| • chapter 13 • |

9.4K 946 37
                                    

Tak kusangka sangka, entah aku semalam bermimpi apa, mungkin sebuah mimpi buruk hingga akhirnya aku bisa berada disituasi yang amat tidak pernah kuinginkan seperti ini terjadi. Froy menarik tanganku ditengah kerumunan teman-teman sekolahku, literally ditengah-tengah kerumunan. Aku bisa mendengar teriakan kaget, cemburu, mencaci dari wanita-wanita yang sudah emang mengidolakan sosok 'froy' yang mereka damba-dambakan. Froy dengan santainya berjalan menarikku dengan senyum tipisnya yang berhasil menghipnotis para wanita setiap kami lewat. Jangankan wanita, kusadari beberapa pria tadi ikut teriak histeris melihat senyum tampan Froy. Did i just said.....

Froy membawaku sampai diparkiran yang dimana mobil lamanya terparkir disana. "Wait, mobilmu kembali ?", "kau tahu aku sangat hebat dalam berakting, Daddy saja sudah tidak bisa melawan dengan aktingku tadi," jawab Froy melepas kaca mata hitamnya. Ternyata Froy pagi tadi dengan bakat actingnya yang memang harus diacungi jempol menemui Om David dan mengemis-ngemis untuk mengembalikan mobilnya. Tentu saja Om David akan memberikannya kembali kepada anak satu-satunya yang ia miliki walaupun Froy sudah benar-benar membuat Om David kesal seperti kemarin. "Tunggu...."

"Froy ! Apa yang kau lakukan disekolaku !" Teriakku setelah mengingat apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Ia hanya tertawa mendengar teriakanku. "Aku bicara denganmu !" seruku sekali lagi. "Masuklah," serunya beralih masuk kedalam mobil. Masih dengn perasaan kesal aku masuk kedalam mobilnya masih menunggu jawaban dari dirinya. "Apa kau harus se-serius itu ?" Tanyanya. "Tentu saja, kau baru saja membuatku menjadi bahan gosipan nomor 1 disekolah !". "Aku melakukannya untuk dirimu bodoh " jawabnya dengan santai. "Untuk diriku ? Yang benar saja, kau baru saja memb...." "aku baru saja membuatmu menjadi seseorang yang spesial disekolahmu," potongnya. "Semalam kau katakan tidak ada yang spesial darimu, maka dari itu, aku membuatmu menjadi orang yang spesial disekolahmu" jawabnya yang berhasil membuatku terenyuh diam tanpa kata.

Ia menancap gasnya seakan-akan ia tidak sadar jika ia membawaku pergi dijam sekolah. Bahkan aku sendiri tidak sadar akan itu. Selamat Tyler, kau baru saja membolos sekolah. "Kita mau kemana ? Aku masih ada pelajaran disekolah", "sudalah, kau bisa bersekolah lagi besok, tapi yang satu ini moodku lagi baik untuk menunjukannya kepadamu" jawab Froy dengan senyumnya yang lebar. "Kau tahu, aku tidak bisa menahan rasa ketawaku sedari tadi saat menarikmu, eskpresi kedua temanmu benar-benar membuatku tak tahan". Ia sedang menceritakan tentang Josephine dan Angela saat dimana Froy menarikku pergi dari hadapan mereka berdua. "Mereka tergila-gila denganmu, maka dari itu,", "tentu saja, siapa yang tidak tergila-gila denganku," balasnya dengan sombong. Aku hanya memutar kedua mataku dan melihat kearah luar mobil. Memikirkan entah kemana Froy akan membawaku kali ini.

Kami sampai disebuah rumah. Rumah klasik ala Perumahan Transicity. "Ini rumah siapa ?" Tanyaku saat kami turun daru mobil. "Ini rumah Gale, temanku, kau ingat ?" Tanya Froy. Yang kutahu adalah Gale salah satu sahabat Froy yang pernah ada diapartment saat dimana Froy mempermalukanku didepan teman-temannya. "Tunggu, apa dia tahu aku sebagai asistenmu ? No Froy, aku tidak akan masuk" seruku menolak jika Froy akan berniat mempermalukanku lagi. "Tenanglah, dia tahu kau bukan asistenku, aku sudah menceritakan semuannya kepadanya,". "Tapi untuk apa kau membawaku kesini ? Bahkan aku tidak mengenal temanmu itu, kau bisa mengantarku saja kesekolah" lanjutku. "Kubilang tenanglah, aku hanya akan menunjukanmy sesuatu" balas Froy menarik tanganku.

Froy masuk kedalam rumah itu seakan-akan itu adalah rumahnya sendiri. "Apa Gale diatas Tante Jane ?" Teriak Froy sambil mencari keberadaan Gale, "dia diatas honey, naiklah" jawab Wanita yang sedang berada didapur, aku hanya memberikannya senyuman tanpa merasa tidak sopan. Aku mengikuti Froy dari belakang menuju keatas rumahnya. Bukan, bukan dikamar yang ia miliki melainkan sebuah ruangan tersendiri tanpa yang berada diatap rumahnya. "Selamat datang," seru Froy memperlihatkan ku tempat yang indah yang Froy sebut tempat bermain Gale. Gale ada disana sedang memainkan gamenya ditelevisinya yang sangat amat besar. Ruangan ini benar-benar menakjubkan. Bisa dilihat Gale benar-benar menyukai semua hal yang berbau ilmiah dan luar angkasa. "Ruangan ini luar biasa," bisikku. Gale melihatku bersama Froy, "Jadi dia orangnya ?" Seru Gale kepada Froy. Froy mengangguk dengan anehny, "kau luar biasa Froy," lanjut Gale berdiri mengahmpiriku. Entah apa yang mereka lakukan barusan tapi aku tidak peduli karna yang kupedulikan sedari tadi adalah ruangan menakjubkan ini. "Aku Gale, senang bisa bertemu denganmu Tyler," seru Gale bersalaman denganku. "Ruangan ini luar biasa,". "Terima kasih, ta..." "Hal yang lebih luar biasa akan kau lihat sebentar lagi, Mainkan Gale," potong Froy menarikku menuju sofa yang Gale tadi duduki saat bermain game ditvnya.

Aku Gale dan Froy duduk didepan layar kaca tersebut dengan cahaya yang gale atur membuat ruangan tersebut menjadi gelap. Gale memainkan sebuah film dilayar kaca yang entah apa yang mereka ingin tunjukan kepadaku. Layar itu memulai memainkan tayangannya."lihat kesini, anak yang pintar"........ "putramu sangat menggemaskan honey" ....... suara itu tidak asing ditelingaku. "Ayoo Froy, kau bisa honey," froy ? Tunggu, bayi itu adalah Froy ?. "I...itu kau ?" Tanyaku, ia hanya mengangguk menjawab pertanyaanku. Scene itu berubah, menjadi saat dimana Bocah kecil itu mengayuh sepeda kecilnya perlahan. Suara sorak semangat Wanita itu sangat terdengar membahagiakan. Apakah wanita itu, Ibu dari Froy ?......

Film itu selesai. Kalau bukan saja Gale dan Froy ada disebelahkh mungkin aku sudah akan menangis. Film tadi sangat amat mengharukan. "Kau tak apa ?" tanyaku melihat Froy yang sedang berkaca-kaca. Aku mengerti perasaan Froy, karena aku merasakannya. Aku jauh merasakannya. "Aku bangga denganmu Man," seru Gale merangkul Froy dengan bahagia. "Tunggu, apa kau yang membuat tadi ?" Tanyaku tak percaya. "Apa aku sebodoh itu dipikiranmu ? Aku juga memiliki kemampuan" jwab Froy. Aku tidak percaya jika film dokumenter mengenai Ibu tadi dibuat oleh Froy, dan ia mengangkat ceritanya sendiri. "Film tadi mengagumkan, aku sungguh-sungguh kali ini" seruku masih tak percaya. Aku melihat mata Froy yang masih merasakan betapa rindunya dirinya kepada Ibunya. Setelah menatap mata itu, aku juga merasakan hal yang sama. Aku merindukan Ibu, Merindukan Ayahku, dan juga adikku. Satu hal yang aku pelajari lagi, Froy bukanlah orang yang payah, dia memiliki sesuatu yang benar-benar mengagumkan. Pepatah itu benar, Never judge a book by its cover.

Malam itu akhirnya handphoneku kembali menyala setelah seharian mati karna aku lupa untuk mengisi batrainya. 99+ notifikasi muncul dilaman instagram dan juga aplkiasi chatku. 'Omg Tyler dan Froy ?' .. 'Tyler apa kau saudara kandung Froy ?' ... 'Ada apa sebenarnya antara Tyler dan Froy ?'...... semua hal yang berbau penasaran itu memenuhi isi handphoneku. Ternyata beberapa saat ini aku lupa jika Froy masih memposting fotoku di instagramnya dan semua orang masih belum bisa melupakan hal itu dan juga kejadian tadi.

"Froyy !! Buka pintunya !" Seruku mengetuk pintu kamarnya dengan keras. "Kau bisa masuk sendiri bodoh," balasnya dibalik pintu itu. Aku membuka pintu itu dan melihat Froy sedang asyik bermain dengan handphone ditangannya. "Froy.... bisakah kau mengahapus fotoku di instagrammu !" Seruku. Ia melihatku sekejap lalu tertawa pelan dan..... kembali melanjutkan permainannya. "Froy ! aku serius, untuk apa kau memposting fotoku di instagrammu ?" .... "karena aku ingin," balasnya singkat. "Apa kau tidak ada alasan lain ? kumohon hapus segera, kau membuat seisi sekolah bertanya-tanya, ".... "aku suka itu," jawabnya lagi. Froy benar-benar mengesalkan ia bahkan tidak merasa bersalah sama sekali mengenai hal ini. "Froy, aku mohon, semua orang tidak berhenti menghubungiku, mereka bertanya-tanya sebenarnya aku ini siapa," seruku. "Bahkan sahabatku sendiri masih tak percaya apa yang terjadi, aku tidak enak membohongi mereka semua...."

"Kalau begitu ajak mereka kesini, aku akan menceritakan semuanya," jawab Froy dengan senyuman manisnya disana. "Kau sudah gila ? Kau akan membunuhku kalau begitu," seruku menolak. "Kalau begitu aku akan membuat temanmu mati penasaran karnamu !" Seru Froy berhasil membuat otakku menggila malam itu.



• to be continue..... jangan lupa vote + komen yang banyak supaya cepet updatee ❤️

TransCity [BoyxBoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang