Bagian 5

162 38 4
                                    


"Jika kau belum siap menyelesaikan perjalanan cinta sampai akhir, jangan pernah berani memulai."


Kiyu membuka matanya perlahan. Ia melirik ke kanan, melihat Mingyu yang tertidur lelap di atas kursi mobil pengemudi. Ia ingin tertawa ketika melihat mulut lelaki itu terbuka lebar. Namun tak lama setelah itu, tiba-tiba mata Mingyu terbuka dan ia segera menatap Kiyu dengan tatapan heran.

"Wae? (Kenapa)." Mingyu membenarkan posisi duduknya.

"Tidak." Kiyu tersenyum lebar. "Mengapa kau tertidur? Kita tidak ke rumah sakit?" Kiyu meraba luka di dahinya yang darahnya sudah mulai mengering. Ia meringis, menyadari bahwa lukanya kini masih terasa sakit. Aishh, wanita ini.

Mingyu menatap wajah Kiyu yang tampak memelas. "Kau tidak lihat ke depan?" Mingyu menunjuk gedung besar yang bertuliskan 'Chungya Hospital'. "Aku tidak mau membangunkanmu karena wajahmu begitu terlihat lelah. Aku  menunggumu bangun sudah lebih dari dua jam, Kiyu." Mingyu tampak mengerutkan dahinya.

Kiyu terkejut. Ia menutup mulutnya yang reflek terbuka karena kaget. "Jinjja?"

Mingyu mengeluarkan bunyi 'hm' dengan wajah datar.

Kiyu melayang-layang kan tangannya ke udara. Ia merasa bahagia karena Mingyu mau untuk mengantarkannya ke rumah sakit. "Gumawooo!!!! (terima kasih)."

Baru saja Mingyu mencoba menghindar, tetapi tangan Kiyu sudah lebih dulu memukul wajahnya. "Yak!! Sakit!" Ia meraih tangan Kiyu untuk segera memberhentikan kelakuan anehnya itu.

Kiyu tersenyum dengan wajah tanpa merasa bersalah sedikitpun. "Mari ke dalam." Kiyu reflek menggenggam tangan Mingyu.

Mingyu diam, menatap genggaman tangan Kiyu dengan tatapan kosong.

"Aku keluar dulu." Kiyu berbicara dengan nada suaranya yang terdengar bahagia. Ia melepaskan genggaman tangannya dengan Mingyu, lalu segera membuka pintu mobil.

Mingyu terpaku di tempat. Haruskah dengan acara menggenggam tangan?

Kiyu membuka pintu mobil Mingyu. "Hei! Kenapa diam saja? Ayo turun." Kiyu menarik pergelangan tangan Mingyu.

"Aissshh, jangan menggenggam tanganku."

Kiyu memicingkan matanya. Ia segera melepas genggaman tangannya dengan Mingyu secara kasar, lalu segera membuang pandangannya ke lain arah. "Tidak sengaja." Ia menaruh kedua tangannya di depan dada.

Mingyu tak merespon. Ia beranjak, menyuruh Kiyu untuk tidak menutupi jalannya untuk keluar dari dalam mobil.

Kiyu mendengus. Apakah aku menjijikan?

"Katakan saja bila kau tidak ingin-,"

Tiba-tiba Mingyu menaruh tangannya di atas pundak Kiyu. Untuk urusan rangkul merangkul, itu tak masalah bagi Kiyu. Tapi yang menjadi masalah adalah, kini jarak antara wajahnya dengan Mingyu begitu dekat sampai-sampai ia takut untuk menoleh.

"Kali ini biarkan aku yang memulai." Mingyu menatap wajah Kiyu.

Sejujurnya Mingyu merasa kagum dengan Kiyu. Ia memiliki mata yang indah, serta lekukan senyum yang begitu manis. Terkadang sifat wanita ini juga terlihat lucu sehingga membuat Mingyu gemas ketika melihatnya.

SCARED🤙🏿[Gyu X Pink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang