20). Dilema

1.6K 123 3
                                    

'semua ketakutan manusia itu ada dua, ditinggalkan dan meningalkan dan apakah aku siap?'

Filex Own Nelson
🌟🌟

Filex tengah menatap tetesan tangisan bumi yang turun dari langit itu, sama seperti orang lain pasti menyukai hawa dingin, tapi dingin yang membuat hati seseorang membeku seperti dirinya.

Setiap kejadian hidupnya terputar ulang di otaknya seperti kaset yang sudah kusam, Filex memeluk kakinya dan menyenderkan badannya ke dinding sambil memegangi kaca kamarnya.

Helaan demi helaan dia keluarkan, kepala pelontosnya pun dibiarkan terbebas tampa penghalang sama sekali, dengan kaus putih polos dan celana training abu abu membuat semua orang tau bahwa pemuda itu tidak baik baik saja.

Di lihat dari badannya yang mengurus dan wajah pucat pasi pasti semua orang menatapnya iba, dan dia benci di tatap iba, itu alasannya mengapa ia menyembunyikan ini rapat rapat dan itu juga alasannya ia berlaga tampa beban.

Ketukan pintu membuatnya menatap pintu berwarna hitam itu, dan mengambil remot untuk membuka pintu itu, Nadia masuk kedalam kamar dengan makanan di nampan, "lex, ayo makan dulu habis itu kamu minum obat" perintah Nadia.

"kamu kenapa gak ganti baju itu udah keringatnya banyak" kata Nadia dan menaruh nampan itu di atas narkas sebelah tempat tidur Filex, "jadi kamu masih marah sama mamah?" tanya Nadia lagi.

Filex tetap diam dan terus menatapi air hujan di luar, "gak" kata Filex ketus dan terus menatap hujan, "kok gitu sih, katanya engak tapi kok jawabnya ketus gitu?" tanya Nadia.

Nadia pun mengambil baju kaus tangan panjang warna abu abu dari dressing room milik Filex lalu berjalan ke putranya itu, "ayo ganti baju sini" kata Nadia dan menarik pelan tangan Filex.

"jangan pegang pegang!" kata Filex marah dan menepis kasar tangan Nadia, "kok gitu sih sama mamah, maafin mamah ya kalau merasa mamah gak perhatian sama kamu" kata Nadia melemah dan mengelus kepala botak Filex.

"mamah gak salah kok" kata Filex tapi masih ketus dan menatap Nadia datar, "tapi Filex yang salah" kata Filex lagi dan memeluk tubuh Nadia erat, wanita berhijab itu speeches dengan perlakuan anak dinginnya itu.

Sama seperti Nico, biar dingin tapi sangat pengertian dan penyayang walaupun dia sedang marah, "maafin Filex" kata Filex dan memeluk tubuh Nadia posessive.

"iya mamah juga minta maaf, ayo ganti baju sini" kata Nadia Filex pun menganguk dan melepas pelukan itu lalu Nadia pun memakaikan baju, dia pun meringis saat melihat tubuh Filex yang sudah kurus itu, dahulu Filex suka olahraga dan tubuhnya terjaga tapi semenjak ia sakit tubuhnya itu menjadi seperti ini.

"sini mamah suapin" kata Nadia dan menyuapi Filex, "mulai besok kamu gak usah sekolah lagi ya, kita fokus sama penyembuhan kamu" kata Nadia dan Filex harus mau karena ini juga untuk dirinya.

Filex pun mengaguk dan melanjutkan acara makan itu, File, hanya diam saat Nadia menyuapinya, terkadang ia ingin muntah tapi dia tak ingin makanan itu terbuang dengan percuma karena dia sangat lapar sekarang.

"mah, aku cape" kata Filex dan Nadia pun merasa hatinya teriris saat mendengar Filex seperti itu, "jangan nyerah, adek pasti bisa" kata Nadia dan Filex pun tersenyum.

####

Natha merenung di kamarnya, dia duduk di balkon kamarnya menatap jendela besar milik Filex yang sudah tertutup tirai lagi, "gue kok jadi parno kalau liat itu" kata dirinya sendiri yang masih terputar.

Natha yang sedang menyeruput kopi di balkon sambil menatap hujan itu sedang melayangkan pikirannya, apakah itu sesuai atau tidak, memang dia yang salah apa itu takdir.

Jumat 11 januari 2018

Aku menapakan kaki tapi merasa tak menapak, itulah aku, pemuda yang lemah dan hanya bisa menangisi diri sendiri tampa bisa bangkit, sakit itu selalu di setiap tepakan.

Gue cape, sampai kapan gue kaya gini terus, gue lemah, gue benci diri gue, kenapa hari itu gue gak bunuh diri aja, tapi gue terlalu takut, apa gue salah minta yang tidak bakal terkabul akan terkabul.

Menurut kalian, gue ini apa sih, parasit, jelas gue parasit yang hanya bingap di orang lain, gue itu hina, tapi apa daya karna itu lah gue.

Filex Own Nelson

Ps: puitis banget gue, jangan ngakak -_-.

Setelah membaca diary Filex, Natha merasa adiknya itu memang sedang terpuruk, mengapa ia bodoh seharusnya dari dulu ia sudah menaruh curiga dengan semua ini.

####

Hey aku balik ya, maaf dikit, oh iya hari ini gerhana bulan ya, ih aku gak sabar tapi agak takut juga hehehehe, eh jangan lupa vomment dan follow wattpad ku ya.

Fia Hazza

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang