesal.

Aku hanya bisa terkekeh geli melihat sikap posesif Bagas pada Ara. Putri kecilku itu masih saja menangis dalam gendongan Bagas. Apalagi melihat wajah Dariel yang tersiksa karena dijauhkan dari Ara. Ya ampun, di usia sekecil itu mereka harus menghadapi drama karena tingkah suamiku yang berlebihan, batinku geli. Karena tidak tahan lagi, akhirnya aku putuskan untuk mendekati mereka dan mencoba melerai ketegangan yang ada.

"Lho putri mama kok nangis? Kenapa, sayang?" tanyaku lembut pada Ara. Aku pun berjalan perlahan ke arah Bagas - yang masih sibuk menenangkan Ara, sambil tersenyum manis pada gadis cilik ku itu.

"Mama!" Ara merengek sambil merentangkan kedua tangan kecilnya padaku, menandakan jika dia ingin aku segera menggendongnya. Ara sedang marah pada sang ayah yang tadi dengan begitu egois memisahkannya dari mainannya dan juga dari Dariel.

Intermezzo (Selingan Indah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang