Fisika? Sungguh Fiona ingin sekali pergi meninggalkan kelas bak neraka itu sekarang juga. Fiona tidak mengerti sama sekali materi pelajaran yang di ajarkan oleh bu Ayu itu.
Fiona sadar, dulu waktu kelas 10 ,dia termasuk murid pandai yang ada di sekolahnya. Dia bisa mendapatkan peringkat 5 besar paralel setiap ujian. Tapi sekarang? Astaga dia ingin sekali menenggelamkan kepalanya di sungai saat melakukan kegiatan belajar mengajar seperti ini. Mungkin,ini efek dari Fiona yang berlarut-larut dalam kesedihannya saat dia terpuruk dulu. Alhasil,dia banyak ketinggalan materi pelajaran. Dan sekarang, dia juga harus baik-baik mengatur waktu antara sekolah dan pekerjaannya. Akan tetapi inilah hasilnya, dia belum pandai mengatur waktunya sehingga ia harus merelakan sekolahnya dulu dari pada Pekerjaannya.
Fiona duduk sendiri. Tidak ada siapapun di sampingnya. Ah,maksudnya tidak ada seorang pun yang mau sebangku dengannya. Fiona Duduk di bangku pojok belakang sendiri. Bagaimana? Sudah seperti kuman kan? Ada tidak ada dirinya pun tidak ada yang mempermasalahkan.
Ah Fiona sempat lupa lagi, dia kan hanya anak seorang koruptor. Mana ada yang mau berteman dengannya? Satu-satunya teman Fiona itu ya hanya 1, boneka-boneka minion koleksi nya dulu saat dia masih menjadi orang kaya. Hanya itu teman Fiona. Tempat melampiaskan rasa keluh kesahnya.Tok...tok..tok
Suara ketukan pintu tidak dihiraukan oleh Fiona. Dia masih menelungkupkan wajahnya di kedua tangannya yang melipat.
Masa bodo, palingan juga bu Dian yang hanya mengecek keadaan Fio sekarang."Permisi. Boleh saya masuk?"
Benar kan, tanpa melihat orangnya pun Fiona juga sudah mengetahui siapa orang itu. Suara bu Dian memang sudah sangat di kenali oleh Fiona.Setelah bu Dian masuk ke dalam kelas Fiona, ia sedikit berbisik kepada Bu Ayu yang sedang mengajar di kelas Fiona.
"Maaf mengganggu waktu kalian. Ibu akan memberikan pengumuman"
Fiona tetap di posisi awal. Tak berniat untuk melihat wajah gurunya itu sama sekali. Sudahlah, dia capek sekarang. Dia ingin sekali memejamkan matanya meskipun hanya 10 menit saja.
"Saya akan memperkenalkan seseorang, silahkan masuk" pinta bu Dian kepada seseorang itu.
Seseorang itu melangkahkan kakinya ke dalam kelas. Suara riuh siswa-siswi mulai menggema di kelas itu. Suara itu di dominasi oleh teriakan siswa-siswi. Mayoritas perempuan disana sedang memandangi makhluk ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna. Begitu fikir mereka.
Tetapi, Fiona tetap tidak menghiraukan suara teman-temannya itu. TEMAN? ah Bukan,maksudnya ,orang yang dulu berlagak baik di depan tetapi busuk di belakang. Oops!"Hallo semua.. kenalin nama gw Farel Adelard Yogaswara.gw murid baru di sini. Semoga kita bisa berteman dengan baik" seru Farel di sertai dengan senyuman tipis di akhir kalimatnya.
Astaga, riuh suara jeritan mulai terdengar kembali. Bahkan, suaranya melebihi dari yang tadi.
Fiona mulai terusik dengan itu, ia mulai mendongak menatap ke depan berniat untuk melihat siapa orang yang sudah mengusik waktu istirahatnya.
Fiona sempat terdiam saat manik mata nya bertemu dengan seseorang yang sedang berdiri di depan. Ya, dia adalah pria yang tadi pagi menanyakan ruang Kepala Sekolah. Pria yang mengaku bahwa dia adalah siswa baru disini. Dan setelah pertemuan tadi, terlintas di Fikiran Fiona bahwa Pria itu adalah Pria yang kemaren sore memprotes dan memarahi nya hanya karena sebuah ice mocchiato caramel yang stok persediaannya telah habis.
Astaga, kenapa dia ada disini? Apa mungkin dia akan sekelas dengan ku?- Fiona.
Ingin rasanya, Fiona mencabik-cabik wajah pria itu. Tapi Fiona sadar, ini area sekolah, tidak baik untuk melakukan itu semua. NO!!!
Farel menyadari bahwa gadis yang duduk di pojok belakang itu adalah gadis yang dia tanyai tempat Ruang Kepala sekolah tadi pagi.
Farel melempar senyum manisnya kepada gadis itu.
Sementara di belakang, Fiona tidak berniat untuk mempermasalahkan ini. Toh, pria itu juga pasti akan menghindari Fiona dan Tidak akan menganggap Fiona ada seperti orang-orang lainnya.
Astaga apa-apa an ini? Kenapa dia melempar senyumnya? Apa senyumnya memang untuk Fiona? Entahlah, Fiona pun juga tidak mengerti pria itu sedang senyum kepada siapa. Fiona hanya terdiam dan memasang wajah cueknya kembali.
Fiona berfikir, sepertinya pria itu belum menyadari jika Fiona adalah seorang pelayan yang ia marahi kemaren sore.
"Baiklah, silahkan duduk di bangku yang kosong Farel" kata bu Dian
"Iya bu, saya akan duduk di sana" kata Farel sambil menunjuk meja yang ada di sebelah Fiona.
Fiona melotot dengan apa yang di lihatnya tadi. Apa? Farel akan duduk disampingnya? Tidak, semua ini tidak bisa di biarkan.
Bukan hanya Fiona yang kaget, semua yang ada di sana pun juga kaget saat mereka mengikuti arah jari telunjuk Farel yang berhenti tepat di samping kuman sekolah, tak terkecuali dengan Bu Ayu.
Lagi, Farel tersenyum tak menghiraukan ekspresi kaget dari semua orang. Tapi entah senyum itu untuk siapa?
"apa kamu serius Farel? Sebaiknya kamu duduk di belakang silvi saja" bu Ayu menunjuk kursi kosong yang berada di belakang siswi yang bernama Silvi.
Semua orang menganggukkan kepalanya tanda menyetujui ucapan dari guru Fisikanya, tapi tidak untuk Bu Dian, Farel,Dan Fiona.
"Tapi saya pengennya di samping dia"
"Astaga, mengapa pria ini masih saja mengesalkan sama seperti kemaren sore? Sebenarnya apa sih maunya dia." Gumam Fiona dalam hatinya.
"Tap--" ucapan bu Ayu terputus saat Farel kembali mengucapkan sebuah kata.
"Memangnya kenapa kalau saya duduk di sampingnya?Apa ada yang salah?"
"Tidak kok Farel, tidak apa-apa. Silahkan pergi ke Bangkumu. Kalau begitu ibu pergi dulu. Semoga kamu betah disini"
#tbc
Pendek? Emang😂lgi mager ngetik soalnya muehehe

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Angel
Teen FictionDia adalah gadis cantik yang sangat populer di sekolahnya. iya, dia memiliki paras yang sangat cantik.Tak hanya itu, hatinya pun juga sangat lembut bak malaikat. Tapi, apakah seiring berjalan nya waktu dia akan selalu menjadi primadona di Sekolah-ny...