| • chapter 15 • |

9.7K 974 46
                                    

HAPPY VALENTINES ❤️ Little gift for you guyss....

"Kau ingat taruhan kita malam itu, aku memiliki 1 permintaan dan kau harus mengabulkannya, aku ingin meminta permintaanku  sekarang !" Balas Froy sembari menatap mataku dengan amat dalam.

Ia masih mengunci kedua tanganku. Aku bahkan tidak bisa melawan, ia mengunciku dengan amat kuat. Pandanganku dan pandangannya tak bisa teralihkan. "La...lu, apa maumu ?" Seruku menjwab pertanyaanya. "Aku mau kau menjadi pacarku, dan itu bukan pertanyaan," balasnya dengan jelas. Apa pria didepanku ini sudah gila. Mana mungkin aku bisa menjdi pacarnya. "Kau bercanda," seruku melepas tangannya setelah ia terlihat sudah tidak mengunci tanganku cukup kuat. "Aku tidak becanda Tyler,". "Bagaimana mungkin kau memintaku menjadi kekasihmu ? Itu tidak mungkin," seruku. "Aku tidak memintamu, kau harus menjadi kekasihku, kau sudah berjanji akan mengabulkan 1 permintaan yang kuberikan,". "Kau benar-benar gila, hentikan sandiwaramu, aku harus istirahat,". Ia menggengam tanganku, menahan diriku untuk pergi dari sana. Ia tak berkata satu katapun, tapi ia menatapku dengan jelas. Ia menginginkanku. "Froy!" Teriakku. "Kau tidak bisa meminta orang menjdi kekasihmu seperti itu saja, seorang pasangan itu bisa menjadi sebuah pasangan karena adanya cinta, or at least saling suka, aku bahkan ti....." ia menarik tanganku dan langsung mencium bibirku saat itu juga. Ia mencium bibirku, aku merasakan bibir Froy yang manis dan tebal mencumbu bibirku perlahan. "Aku menyukaimu," jawabnya. Aku benar-benar gila setelah ini. "Aku tahu aku belum mencintaimu, tapi aku menyukaimu, aku sangat amat menyukaimu. Aku tidak peduli bagaimana perasaanmu terhadapku, tapi kau akan tetap menjdi kekasihku mulai detik ini !" Lanjutnya lalu melepas tanganku dan pergi masuk kedalam kamarnya.

Apa yang barusan terjadi ? Bahkan aku tidak bergerak sama sekali dari posisi awalku. Ini terlalu absurd. Ini tak pernah ada dalam mimpiku sebelumnya. Tak pernah ada dalam bayanganku sebelumnya. Aku menjadi kekasih Froy, dan ia barusan menciumku, mencium tepat dibibirku. Tapi, kenapa aku diam saat ia menciumku ? Aku tidak merasa risih atau marah, tapi jantungku dari tadi tidak berhenti berdetak. Apa yang sebenarnya terjadi denganku ? Apa aku sudah gila ??

Kalau dipikir-pikir, Froy memang egois. Itu sudah sifat asliny. Ia bahkan mengatakan tidak memperdulikan perasaanku. Benar-benar manusia egois, aku bahkan tidak meny......

Apa aku benar-benar tidak menyukainy ? Tapi kenapa aku terus terbayang dengan ciuman tadi. Aku rasa aku menyukai ciu..... tidak, tidak Tyler. Kau harus sadar, semua ini hanyalah permainan Froy. Berhenti, anggap saja kejadian tadi tidak pernah terjadi.

Tapi,,,,, Froy jika dilihat dari dekat cukup ganteng, no sangat ganteng. Aku tidak pernah melihatnya sedekat tadi. Matanya, hidungnya yang sangat amat mancung. Mungkin jika Josephine ada diposisiku bisa saja sekarang dia sudah ada diruangan ICU. Tunggu, kenapa sekarang aku membayangkan wajahnya ?

Tapi dibalik sifat egoisnya, dia cukup manis dengan tingkahnya. Kadang ia bisa terlihat begitu amat menjengkelkan bahkan aku sangat ingin menghajarny, tapi dibalik itu, ia benar-benar manis dengan tingkahnya, dengan sifatnya yang terlalu percaya diri.

Tyler hentikan ! Kau bisa benar-benar menyukai pria gila itu kalau kau terus memikirkannya.

Pintu kamarku terketuk perlahan, "Aku sedang mencoba tidur, pergilah," seruku menutup kedua telingaku. Ia membuka pintu kamarku yang setiap saat aku lupa untuk menguncinya. "Tidur ? Jadi kau tidur dalam keadaan seperti itu ?" Tanyanya. Aku sedang duduk dimeja belajarku memikirkan kegilaan yang sudah terjadi hari ini. "Apa yang kau lakukan disini," seruku. "Aku hanya ingin melihatmu, apa yang sedang kau kerjakan ?" Tanyanya kembali. "Aaaa....aku sedang belajar, Ujian Akhir sebentar lagi akan datang," balasku berpura-pura. Ia duduk diatas ranjangku, kupikir dia sudah akan pergi tapi tidak mungkin Froy akan pergi begitu saja. "Tyler, katakan padaku, apa cita-citamu ?" Tanyanya. "Hmmm menjadi seorang arsitek," seruku. Yup aku sejak kecil sangat ingin menjadi arsitek apalagi setelah rumahku terbakar aku sangat ingin membuat rumah untuk keluargaku nanti. "Bagaimana denganmu ? Apa menjadi artis adalah cita-citamu ?" Tanyaku kembali. "Bukan, dulu aku selalu ingin menjdi pembuat film," balsnya. "Kau sudah membuatnya, satu, film untuk Ibumu,". "Dan sekarang aku memiliki cita-cita baru," lanjutny. "Apa ?". "Cita-citaku sekarang adalah membuatmu untuk jatuh cinta kepadaku," seketika aku terbatuk dengan keras mendengar jawabannya. "Kau harus pergi sekarang, aku harus tidur," seruku menarik tangannya membawanya keluar dari kamarku. Ia hanya tertawa sambil menatap wajahku terus menerus. "Hentikan dan pergilah tidur" lanjutku menutup pintu kamarku dengn amat rapat lalu menguncinya dengan cepat.

Ini sudah pukul 6 pagi, cukup pagi untuk berangkat kesekolah. Tapi tak apa, aku harus pergi secepat ini. Semalaman aku sudah kesusahan untuk tidur karena memikirkan pria gila yang ada disebelah kamarku ini. Aku pergi sepagi ini untuk menghindari bertemu dengannya. Ia tidak mungkin untuk bangun sepagi ini, Dan juga aku akan menghindari siswa2 disekolah yang masih akan menggila karena kejadian beberapa hari yang lalu itu. Aku sudah siap dengan seragamku melangkah keluar dari kamarku perlahan. Kupikir semuanya aman, tidak ada tanda-tanda jika Froy sudah akan bangun.

"Apa yang kau lakukan ?" Seru Froy membuka kamarnya. Aku tiba-tiba mematung melihatnya yang keluar dari kmarnya. "Ini baru jam 6 pagi kenapa kau sudah ingin pergi ?" Tanyanya. "A...aaaku menghindari macet, iya" balasku berbohong. "Kau sangat payah dalam berbohong, tunggulah sebentar aku akan mengantarmu," serunya beralih pergi menuju dapur. "Kau tidak perlu mengantarku, aku akan pergi sendiri,", "bisakah kau mendengarkanku, duduklah dulu, aku akan membuatkanmu roti," balasnya. Kesal, bukannya terhindar malah seperti ini. "Aku tidak suka mentega," seruku saat aku melihat Roti yang ia buat dioles oleh mentega. "Kau harus mencobanya, itu lebih bagus ketimbang selai kacang," paksanya. Mau tak mau aku memakan roti mentega itu perlahan. Setelah itu aku ikut dengan Froy menuju mobilnya untuk mengantarku kesekolah. "Kau hanya perlu mengantarku sampai dipertigaan,". "Aku tidak akan membiarkan kekasihku jalan kaki dari pertigaan," balasnya yang membuatku gila seketika. Aku baru sadar jika ia sudah memaksaku untuk menjadi kekasihnya. "Kau hanya akan membuatku terlihat buruk," bisikku. Tak lama kami sampai didepan gerbang, untung saja belum banyak murid yang datang kesekolah jadi aku cukup tenang dengan keadaan tersebut. "Kau mau kemana ? Tunggu sebentar," seru Froy saat aku ingin membuka pintu mobil. Ia menarikku, lalu mencium keningku perlahan, dan itu terlihat memalukan. "Apa yang kau lakukan," seruku berteriak. "Ini yang dilakukan sepasang kekasih bukan ?" Balas Froy tertawa. "Kau memalukan !" Seruku memukul lengannya. Ia hanya tertawa setelah mengerjaiku seperti itu. "Dengar, jika ada sesuatu yang terjadi denganmu disekolah telfon aku, jika ada orang yang menganggumu, atau menghinamu karena kau bersamaku, panggil aku, aku akan datang saat itu juga, okey"....... Froy benar-benar terlihat manis sekarang. "Aku bisa mengatasinya, pergilah sekarang," seruku keluar dari mobil itu dengan jantungku yang berdegup amat kencang dan juga senyuman yang kenapa tak bisa lepas dari bibirku.



• to be continue..... jangan lupa vote + komen yang banyak supaya cepet updatee ❤️

TransCity [BoyxBoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang