Entah kenapa, semenjak kepindahan mereka ke Jakarta, Seongwoo jadi lebih ceria.
Hampir lima belas tahun bersahabat, baru kali ini Nayoung merasa ada yang berbeda dari seorang Seongwoo.
Dari dulu, bahkan jauh sebelum mereka kenal, Seongwoo memang pakarnya gombal. Nayoung udah eneg sama gombalan Seongwoo.
Tapi gombalan-gombalan ampas ala SWAGZ belakangan ini beda. Kayak.. ada ketulusan yang tersirat di dalam ucapan itu.
"Woojin, jangan bolehin Bunda ke taman belakang."
"Oke bos!"
"Sayang."
"Apa?"
"Laper aku tuh..."
Hujan di luar membuat udara di sekitar Seongwoo dan Nayoung kian menusuk tulang. Waktu menunjukkan pukul 00.30, sudah terlalu larut bahkan untuk sekedar kudapan malam.
"Gendut nanti. Bobo gih.." Nayoung mengelus pelan surai hitam lelaki yang daritadi enggan menjauh dari Nayoung yang masih asik membaca novel.
"Taro dulu bukunya dooong temenin aku ke dapur.." Rengek Seongwoo sok manja.
Sesering apapun Nayoung menolak berkata 'gemes' di depan Seongwoo setelah melihatnya merengek seperti itu, kata-kata itu terus meluncur dari mulutnya seperti tak ada yang menahan.
YOU ARE READING
?Oh! Brother. ⏸101 High✔
Fanfic[ SPINOFF 2 DARI 101 HIGH ] "Cinta? Apa itu cinta? Sejenis amfibi?" ㅡSeongwoo Wira Adiprana Giandaru Zaimar. 👉 some chapters are private Highest #10 on fanfic I'm not lying { 250917 }