Hai kakak! Apa kabarnya?
Saya baik tentunya 🤗"Assalamu 'alaikum wa Rohmatullaah" suara lirih Ibu Izzah saat mengakhiri jama'ah sholat asar.
Dilanjut dengan beberapa wiridan wajib juga do'a-do'a indah.Aku melipat rukuhku dan merapihkanya. Kemudian menyerahkannya pada santri yang kebagian piket menata rukuh.
"Maa syaa Allaah. Panasnya.." aku menyeka dahiku sambil mengibas-ibaskan telapak tanganku berharap panas ini menghilang.
Masih ada beberapa menit sebelum berangkat musyawarah.
Setelah merapihkan kerudung, aku mencari kitabku."Akhlaq, sejarah.."
"Haida!"
Suara sari membuatku menengok.
Ia melambai-lambaikan tangannya dari jauh dan berekspresi agar aku cepat.Aku tersenyum mengamati mimik wajahnya yang sedang menyuruhku berangkat.
"Iya... Iya... " Aku pun melangkah menuju kelas sambil merangkul pundaknya kasar.
Di pesantrenku, jika waktu belajar tiba maka kamar dijadikan kelas. Karena memang santri putri tak diperbolehkan keluar pesantren. Berbeda dengan santri putra, tersedia madrasah di samping pesantrennya. Mengingat desa yang padat penduduk jadilah madrasah hanya dipakai untuk santri putra.
"Aduh Haeda, kerudungku berantakan nieh..". Sari membenahi kembali kerudung maroon miliknya.
"Abis, kamu nyuruh aku cepat-cepat. Kan aku juga jadi belepotan bedaknya".
" Hei, ga lihat apa, ustadzah udah pada keliling".
Aku membulatkan mataku.
"Yakin?" Bisikku.
"Makanya langsung aku susul, kan?.
Jadi bilang makasih padaku. Cepet!"."Terimakasih temanku yang super baik... " Aku menggoda sari dan ia mengangkat wajahnya spontan. Kami tertawa bersamaan.
"Ehem!". Suara ustadzah fikri. Langkah kakinya terdengar mendekat.
Aku dan sari langsung jalan cepat.
Alhamdulillaah, chapter 2 selesai. Jangan lupa vote dan komentarnya yah Minna! 😎😎😎
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHA SANTRI [COMPLETE]
RomanceKeikhlasan Haeda dalam menjalin pertemanannya membuat semua penghuni Qomariyah firdosi menyayanginya. Tapi takdir memang tak selamanya berjalan mulus.