#4 Mama minta Mantu(lagi)

5K 236 6
                                    

*****

Ting Tong Ting Tong

Tanpa memakai heels-nya terlebih dahulu, Anya segera berlari untuk membuka pintu. Ia tak bisa menutupi keterkejutannya saat membuka pintu. Awalnya, ia pikir Cucu yang akan datang untuk menjemputnya.

"Mama?" desis Anya, masih diliputi rasa keterkejutannya.

Tanpa mempersilahkan sang Mama masuk terlebih dahulu, ia lebih memilih untuk melirik jam tangannya yang melingkar di lengan kirinya. Tepat pukul 8 malam. Dalam rangka apa pula sang Mama yang biasanya tinggal di ibukota Jakarta datang menemuinya malam-malam begini.

"Mau ke mana kamu?" Kedua mata Liana memandang penampilan Anya yang terlihat seperti akan pergi keluar, bukan kaos kedodoran dan celana super pendek kegemaran sang putri semata wayang.

Dengan gerakan reflek, ia memajukan wajahnya mengendus bau parfum yang dikeluarkan dari mini dress Anya.

"Wangi," guman Liana sambil melirik Anya dengan tatapan curiga, "mau kencan?" Ia memandang putrinya sebentar, kemudian langsung masuk ke dalam apartement. "Kamu suruh ngumpet di mana pacarmu?" tuduhnya tak beralasan, kedua matanya mengelilingi isi apartement Anya yang tidak terlalu luas, kemudian berbalik menatap Anya yang sedang bersedekap dengan wajah cemberut.

"Anya cuma mau main sama Cucu, Ma. Rencananya," kata Anya sambil berjalan menuju sofa. Mengambil ponselnya dan mulai mengetikkan pesan untuk Cucu.

Me:
Batal nge-barnya. Nyonya gue sedang mengadakan kunjungan😧.

Cucu:
Anjir, gue udah naik lift kampret😠.

Cucu:
Serius gue harus turun lagi nih?

Me:
Naik aja dulu kalo gitu😌

Cucu:
Enggak usah. Thanks😏

Cucu:
Next time ya. Harus. Nggak ada penolakan😬

Anya kembali meletakkan ponselnya di atas meja, tanpa berniat untuk membalasnya. Kemudian beralih menatap sang Mama yang masih sibuk mencari entah apa.

"Nyari apaan sih, Ma?" tanya Anya heran. Tangan kanannya ia gunakan untuk melepas jam tangan, kedua matanya masih fokus menatap Liana yang masih celingak-celinguk.

"Pacar kamu."

"Pacar Anya masih dijagain Maminya," balas Anya asal.

"Duda apa perjaka?"

"Mama!" tegur Anya mulai sebal, kedua matanya langsung melotot.

"Santai aja, nggak bakalan Mama tikung," ujar Liana dengan raut wajah tersinggungnya. "Mau ke mana sih?" Liana kembali memfokuskan pakaian sang putri yang kini sudah tak muda lagi. Dengan status yang sama dengannya pula. Sama-sama perempuan yang pernah menikah a.k.a janda. Bedanya ia pernah kawin-cerai beberapa kali dan melahirkan sekali, sedangkan sang putri baru sekali menikah dan belum melahirkan sama sekali.

"Ngebar sih, tadinya."

Plak!

Dengan gerakan gemas dan sedikit brutal, Liana langsung menghampiri Anya dan memukul pundak putri semata wayangnya tanpa ba-bi-bu.

"Dokter macam apa kamu ini, ngebar segala. Kuliah di mana sih kamu dulu?"

"UI. Sama kayak Mama kan?"

Komitmen Tanpa Cinta(Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang