Terima Kasih Ayah

1.2K 14 0
                                    

Ayah merupakan sosok seorang pelindung bagi anak – anaknya. Ayah bahkan terkadang bisa menjadi seorang ibu. Begitupun bagi Ardiansyah, seorang anak yang hanya memiliki ayah karena telah di tinggalkan oleh ibunya sedari kecil. Kehilangan sosok ibu bukan berarti kehilangan kasih sayang. Adrian tetap mendapatkan kasih sayangnya walau dari pigur seorang ayah. Kini ayahnya lah yang menjadi pelindung satu – satunya yang dimiliki oleh Ardian.

Kasih sayang yang di berikan jelas sekali berbeda antara seorang ibu dan ayah. Hanya ibu lah yang mampu memberikan kenyamanan bagi anak – anaknya. Namun ayah Ardian berusaha untuk memberikan keduanya, antara kasih sayang seorang ibu dan sosok pelindung seorang ayah. Ayah Adrian menunjukan dengan sekuat tenaga agar anaknya tidak pernah kehilangan kasih sayang seorang ibu.

Cara mendidiknya pun sangatlah berbeda, pigur ibu lebih identik dengan kelembutannya. Sedangkan seorang ayah selalu memberikan sikap yang tegas dan keras. Namun ayah Adrian berusaha mengkolaborasikan keduanya agar anaknya tidak kehilangan kelembutan juga ketegasan. Bagi Adrian, ayahnya adalah sosok orang yang hebat yang mampu menjaganya dan memberikan kasih sayang seorang ibu. Orang tua satu – satunya yang mampu merangkap 2 posisi penting dalam hidup Adrian yaitu ayah dan ibu. Berjuang tanpa pendamping sangat sulit dilalui oleh ayahnya Adrian. Walau begitu, tak pernah sekalipun ayahnya Adrian menunjukan raut muka yang sedih ataupun meneteskan air mata.

Suatu malam Adrian sedang tidur di pangkuan ayahnya yang sedang duduk di luar rumah. Adrian menanyakan beberapa hal kepada ayahnya.

"Ayah... (tegur Adrian memecah kebisuan) kemarin malam ayah dari temanku membiarkan nyamuk menggigit tangannya sampai kenyang. Maksudnya supaya nyamuk itu tidak akan menggigit anaknya. Apakah ayah akan melakukan hal yang sama ???", tanya Adrian kepada ayahnya.

"Tidak, nak...", jawab ayahnya singkat.

"Kenapa ? Apa ayah ngak sayang sama Adrian ?", tanya Adrian kembali kepada ayahnya.

"Bukannya ayah tidak sayang"

"Lalu ?"

"Ayah akan melakukan hal yang lain"

"Melakukan apa yah ?"

"Jika nyamuk datang ingin menggigitmu, ayah tidak akan melakukan apa yang ayah temanmu lakukan. Tapi ayah akan mengusir nyamuk sepanjang malam supaya tidak menggigit siapa pun. Apa lagi sampai menggigit anak ayah !!!", tegas ayah Adrian sambil mengelus rambutnya yang hanya mengangguk mendengar jawaban ayahnya..

"Oh ya. Ayah, aku pernah membaca cerita tentang seorang ayah yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa makan sampai kenyang. Apakah ayah akan melakukan hal yang sama ?"

"Tidak, nak.. Ayah tidak akan melakukan hal itu. Ayah akan bekerja sekuat tenaga supaya kita semua bisa makan dengan kenyang dan kamu tidak harus sulit menelan makanan karena merasa tidak tega melihat ayahmu sedang menahan lapar!", Sang anak tersenyum bangga mendengar apa yang dikatakan ayahnya.

"Aku suka jawaban ayah, Apakah ayah benar – benar akan melakukan itu semua"

"Tentu saja, Apapun yang ayah kerjakan semua untukmu, Adrian. Ayah tak akan membiarkan kau sengsara di tengah luas dan kejamnya dunia ini"

"Kalau begitu, aku boleh selalu menyandarkan diriku kepada ayah, ya?"
Sambil memeluk anak itu sang ayah bekata. "Tidak Nak tidak"

"Kenapa ? ayah lagi – lagi mengatakan tidak, Apakah yang ayah katakan hanyalah kebohongan"

"Tidak, nak... Bukan begitu... Ayah hanya tidak akan membiarkan kamu terus bergantung kepada ayah atau pun orang lain"

"Lalu"

CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang