Lima Belas

491 25 0
                                    



Dentuman music terdengar kencang ditelinga Rio. Menyendiri dengan kedua telinga yang tersumpal earphone ditengah kegaduhan kelasnya karena tidak ada guru yang mengajar. Memejamkan matanya merenungkan kejadian-kejadian yang terjadi akhir-akhir ini. Membuat gadis yang ia sayang sering merona karena kelakuannya. Rio terkekeh pelan saat mengingat itu semua. Tepukan dibahunya membuat nya tersadar dan menoleh pada seseorang yang menepuk bahunya.

"Kenapa?" Tanya Rio sambil menyernyitkan dahinya.

"Di panggil Bu Metha, disuruh ke ruangannya." Ucap salah satu teman Rio.

"Thanks"

Dengan langkah pelan Rio menghampiri ruangan Bu Metha. Sebelum itu ia memasukkan earphone yang ia pakai tadi kedalam saku celana nya. Rio mengetuk pintu ruangan Bu Metha, menghembuskan nafasnya berat dan memasuki ruangan Bu Metha.

"Permisi Bu, Ibu memanggil saya?"

"Oh Mario. Iya silahkan duduk. Bagaimana persiapannya? Sudah beres?"

"Sedikit lagi Bu"

Bu Metha hanya menganggukan kepalanya. "Persiapkan lebih matang lagi ya Mario, 3 hari lagi kamu berangkat. Jadi yang terbaik untuk dirimu sendiri dan sekolah. Bawa nama baik sekolah. Kalau begitu kamu boleh keluar."

"Baik Bu, kalau begitu saya permisi" Jawabnya sambil berdiri dan keluar meninggalkan ruangan gurunya tersebut.

Saat Rio membuka pintu ruangan tersebut, Rio mendapati seseorang berdiri di depan ruangan tersebut.

"Lo? Sejak kapan disini?"


*****


"Buset! Ini kelas apa pasar? Berisik banget ihh. Kalo Ify sih no ya buat kelas ini. Udah ah gue ke ruang music aja."

Ify bersenandung saat berjalan menuju ruang music. Sebelum sampai di tujuannya, dirinya menghentikan langkahnya menghampiri ruangan yang sedikit terbuka tersebut. Ify memincingkan kedua matanya, melihat sosok yang tengah duduk menghadap guru.

'Kayak Rio. Tapi.. ngapain ya dia di sini?' pikirnya.

Ify mendekatkan tubuhnya pada pintu tersebut. Entah apa yang membuat dirinya begitu ingin tau apa yang sebenarnya Rio lakukan di dalam ruangan tersebut.

"Sedikit lagi Bu"

"Persiapkan lebih matang lagi ya Mario, 3 hari lagi kamu berangkat. Jadi yang terbaik untuk dirimu sendiri dan sekolah. Bawa nama baik sekolah. Kalau begitu kamu boleh keluar."

"Baik Bu, kalau begitu saya permisi"

'Berangkat? Berangkat kemana? Rio mau kemana?' Pertanyaan itu terngiang di kepalanya seakan dirinya butuh jawaban.

"Lo? Sejak kapan disini?"

Tubuh tegap Rio menatap dirinya dengan sedikit terkejut. Apa yang sebenarnya disembunyikan oleh cowok tersebut.

"Yo.. boleh nanya sesuatu?"

Dahi Rio berkerut, jantungnya berdegup lebih cepat. Takut-takut hal yang tidak diinginkan terjadi saat ini juga.

"3 hari lagi.... Lo mau kemana?"

Deg.

Rio hanya terdiam. Menundukkan kepala nya takut menatap kedua mata gadis dihadapannya yang menanti jawaban darinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kembalilah (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang