11). Dibalik rahasia

2.4K 163 16
                                    

Satu tahun yang lalu.....

Seorang pemuda tengah duduk di salah satu bangku dekat ruang dokter, badannya sangat ringkih dan muka pucat, di tambah pakaian hangat dan tebal yang melapisinya dan dia pun tengah menahan sakit yang teramat dalam dari perutnya itu.

Pemuda yang baru berusia empatbelas tahun itu tengah menunggu giliran di panggil, sambil sesekali menahan sakit dan meringis pemuda yang berperawakan tinggi dan bule itu memejamkan matanya.

'Tuhan jikalau kau ingin menyabut nyawaku, tolong jangan berikan keluargaku kesedihan, aku hanya ingin yang terbaik, aku iklas jakalau kau menyabutnya sekarang karena diriku adalah milikmu'

Sambil melihat pintu berwarna putih itu yang bertuliskan dr. Agra Nugraha spesialis kangker, tampak dari sana terdapat kisah pilu dari tulisan 'KANGKER' itu, hiruk piluk orang lewat dengan wajah kesedihan mereka, di sebelahnya terdapat anak yang seumuran dengannya sudah gundul dan menangis.

Pemuda itu memeluk ibunya dan menangis sesigukan sambil meratapi kisah hidupnya yang pilu, sedangkan pemuda yang lain adalah si pemuda bule dengan sendirinya menatap pilu, dan meratapi nasibnya yang entah akan baik atau tidak.

Dia pun membenarkan barnie berwarna merah yang melihatkan sedikit rambut pirang miliknya, menatap orang di sekelilingnya yang senasip dengannya, sakit memang tapi ini sudah jalannya, kesalahan dan keteledoran di masa lalu pasti akan berefek di masa yang kan datang. Seperti dia yang tengah memperjuangkan satu ruh dalam dirinya.

"ibu, aku takut" kata pemuda berkepala plontos tadi, sang ibu pun mengusap kepala anak itu dan menggenggam tangannya, sementara pemuda ini miris melihat itu semua, tapi rahasia ini tidak akan bisa terbongkar jikalau sudah terjadi.

"hai, nama kamu siapa, jangan takut kamu harus kuat, ini aku ada coklat buat kamu" kata pemuda itu dan memberikan coklat dari dalam tas selempangnya kepada pemuda berkepala pelontos.

Sang pemuda itu menerima coklat pemberian pemuda bule itu, dan menatap wajah pucat seperti mayat hidup itu, "makasih, aku Alvin, kamu sakit apa?" kata pemuda berkepala plontos itu, sang pemuda tampan itu tersenyum dan memejamkan matanya sebentar.

Rasa sakit itu datang lagi dan cairan laknat itu ingin keluar dia sangat pemaksa, sang pemuda pun mengambil keresek dari dalam tasnya karena sudah tak tahan lagi dan memuntahkan cairan itu.

"huekk..huekkk...."

Pandangan seseorang tertuju padannya, dia pun mengelap bibir pucat pasi itu dan mengikat pelastik itu lalu membuangnya ke tempat sampah yang hanya lima langkah kedepan, saat sudah selesai dia duduk kembali dan menghalau rasa sakitnya.

"kamu kenapa?" kata ibu ibu itu, pemuda itu mengengkan kepalanya tanda ia baik baik saja dan membuka matanya memaksakan senyum, " gak papa" kata pemuda itu.

Lalu dia pun mengambil pil pil ajaib dari dalam tasnya, saat di buka botol itu telah kosong melompong dia lupa kalau dia sudah membuang isi itu karena kesal, "shit!" rutuknya pelan.

Sambil memijat kepala dan perut dia pun menutup kepalanya, tiba tiba dokter yang sudah senior berdiri dihadapannya dan menepuk pelan pipi pemuda itu sontak pemuda itu kaget dan menatap dokter yang menjadi sahabatnya selama enam bulan ini.

"pah" katanya tak sadar dan dia pun langsung berdiri, barulah ia sadar "ayo masuk keruangan saya!" printah dokter itu tegas, "m.maaf dok" kata pemuda itu dan masuk keruangan yang bertemakan putih itu.

"kamu kenapa lagi?, apa obat itu di minum rutin?" tanya dokter itu, sang pemuda bergeming dan menatap jendela di belakang dokter itu duduk, sontak sang dokter geleng geleng kepala.

"Filex, sudah saya bilang kamu harus rutin meminumnya karena kangker kamu itu sudah masuk stadium dua, kangker kamu itu tak main main, itu kangker lambung Filex!" kata dokter geram dan menatap pemuda di depannya itu.

"kamu mau sembuh apa tidak, kalau kamu tidak menurut saya akan beritahu semua ini pada orang tua kamu!" ancam sang dokter membuat pemuda itu kalang kabut dan menatap sang dokter lekat.

"jangan!, tolong dokter mengerti saya, saya akan menurut tapi jangan ancam saya dengan itu" kata pemuda itu lirih dan menatap ke dokter dengan memohon, sang dokter pun menghela nafas dan menatap pemuda itu.

"oke, ini resep baru, kamu harus minum obat yang saya berikan dan makan serta istirahat yang rutin, bulan depan kamu konsultasi ke sini, dan juga ini hasil perkembangan sel kangker kamu, jangan melakukan hal yang di luar batas!!" kata sangdokter dan memberikan map dan resep obat kepada pemuda itu.

"makasih dok" katanya dan dibalas angukan oleh sang dokter, dia pun keluar dari ruangan itu sambil menatapi map yang berisikan hasil USG dan lainnya tentang kangker yang dia derita.

"kangker lambung stadium dua, perasaan baru aja enam bulan, engak salah?" katanya lirih sambil menatap tulisan itu, biarkan saja orang mendengarnya toh dia ingin berbicara pada dirinya sendiri.

Sang pemuda berkepala pelontos tadi menatapnya dan tersenyum, "kita senasip, bedanya aku sudah tau kapan aku pergi sedangkan kamu baru memulainya" kata pemuda itu dan masuk kedalam ruangan itu.

'kamu masin beruntung masih ada orang yang peduli sedangkan aku harus berjuang sendirian dan gak tau tuh kapan aku pergi apa engak'

Dia pun berjalan ke arah apotek k untuk menebus obat itu yang lebih banyak dari biasanya, sambil menatap orang yang tak tau akan ajalnya itu, dan tak tau juga akan bertahan atau tidak.

####

Nih sesuai janjiku, aku bikin cerita dari penyakit itu, kalau kurang dapat feel nya maafin aku ya, selamat membaca dan jangan lupa vomet dan follow wp aku.

FIa Hazza

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang