Mencoba Berlari itu mudah. Namun, mencoba berlari dari kenyataan itu tak semudah apa yang kita pikirkan. Lebih baik berlari seribu kilometer dari pada lari dari kenyataan. Bayang-bayang yang terus mendekap hati, menyelimuti kalbu seakan menyayat hati dan menjegal langkah kakinya untuk berlari melupakan masa lalu. Kisah kelamnya seakan menjadi hantu di setiap waktu dan menghambatnya untuk melakukan kebebasan. Bagaikan burung yang terkurung di dalam sangkarnya. Tak bisa pergi kemana ia suka, begitupun ia yang kini telah terkekang pahitnya masa lalu. Tepatnya 2 tahun yang lalu.
Tak terasa 2 tahun telah berlalu. Walau masih di bayang-bayangi nampaknya ia masih memiliki sebuah harapan untuk tidak terjatuh semakin dalam lubang penyesalan. Kini ia masuk ke sebuah sekolah yang terpandang di daerah Subang Utara. Walau Kondisi ekonomi keluarganya kurang, namun ia berhasil mendapatkan beasiswa di sekolah tersebut.
Namanya adalah Rio Nandya Pratama Ahmad sering disebut Rion. Banyak orang yang mempertanyakan mengapa ia harus memilih SMA ketibang SMK. Padahal jika dipikir secara logika, kesempatan untuk bekerja lebih cepat itu jika kita masuk SMK karena mereka sudah di latih untuk bekerja sejak dini berbeda dengan SMA yang lebih menfokuskan pada pembelajaran. Itu juga yang sebelumnya menggangu pikiran Rion untuk memilih antara SMK atau SMA ditambah lagi dengan kondisi ekonominya yang serba kekurangan. Rion terus berpikir dan menemukan sebuah keganjalan akan jawabannya sendiri. Sebab Dan akibat Dari Cara pandangan masyarakat yang lebih memilih teknik ketibang pendidikan.
Keterbatasan sering kali menjegal langkah kaki kita untuk melangkah maju. Seperti kapal yang berlayar tak berhaluan. Ia pergi kemana angin meniupnya dan berhenti di sebuah titik dimana angin meninggalkannya. Seperti itu lah pola pikir mereka. Hidup dalam kondisi keadaan yang apa adanya dan tak ada kemauan untuk merubah strata kehidupan yang serba kekurangan. Hal itu membuat kita terus terkurung di dalam lingkaran kemiskinan yang terus membelenggu karena kurangnya sumber daya manusia dalam memerangi kejamnya dunia. Keterbatasan pola pikir itulah yang membuat masyarakat di indonesia berada dalam kemiskinan.
Rion adalah salah satu dari banyaknya orang yang ada di indonesia. Namun pola pemikirannya kini sedikit berubah. Berbeda dengan kebanyakan orang pada umumnya. Rion kini sadar akan pentingnya pendidikan dan memiliki cita-cita yang sangat tinggi. Sebabnya karena Rion masih memiliki sebuah harapan dan impian yang selalu ia jaga dan ingin ia raih.
Cita-citanya sebenarnya sangat simple yaitu menjadi seorang guru, namun ia juga ingin menjadi seseorang pengusaha yang sukses dan menjadi penulis buku terkenal di dalam negeri. Tapi jangan salah, cita-citanya bukan sebatas itu saja. Rion ingin menjadi orang yang di kenal bukan hanya dikenal di dalam negeri melainkan di seluruh penjuru dunia.
Mimpinya itu yang terkadang menjadi bahan ejekan orang karena keadaannya yang jauh dari kata berkecukupan. Walau begitu, ia tak pernah patah arang. Rion tak pernah mempedulikan hujatan yang terlempar ke padanya. Justru ia menjadikan itu sebagai motivasi untuk mencambuk jiwanya agar semakin semangat dan membakar jiwanya untuk membuktikan bahwa ia bisa mewujudkan semua itu. Hal yang dia tempuh salah satunya dengan belajar sungguh-sungguh. Dan ia hanya bisa mendapatkan semua itu dengan masuk ke SMA terfaforit minimal di kotanya.
Siang malam buku tak pernah ia lepaskan. Rion selalu membaca buku kemanapun kakinya melangkah pergi. Berbeda dengan kebanyakan orang yang lebih sering membawa smartphone atau gadgetnya. Ke kantin, ke ruang makan, ke ruang tamu, main bahkan sering kali tak terasa buku itu menempel di mukaknya karena ketiduran saat membaca buku. Hal itu membuat nya di juluki si kutu buku. Rion tak pernah sedikitpun merasa malu karena menurutnya buku adalah jendela dunia. Apapun yang ingin ia ketahui ada semua di dalam buku-buku yang dibacanya. Merubah pola pikir dan menambah wawasan tentang betapa menabjubkannya dunia dan rahasia-rahasia sang pencipta yang belum diketahui dan bahkan jarang orang tau serta yang belum terjamah oleh manusia.
