Telepon genggam Angel terus berdering.
"Ah, ganggu aja!"
Ia meng-reject panggilan masuk di handphonenya tanpa mengetahui terlebih dahulu siapa yang menghubunginya.
Lima panggilan tidak terjawab.
Mamah, nama itu yang muncul dalam notifikasi layar handphonenya.
"Gila, kenapa gak gue angkat!" kata Angel sembari menepuk jidatnya kuat.
Dengan cepat Angel meraih Handphone yang sedari terletak di samping kasurnya, dan menelpon kembali nomor yang missed tadi.
"Halo, Mah. Maaf iya Mah, tadi Angel lagi makan, jadi gak keangkat deh,"
"Kamu gak sekolah? "
"Hehe, gak, Mah."
"Kenapa?!" kali ini nadanya naik satu oktaf.
"Biasa, Mah. Lagi ada rapat guru. Jadi, libur deh."
"Kamu gak lagi bolos kan?"
"Astagfirullah, gak dong, Ma."
"Hmm...baguslah kalau gitu."
"Oh iya, ada apa Mah, ngubungin pagi-pagi buta gini?"
"Mamah cuma mau kasih tau, uang bulanannya udah Mamah transfer kan ke ATM kamu. Ingat! Itu untuk sebulan, jangan kamu hambur-hamburkan."
"Bener nih, Mah? Wah, makasih Mah. Kabar baik di pagi buta."
"Ingat! Kamu harus hemat. Mamah gak akan transfer kamu kedua kalinya."
"Siap, Ma!"
Tuuttt.
Telepon terputus.
"Yeeeahhhh." Angel teriak girang.
Kartu ATM nya kini kembali gembung. Setelah beberapa minggu kurus akibat kebiasaan hidup Angel yang royal.
Angel anak semata wayang dari pasangan suami-isteri; Ahmad dan Aini.
Ayahnya jarang sekali pulang, mengingat pekerjaan Ahmad yang memaksa ia harus menetap di kampung orang. Begitu juga dengan Mamahnya, Aini. Aini menjadi anggota dewan sejak satu tahun yang lalu. Ia terpilih sebagai anggota dewan untuk menangani wilayah kota Bandung. Tentu, jarak antara Bandung dengan Jakarta bukanlah dekat. Tak heran, jika ia pulang hanya sekali dalam seminggu.
Hanya tinggal ia dan Mbok Darmih yang menetap di rumah megah itu. Kerap kali, Angel membawa kedua sahabatnya untuk menemani tidurnya. Seminggu-dua minggu-pernah juga sebulan.
"Yeeessss, akhirnya gue bisa makan lagi di restourant bintang lima itu! Udah kangen bet gue,"
Angel nyengir sendiri, tanpa angin dan juga hujan.
"Non, Non gak sekolah?" tanya Mbok Darmih yang melihat Angel nyengir-nyengir sendiri.
"Sibuk banget deh, Mbok. Mau gue sekolah, mau gak. Itu bukan urusan, Mbok!" Angel membentak Mbok Darmih.
Mbok Darmih hanya menunduk. Bukan yang pertama kalinya Mbok Darmih diperlakukan seperti itu. Bahkan, hal seperti ini sudah menjadi makanan sehari-harinya. Ia tak pernah marah terlebih dendam dengan anak majikannya itu. Bagaimanapun, ia masih mengemban amanah untuk menjaga anak itu.
Pukul 07.00 Wib
Hari ini Angel bangun lebih awal. Bukan, bukan ia yang ingin datang ke sekoah lebih cepat. Melainkan, pergi nongkrong ke cafe elite bersama dua sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Up!
Teen Fiction[WARNING: TERDAPAT BANYAK KATA-KATA KASAR] Bukankah cinta diciptakan untuk saling menguatkan? Akankah cinta akan berjalan jika saling memaksakan? Jadi, jika begitu. Kenapa harus menuntut untuk dimengerti? Sedangkan, cinta lahir dari hati nurani. Aku...