Pertengkaran menciptakan jarak.Jaraklah yang menghilangkan ruang-ruang yang terisi.
Menjadi kosong di dalam hati.
Ruang kosong inilah yang mengakibatkan kesenggangan tak berarti.
________________________________
Malam ini, akan menjadi malam yang tidak mengasyikan.Sudah pukul 7 malam, mungkin sebentar lagi Devin akan datang.
Sebenarnya tidak masuk ke dalam rumah untuk bertamu, melainkan hanya berhenti didepan saja.Aku sudah mendengar suara motor besar tersebut dari luar rumah, lantas aku langsung bergegas keluar untuk segera mengakhiri pertemuan tidak penting ini. Aku hanya takut Adnan salah paham dengan semua ini. Aku takut, sangat takut jika harus kehilangan Adnan untuk kali kedua.
" Sebenernya lo mau apasih? " Tanpa basa basi aku langsung bertanya ketus kepada Devin.
" Ngajak lo nonton aja sih. Boleh? "
Ya tuhan. Meskipun Devin 11/12 dengan Adnan tetap saja aku lebih memilih Adnan. Wajah tampan Devin tidak akan mempengaruhiku.
Sudah banyak hati yang patah oleh ku karena mereka berusaha mendekatiku. tapi hatiku tetap memilih Adnan. Aku sangat menyayangi nya dengan tulus." Terus? "
" Terus makan. "
" Terus? "
" Terus .. "
" Terus gue peduli? "
Belum selesai Devin melengkapi tawarannya, aku sudah memotongnya terlebih dulu.
" Please ca lo jangan jutek
terus.. Gue janji jam 10 gue anter
lo balik tanpa lecet dan tersentuh
sedikitpun. Pleasee mau yaaaa, itung-itung sebagai permintaan maaf gue
ke lo. "
Bujuk Devin kepadaku yang sedang sibuk memainkan handphone.Aku tidak membalas rayuan Devin. Tanganku langsung sigap mengambil helm yang sudah disiapkan Devin sejak tadi. Harapanku cuma satu pada saat itu, semoga ini semua cepat berakhir.
***
Kami berdua menghabiskan waktu menonton film, makan dan cepat segera pulang sebelum jam 10 malam datang.
Sebal sekali rasanya melihat raut wajah Devin yang seolah olah mengekspresikan penuh kemenangan.Kini kami berdua sedang berada dirumah makan cepat saji. Aku memesan Paket 1 yang terdiri dari Big Cheese Burger, Ayam Goreng Spicy dan coklat panas sebagai minumannya. Sedangkan Devin, entahlah aku tidak terlalu memperdulikannya. Yang penting aku makan gratis dan pulang dengan perut kenyang.
Aku masih dengan posisi awalku.
Duduk berhadap-hadapan dengan Devin dan aku pun sibuk dengan duniaku sendiri. Hanya menatap layar tipis yang berada digenggaman tanganku dan mungkin sekarang Devin sudah mulai bosan dengan pertemuan kita.Dengan diriku yang dingin yang lebih banyak meng-iyakan setiap cerita yang terlontar dari mulut Devin.
Aku tahu bahwa Devin sangat excited sejak aku menerima tawaran basi nya sebagai permintaan maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Late to Change
SpiritualAssalamu'alaikum wr.wb✨ Terkadang syaitan membuat kita merasa sudah berhijrah. Padahal kita masih jalan ditempat. Akan tetapi, tidak ada kata terlambat untuk berubah! Tidak ada kata terlambat untuk menjadi lebih baik. Tidak ada kata terlambat untuk...