IM(Possible) 5

101 51 28
                                    

Vote sebelum membaca dan comment setelah membaca.

Happy reading!

"Vanya!"

"Bima? "

"Gue boleh minta waktu sebentar gak? "

Vanya terlihat menimbang,
"Oke!"

"Mau kemana? "

"Ke hati lo. "

Vanya memukul bahu Bima.
"Serius Bim."

Bima tersenyum,
"Gue lebih serius Van, Gue suka sama lo! "

Sial banget!

Vanya merutuki mulutnya, ngapain juga tadi dia nanya.

"Udah ah, gue serius mau kemana? Kalo Lo bercanda lagi, gue tinggalin nih, " tandasnya.

Bima tersenyum, tangannya mengapit jemari Vanya lalu menariknya membawa ke parkiran. Tempat mobil Bima terparkir bersama mobil-mobil lainnya.

"Masuk! "

Vanya masih bergeming, tak beranjak dari tempatnya berdiri. Ia menoleh pada Bima, seakan meminta penjelasan lebih.

"Masuk! Gue mau ngajak Lo ke suatu tempat."

"Apa-apaan? Gak mau! Gue bawa mobil. "

"Mobil Lo biar dibawa sama teman gue, janji gak akan hilang. Kalau hilang Gue ganti,"
Ucap Bima menenangkan, Vanya memincingkan matanya.

"Kapan? "

"Apanya? "

"Ganti mobil Gue kalau benar-benar hilang. "

Bima terkekeh, lalu terlihat berpikir sejenak.

"Nanti kalau Gue berhasil nikahin Lo. "

Blushh..

Semburat merah terlihat di pipi Vanya. Bima yang melihatnya tak tahan ingin mengecup lalu menggigit pipi itu, tapi tahan dulu.
Belum sah! Nanti saja.  Ucapnya dalam hati

Semua orang yang melihat itu pasti yakin bahwa yang saat ini ingin Vanya lakukan adalah menutup mukanya dengan bantal lalu berteriak kesetanan.

Baru dekat dengan Bima, ternyata seperti itu karakternya.
Agar tidak berlama-lama dihadapan Bima, lantas ia segera masuk mobil.

Dan selepasnya mobil tancap gas meninggalkan parkiran sekolah.

           **         **       **  

"Percaya gak percaya. Gue juga gak percaya bisa cinta sama Lo,"

"But believe me it is, ini gak terkendali Van. "

Vanya tersenyum tipis, kata-kata yang baru saja diucapkan Bima membuat dadanya berdesir. Geli diperutnya tak terelakkan.

"Bima, jangan sering-sering bilang cinta. Gue takut nya apa yang Lo rasa bukan cinta. "

"Apa Lo takut gak di cinta sama Gue? "

Vanya tersenyum samar.

"Seumur-umur Gue belum pernah ngerasain yang namanya pacaran. Bukan apa-apa, Gue cuma gak mau hati Gue--"

"Kenapa? "

"Enggak!"

Bima menghela nafas pelan,
"Van, percaya sama hati Gue deh. Cuma itu yang bisa bikin Lo gak takut buka hati."

"Karena nyatanya Kepercayaan yang bisa memperkuat jalannya hati, dan juga Keper--"

"Udah Bima!!" sentak Vanya bangun dari duduknya, ia menatap wajah lelaki dihadapannya. Dari pancaran matanya, sinar kebahagiaan mulai meredup tergantikan oleh sinar kebencian.

IM(Possible)✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang