Tiga

1.2K 61 6
                                    

Rio membalas ucapan Ify dan Ify pun tak mau kalah. Mereka terus berdebat hingga terdengar derap langkah tegas mendekat ke arah mereka berdua dan menghentikan perdebatan yang gak jelas itu.

"Mario! Jangan biasakan untuk berantem karena hal kecil" ucap seorang pria dengan tegas.

Rio menoleh ke arah suara tsb, betapa terkejutnya Rio mendapati sosok ayahnya yang selama ini bekerja di luar negeri.

"Papaaa!!" Sahut Rio langsung menghampiri papa nya dan memeluknya.

"Apa kabar nak?" Tanya papa Rio membalas pelukan sang ayah.

"Rio baik pah! Papa kapan dateng kenapa gak kabarin Rio. Rio kan bisa jemput papa" ucap Rio sambil menatap papanya.

"Rubah tampangmu itu Mario! Apa kau tidak malu dengan kekasihmu jika kau masih manja dengan papamu ini?" Ucap papa Rio sontak membuat Rio  membulatkan matanya.

"Pacar? Pacar siapa pa? bahkan baru satu hari aku berada di komplek ini" ucap Rio pada papanya.

Ify yang mendengar perbincangan kedua orang di hadapannya ini memilih untuk diam. Ia tak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. Sebenarnya ia ingin sekali berlalu dari tempat ini, tapi bukankan kedua orang tuanya mengajarinya untuk selalu sopan pada orang yang lebih tua. Jadi mau tidak mau Ify memilih untuk diam dan mendengarkan setiap percakapan di hadapannya, baru setelah itu ia bisa pamit untuk pulang.

"Tuhkan! Bahkan baru sehari kamu di sini tapi sudah bawa gadis cantik ini datang ke rumah" ucap papanya membuat rio menoleh pada ify dan menepuk jidatnya.

Rio lupa dengan Ify saat ia sedang bersama ayah tercintanya ini.
Rio menghampiri Ify dan menarik tangan Ify untuk mendekat ke arah dimana ayahnya berdiri.

"Pa kenalin ini Ify, dia anak tetangga sebelah. Bukan pacar Rio" ucap Rio dan saat ia mengatakan pacar ia berbisik pada papanya.

"Fy kenalin ini bokap gue" ucap Rio yang masih mengenalkan satu sama lain.

Ify mencium punggung tangan papa Rio dengan sopan. "Ify om" ucapnya sambil tersenyum.

"Gadis yang manis" gumam papa rio.
"Mampir dulu. Kita bisa ngobrol, di dalem juga ada adeknya Rio." Ajak papa Rio pada Ify.

"Ehmm iya om" sahut Ify mengikuti Papa Rii memasuki rumahnya.

Saat ify memasuki rumah Rio. senyum mengukir indah di sudut bibirnya. Ia selalu suka dengan nuansa rumah rio. Padahal kunjungan kerumah rio bisa di hitung. Tapi Ify sudah sangat menyukai furniture di setiap sudut rumah rio.

"Saya tinggal ke dalam dulu yaa" ucap papa Rio sambil berjalan menuju kamarnya.

"Kakakkkk" teriak gadis kecil yang langsung menubruk tubuh Rio dan memeluknya.

"yaampunn Achaaa kakak kangen banget sama kamu" ucap Rio sambil membalas pelukan gadis kecil yang dipanggil Acha.

"Achaa juga kangen sama Kak Rio. Acha mau sekolah di sini aja gak mau di luar negeri. Kalo acha sekolah di sini nanti bisa minta ajarin Kak Rio. Kak Rio kan pinter" pinta Acha pada Ayah Rio.

"Acha boleh sekolah di sini. Tapi janji sama Kak Rio kalo acha harus jadi juara di sekolah. Janji?" ucap Rio sambil mengulurkan kelingkingnya di depan gadis kecil tsb.

"Janjiiii. Acha janji bakal jadi juara di sekolah biar sama kayak kak Rio." Ucap gadis sambil menautkan kelingking kecilnya membuat Rio gemas dengan wajah polosnya.

Ify yang melihatnya pun turut tersenyum. Ah bahagia sekali jika ia memiliki saudara kandung. Pasti ia akan punya teman main jika di rumah. Andaikan dia memiliki saudara. Ya! Andaikan. Hanya berandai andai. Tak tau akan jadi kenyataan atau hanya perandaian.

Kembalilah (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang