Bagian 12

215 39 3
                                    

"Ani." Mingyu menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sudah bisa mewajari keadaan Kiyu ketika sedang mabuk.

Mingyu sedikit merasa menyesal karena telah mencium Kiyu secara tiba-tiba. Tapi apa boleh buat? Bibir merah Kiyu benar-benar menimbulkan nafsu Mingyu untuk segera menciumnya. Lagipula Kiyu sedang mabuk, ia tidak mungkin mengingat kejadian ini nantinya.

Kiyu hanya tersenyum.

"Terkadang aku menyukai saat dimana kau sedang mabuk."

Kiyu menoleh. Ia menaikkan alisnya sembari menatap Mingyu. "Wae?"

Mingyu mengedikkan kedua bahunya. Ia balas menatap Kiyu dengan senyuman licik khasnya.

Kiyu berdesis lalu membuang pandangannya. Ia kembali menuangkan soju ke dalam gelas dan segera meminumnya sampai habis. Hampir dua botol soju dia yang menghabiskannya sendiri. Mingyu hanya meminum 3-4 gelas kecil saja, setelah itu ia tidak minat untuk meminumnya lagi.

Kepala Kiyu kembali terasa pening. Ia menarik nafas dalam-dalam sambil menoleh ke arah Mingyu.

"Aku mengantuk." Ucapnya pelan.

Mingyu mengangguk setuju dengan apa yang Kiyu katakan.

"Sebentar lagi kau akan pingsan Kiyu. Setelah itu aku akan meninggalkanmu disini sampai besok pagi." Mingyu tertawa.

"Sebelum kau melakukan itu aku akan lebih dulu pulang." Kiyu beranjak sambil tertawa.

Ia berjalan sambil tetap menoleh ke arah Mingyu. Mungkin karena keduanya sedang mabuk, mereka tidak sadar bahwa Kiyu berjalan miring menuju dinding besar.

Beberapa langkah sebelum Kiyu terbentur dinding, Mingyu baru tersadar bahwa ternyata langkah wanita itu melenceng. Bukan berjalan ke arah pintu lift, melainkan ia berjalan ke arah dinding.

Bruk!

Mingyu menutup matanya ketika kejadian itu terjadi. Suara lirihan seketika terdengar nyaring di telinganya. Tetapi tak lama kemudian suara lirihan itu berhenti, suasana berubah menjadi sepi. Tak ada suara  lirihan, benar-benar tak ada suara sedikitpun.

Penasaran, Mingyu membuka matanya dan mendapati Kiyu yang sedang bersandar pada dinding dengan mata tertutup. Mingyu tertawa terbahak-bahak ketika melihat wanita itu. Ia kira Kiyu sedang bercanda karena posisi duduknya saat ini benar-benar lucu.

Tawa Mingyu terhenti. Ia heran, mengapa wanita ini tidak ikut tertawa? Lalu kenapa posisi duduknya tidak berubah sama sekali, padahal Mingyu merasa ia sudah tertawa cukup lama. Akhirnya Mingyu memutuskan untuk menghampiri Kiyu.

"Yak!" Mingyu tetap kokoh memperhatikan Kiyu tanpa menyentuhnya. "Kau kira aku akan menggotong mu lagi? Jangan berharap. Aku sudah katakan kalau aku akan meninggalkanmu disini."

Masih belum ada jawaban. Mingyu menaikkan alisnya karena bingung.

Pertama, Mingyu menendang kaki Kiyu secara pelan, tapi wanita itu tetap saja tidak bergerak. Kedua, Mingyu mencubit lengan Kiyu sekuat mungkin, tapi Kiyu tetap saja tak bergerak layaknya patung. Ketiga, Mingyu menyentil dahi Kiyu berkali-kali, tapi ternyata sama saja. Kiyu tak memberikan respon sedikitpun.

"Apa kau pingsan?" Mingyu berjongkok lalu berbisik di telinga Kiyu. "Kalau begitu aku akan meninggalkanmu."

Kemudian ia berdiri dan segera berjalan menuju pintu lift. Tak-tik ini ia gunakan untuk mengetes apakah Kiyu benar-benar sedang pingsan atau tidak.

Mingyu berdesis. Apa wanita ini benar-benar sedang pingsan?

"Kiyu... Aku pulang... Kau ingin disini sendirian?"

SCARED🤙🏿[Gyu X Pink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang