9. BEBAN

788 37 0
                                    


Assalamu 'alaikum wr wb.
Salam sejahtera dariku.
Setelah masalah dengan mbak Siti selesai. Kini aku akan menyelesaikan masalah haeda dengan mbak Dian.

"Mbak Dian!" Aku melambaikan tanganku. Kamarku sedang sepi begitu juga kamar-kamar lain. Semua penghuni kamar sedang berkumpul di aula karena ada acara ekstrakurikuler pesantren yang diadakan Jumat sore.
Aku yang akan piket kamar dan jemuran kamar bertemu dengan mbak Dian.

"Ada apa Haeda?".
Mbak Dian mengurungkan tangannya yang hendak mengangkat ember berisi air. Kemungkinan ia piket membersihkan loteng.

"Begini, mbak. Haeda ingin bicara tentang..."

"Mbak yang piket nasiiii !!"
Teriakan seseorang dari lantai bawah memutuskan pembicaraan yang hendak ku mulai.

"Haeda, maaf sebelumnya. Tapi aku piket nasi sore ini. Jadi maaf sekali yah...". Mbak Dian buru-buru menjelaskan.

"Eh, oh iya mbak. Mungkin lain kali saja".
Mbak Dian hendak pergi namun ia sempatkan memalingkan wajahnya padaku.

"Kalau Haeda ingin bicara tentang malam belajar wajib itu, jangan dipikirkan. Aku ga apa-apa kok. Aku hanya sedang di zona masalahku sendiri. Jadi jangan dipikirkan, oke?".

Setelah berkata seperti itu, mbak Dian turun kelantai bawah untuk mengambil jatah kamarnya.

Aku sedikit lega mendengarnya.

'Terimakasih mbak dian'

Aku lalu melanjutkan piket kamarku.

"Walau sudah termaafkan, bukan berarti semuanya selesai kan?".

Suara itu terdengar seperti suara Mbak Yanti.

"Yah... Tau gitu q molor aja". Suara itu kembali terdengar disusul suara cekikikan lainya.

Kulihat dari kejauhan Mbak Yanti dan dua orang lainya sedang membicarakanku.

"Sudahlah... Orang pinter sih bebas. Ya, gak?".
Lanjutnya dan di-iya-kan oleh yang lain.

Ya Allah !

Untuk kedepanya mungkin akan lebih panjang sedikit. Hehehehe... Cuma sedikit sih..
Okey, see you again. 😍😍😍

MAHA SANTRI [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang