Hoooooooo.... Inilah chapter kedua dalam hari ini.
Untuk pemula seperti saya. Ini membuat mual. 😂😂😂Selesai sholat isya berjamaah, aku bersiap-siap ke aula untuk kegiatan belajar wajib. Berbeda dengan musyawarah yang merangkum pelajaran tadi siang, belajar wajib bertujuan untuk menghadapi materi besok dengan mengulang pelajaran pada pertemuan yang lalu.
"Haeda, sini!".
Sari memanggilku.
Aku langsung berlari kecil dan menjatuhkan badanku disamping Sari yang membelalakkan matanya."Haeda! Kebiasaan kamu. Maen tubruk-tubruk aja". Aku tertawa.
"Kan kamu empuk hehehehe... ".
" Ga adil tauk... Cuma enak di kamu". Sari manyun.
Aku mengambil kitabku lalu membukanya."Kan Haeda tau kamu bakalan minjem kitab. Betul ga?" Tanyaku menggoda.
"Hehehehe.... Tau aja kamu".
Kata sari membenarkan.Di aula ini semua santri berkumpul dan membuat batas kelasnya masing-masing.
Jam menunjukan pukul 8 lebih 10 menit.
Kegiatan belajar wajib sudah dimulai 5 menit yang lalu dan sampai 10 menit berikutnya kelasku masih belum mulai juga."Mbak Dian mana sih!" Suara Mbak Yanti menggema Di antara teman-teman sekelasnya yang juga mulai bosan.
Ia menanyakan temanya yang bertugas malem ini."Di panggil ustadzah. Bentar lagi balik" sahut yang lain.
Kelas kembali membisu. Ada yang melanjutkan ngobrol, ada yang lanjut ngafalin hafalannya.
Dan sari, masih menambal kekurangan kitabnya."Da, bacain lah... Mataku puyeng liat tulisanmu kelamaan".
Kata sari tiba-tiba"Sini, biar Haeda yang bacain".
Aku mengambil kitabku dan membacakan beberapa keterangan yang sari tunjuk.
Sari, sari. Kemana aja ni orang. Masa iya tambalannya hampir satu mata pelajaran. Tidur kali yah...
"Mbak Haeda, ulangi."
Suara Mbak Susi membuatku menengok."Ya, mba?"
Tanyaku ga paham."Kalimat yang tadi, tolong ulangi".
Eh? Mbak Susi ikut nambal kitab juga?.
Ku edarkan pandanganku ke sekeliling.
Sedetik kemudian aku sadar karena
Beberapa teman sekelasku ikut menyimak dan mencocokkan kitab mereka. Aku tersenyum kecil saat bertemu tatap dengan mbak Ayu yang juga ikut menambal. Lalu mataku mencari sosok mbak Dian.
Apa mungkin mbak Dian belum kembali?
tapi ekor mataku menangkap wajah Mbak Dian yang sedang memasang wajah kesal sambil mencorat-coret buku sendirian.Yaa Allaah!
Huammm selesai sudah chapter 4 ini.
2 chapter dalam sehari, ga biasa nulis jadi agak mual karena mantengin hp Mulu. Hehehehe
Tp tetap semangat!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHA SANTRI [COMPLETE]
RomanceKeikhlasan Haeda dalam menjalin pertemanannya membuat semua penghuni Qomariyah firdosi menyayanginya. Tapi takdir memang tak selamanya berjalan mulus.