| • chapter 11 • |

10.1K 893 23
                                    

"Froy !!"
"Kau benar-benar !! Dad tidak tahu harus memperlakukanmu seperti apa lagi ! kau bukannya menjadi dewasa tapi malah menjadi-jadi seperti ini !"

Benar adanya, seperti yang kalian baca, Om David sedang memarahi Froy habis-habisan diruang tamu.

"Kau tahu berapa biaya service mobil yang kau tabrak itu ? Kau benar-benar kelewatan Froy ! Lalu, kau meninggalkan Rapat pentingmu kemarin ? Kamu mau jadi apa ha ! Kamu itu punya tanggung jawab, intinya Daddy akan menyita mobilmu, dan kau tidak akan keluar kemana pun !" Seru Om David yang membuatku juga getir seketika, Om David sangat mengerikan jika memarahi Froy. "Dan Tyler, awasi Froy ! Ingatkan untuk menjga tingkah lakunya !" Seru Om David kepadaku. Aku hanya mengangguk mengiyakan perintah Om David lalu ia pergi dari apartment tentu saja dengan kekesalan yang amat besar.

"Yang benar saja, kemarin kau bilang bersama temanmu ?" tanyaku melihat Froy yang kebingungan sendiri. "Kau tahu, mungkin kemarin aku masih dalam pengaruh minuman," jawabnya tertawa ringan. Ia seperti tidak ada rasa menyesal sama sekali setelah mendengar omelan Ayahnya sendiri. "Froy, apa kau tidak kasihan melihat Om David ? i mean look at him, dia sudah tua, dan yang ia inginkan hanyalah melihat anaknya berhasil, haru....."... "Tyler, 3 hari yang lalu aku baru saja dicampakan, 2 hari yang lalu mobilku hancur karna kecelakan, kemarin aku hampir mati kedinginan, dan sekarang kau mau ikut menceramahiku seperti Dad ?" Serunya memotong pembicaraanku. Froy menatapku sinis, dia benar. Maksudku, semua benar, dia melakukan semu itu, dan itu kesalahnny, tapi kenapa aku jadi sensi seperti ini. Aku hanya berniat untuk membantu Om David tapi dipandangan Froy apa yang kulakukan salah, Om David benar, Froy memang sudah kelewatan, dia bahkan tidak merasa apa-apa setelah Om David memarahinya. Aku hanya berdengus sinis lalu pergi dari hadapannya dengan rasa kesal. Dia benar-benar tidak tahu diuntung, jika bukan aku, dia sudah pasti mati kedinginan. Aku bukan ingin mengungkit kebaikan, tapi benar adanya kalau Froy memang tidak tahu diuntung. Ia sudah mendapatkan segalanya, kekayaan, popularitas, bahkan dia masih memiliki keluarga, harusny dia.........

Aku tahu, harusnya aku tidak seperti ini. Membanding-bandingkan seseorang. Aku tahu Tuhan punya rencana yang terbaik kepda semua umatnya. Aku mendengus pelan didalam kamarku. Membuat pikiranku relaks dari kekesalanku terhadap Froy. Aku berada dikamar hingga malam hari, aku tidak sadar jika dari tdi aku tertidur dikamarku hingga aku terbangun karna suara ketukan dari pintu kamarku. "Masuk," seruku bangun dari tidurku. Pintu kamarku terbuka pelan, memperlihatkan Froy yang berdiri disana. "Jika aku tahu, aku akan mengunci kamarku," balasku unmood. "Hei, kamar ini juga milikku," jawabnya membalas pernyataanku. "Apa yang kau inginkan ?", ia tidak menjawab melainkan memperhatikan kamarku yang tidak terlalu besar. "Apa yang kau lihat ?". "Kamarmu rapi, ini pertama kalinya aku melihat kamarmu" serunya. "Tentu saja, kamarku tidak seberantakan kamarmu," sindirku. Ia melihatku sinis, "aku serius akan itu," lanjutku menjawab tatapan anehnya itu. "Okey, apa yang kau lakukan malam ini ?". "Hm tidak ada, aku hanya akan melanjutkan menonton dramaku," balasku berpaling pergi menuju meja belajarku. "Kalau begitu, ayo ikut aku pergi," serunya menarik tanganku. "Pergi ? pergi kemana ?" Seruku menahan tarikannya. "Kesuatu tempat, aku bosan disini,". "Bahkan kau tidak memiliki mobil, kau lupa ?", "tenang saja," serunya lalu menarikku pergi dari sana.

Kami menaiki taxi menuju kesuatu tempat yang aku sendiri bahkan tidak tahu. Aku kerap bertanya tapi tetap saja dia hanya menyuruhku diam. Bahkan aku sendiri tidak mengenal jalan yang kami lewati, ini bukanlah daerah yang sering aku lewati. "Sebenarnya kau mau bawa aku kemana ?" Tanyaku lgi. "Kita sudah sampai" serunya. Aku melihat kanan kiriku dan yang kulihat hanyalah dataran tandus dengn gelapnya malam. Aku turun dan tidak ada yang terlihat hingga kepengujung jalan. Kami berdiri ditengah jalan raya kosong tanpa siapapun. "Kau tahu, ini sudah mirip seperti film horror yang beberapa hari kutonton," seruku kepada Froy. "Berbaliklah" lanjutnya. Aku mendengus kecil lalu berbalik. Tepat saat aku berbalik tidak jauh dara sana, jalanan yang harusnya kosong tanpa ada satupun kendaraan kini terisi oleh puluhan mobil dengan bentuk yang luar biasa. Orang-orang berkumpul dengan suara yang begitu besar, lampu-lampu toko tua itu menyala berwarna warni menghidupkan suasana jalan yang tadi benar-benar terlihat Horor, dan semua itu benar-benar menakjubkan. "Di..dimana kau membawaku ?" Tanyaku yang masih menikmati apa yang sedang kulihat. "Ini tempat balapan, apa kau tidak bisa melihat" balasnya berjalan menuju gerombolan orang yang tidak kuketahui.

"Woah Froy, sudah lama," .. "Froy, welcome back boy," .... "my boy froy, what a day kau datang kesini," .... "Froyyy!!!"

Oke Froy sepertinya sudah sangat terkenal, tentu saja jika dipikir-pikir tidak ada satupun orang dikota yang tidak mengenal Froy. "Eyyyy Jammie, long time no see bro," seru Froy bersalaman dengan seorang pria dengan ukuran yang jauh lebih besar dari Froy yang seingatku namanya Jammie setelah Froy memanggilnya. "Froyy" jawab Jammie membalas salaman unik mereka. "Jadi untuk apa kau kesini ? Menonton balapan seperti biasa ?".... "yo Jammie, aku bukan anak-anak menonton balapan liar seperti ini.... berikan aku mobil dan biarkan aku menang," jwab Froy yang membuat mataku berhasil kaget. "That's my boy, baiklah aku akan menyiapkan mobil untukmu" balas Jammie pergi dari sana.

"Apa yang kau lakukan ?" tanyaku bingung. "Well aku sudah menyukai tempat ini jauh sebelum Dad mengirimku kedunia 'selebriti' aku suka menonton balapan dan kadang juga sang juara ini kerap ikut memenangkan lomba murahah ini," jawab Froy memamerkan dirinya dihadapanku. "Wow, Mr. Froy sang juara, aku akan tertawa amat besar jika Om David mengetahui hal ini,". "Dia tidak akan tahu, harusnya dia akan bangga karna sebentar lagi anaknya ini akan memenangkan juara duana balap liar, hahaha" balasnya tertawa besar dan barulah aku sadar jika Froy benar-benar akan mengikuti lomba itu. Tiba-tiba daru samping mobil berwarna merah dan juga putih melintas ditemani suara gemuruh penonton yang ikut berteriak, dan itu menakutkan. "Kau serius akan mengikuti lomba itu ? Itu terlihat mengerikan" seruku kepada Froy.... "kenapa ? Kau khawatir denganku ?" tanyanya tepat menatap kedua bola mataku. Aku terdiam seribu kata, bahkan otakku sendiri tak bisa berpikir mendengar pertanyaany. Dasar bodoh, untuk apa aku mengkhawatirkannya, "tentu saja tidak bodoh !  Kau tidak mendengar apa yang Om David ktakan kepdaku, " jawabku kembali menatap tatapannya. Tak lama satu mobil lagi melintas dengan amat laju.. "well, aku bertaruh kau bahkan tidak bisa mengalahkannya," ejekku. "Tyler, harusnya kau tidak mengatakan itu, aku sudah pernah mengalahkannya, jadi...", "jadi ? ayo kita taruhan !" Seruku.

Kami benar-benar bertaruh akan lomba itu. Jika Froy bisa memenangkan perlombaan ini maka ia berhak meminta apapun dari diriku, apapun itu. Tapi, jika ia kalah, maka aku berhak meminta apapun dari dirinya, apapun itu.

Froy sudah siap dengn mobil hijaunya yng terlihat begitu amat keren. Mobil itu milik Jammie, dan aku bisa bertaruh Jammie amat sangat sayang dengan mobilnya ini, karna sedari tadi Jammie berpesan kepada Froy untuk menjaga kesayangannya itu. Froy akan melawan 3 orang lainnya yang kuharap bisa mengalahkannya dan membuatnya untuk menutup mulut sombongnya dalam-dalam.

Suara teriakan bergemuruh saat tancapas gas mobil-mobil itu mulai bergerak dengan amat laju. Orang orang berteriak menyemengati idola mereka dan aku disini hanya berdiri menunggu dan berharap bukan mobil Jammie yang akan pertama sampai. Keadaan sekarang benar-benar terlihat sangat mirip dengan film 'pas en purius'

Aku masih menunggu kedatangan mobil-mobil itu bersama Jammie disebelahku. Tak lama dari itu, keadaan kembali bergumuruh saat diujung jalan sudah terlihat mobil-mobil itu berlaju dengan amat sengit. Aku tidak bisa melihat siapa yang pertama melaju selain menunggu salah satu dari mereka untuk melintasi garis finish. Sambil ikut berteriak tak lama salah satu mobil berhasil melewati garis finish dengan amat cepat membuatku bertany-tanya mobil yang mana yang pertama lewat.

Aku tertawa dengan besar dihadapannya. Tentu saja aku tertawa, mobil putih tadi berhasil membuat Froy kalah dalam pertandingan. "Aku sudah bilang, kau tidak akan bisa mengalahkan mobil tadi" jawab ku tertawa terbahak-bahak. "Bukan begitu, tapi aku kurang konsentrasi," "Kau harus mengikuti apapun yang aku mau, benar bukan ?".... "itu.... aku tidak mau, i mean aku juara 2 itu masih juara, intinya aku tidak mau !" Balasnya. "Kau tidak bisa begitu ! kita sudah sepakat...." "baiklah, kita sama-sama memiliki permintaan, aku bisa memintamu 1 dan kau bisa memintaku 1 ! Deal !" Lanjutnya baru meninggalkanku. "Froy !!!" teriakku berlari mengikutinya




to be continue.... jangan lupa vote + komen yang banyak for fast update ❤️🏀

TransCity [BoyxBoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang