Bagian 10

137 31 7
                                    

Alasan Kiyu memanggil Wonwoo untuk datang ke apartemennya adalah karena penghangat ruangannya kini sedang rusak. Pada awalnya Kiyu ingin meminta Mingyu yang memperbaiki penghangat ruangannya. Tapi saat ia mengetuk pintu apartemen Mingyu, tak ada jawaban sama sekali dari dalam. Ingin menelepon, tapi Kiyu tak memiliki nomor ponsel Mingyu.

Petugas apartemen sedang tidak bisa dihubungi. Antara koneksi telepon pada apartemen sedang rusak, atau memang sedang tidak aktif Kiyu tidak tahu.

Berhubung tadi pagi Kiyu dan Wonwoo sempat bertukar nomor telepon, Kiyu tak memiliki pilihan lain selain meminta Wonwoo untuk membantunya.

"Sudah berapa lama penghangat ruanganmu rusak?" Tanya Wonwoo ketika ia mulai merasakan udara dingin di dalam kamar Kiyu. Pantas saja Kiyu memanggilnya malam-malam seperti ini.

"Mungkin, malam ini."

Wonwoo mengangguk. "Aku bukan ahli dalam hal seperti ini. Tapi aku bisa bantu. Aku akan menelpon petugas apartemen untuk memperbaiki penghangat ruanganmu dengan segera." Ucap Wonwoo.

Kiyu tersenyum kemudian mengangguk. Sebenarnya ia enggan untuk memanggil Wonwoo masuk ke dalam apartemennya. Tapi mau bagaimana lagi? Ia tak punya pilihan lain selain itu.

Wonwoo mengedarkan pandangannya ke seisi apartemen Kiyu. "Kau tinggal sendiri?"

"Ya."

"Sudah berapa lama?"

"Kira-kira.. sekitar 2 tahun."

Wonwoo mengangguk mengerti. Ia menoleh Kiyu, lalu tiba-tiba ia mengulas senyum tanpa sebab.

Dalam hati Kiyu bertanya-tanya apa yang membuat lelaki itu tersenyum. Tidak ada yang lucu, kenapa dia bisa tersenyum seperti itu?

"Wae?" Tanya Kiyu penasaran.

"Kau terlihat sangat cantik malam ini."

"Eh?"

Kiyu menaikkan kedua alisnya. Ia tetap berusaha mengatur ekspresinya agar Wonwoo tidak bisa menyadari bahwa ia sedang terkejut.

Agak aneh, ketika Wonwoo tiba-tiba berbicara seperti itu.

Wonwoo tersenyum hangat. Ia menghadapkan seluruh tubuhnya ke arah Kiyu. "Itu adalah kesimpulan pertama ketika aku melihat dirimu."

Kiyu hanya bisa terbengong. Apa arti dari semua percakapan ini?

"Maaf jika aku membuatmu terkejut."

Perkataan Wonwoo barusan membuat Kiyu segera memperbaiki ekspresinya. Ia berusaha mengulas senyum sambil menganggukkan sedikit kepalanya. "Ah, tidak apa-apa."

"Boleh aku melihat balkon mu?"

"Oh.. o-o-oke." Kiyu segera berjalan gugup ke arah balkon.

Wonwoo memejamkan matanya merasakan angin yang berhembus kencang dari atas sini. Suasana malam benar-benar menenangkan. Pemandangan gedung-gedung yang memancarkan kelap-kelip cahaya membuat gelap malam seakan berwarna.

Kiyu melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Pukul 02.00. Ia merasa tidak percaya pukul segini ia tengah bersama dengan Wonwoo.

Sebesit pikiran tentang Mingyu melintas begitu saja di pikirannya. Tiba-tiba saja ia terpikirkan bagaimana keadaan Mingyu sekarang.  Entah mengapa, akhir-akhir ini Kiyu merasa ia lebih sensitif dari sebelumnya. Ia jadi lebih cepat khawatir, takut, dan lain-lain. Tapi ia bertanya-tanya apakah perasaannya ini hanya berlaku pada Mingyu saja atau memang kepada semua orang.

"Rasanya aku ingin berada disini sampai besok pagi."

Apa? Di apartemenku? Tidak akan!

Ingin sekali rasanya mengusir lelaki ini pergi dari dalam apartemennya. Ia menyesal. Niatnya memanggil Wonwoo untuk datang kesini kan untuk memperbaiki penghangat ruangan, bukan untuk mengobrol seperti ini.

Wonwoo melirik Kiyu. "Kiyu."

Kiyu menoleh sambil menaikkan kedua alisnya.

"Wajahmu terlihat berkilau akibat pantulan sinar yang ada pada gedung-gedung di depan sana."

Lalu?

Kiyu hanya membalas perkataan Wonwoo dengan senyuman.

"Maaf, tapi... Itu adalah kesan pertamaku ketika melihatmu."

"Oh ya?"

"Ya." Wonwoo menyengir. "Kalau boleh jujur, kau adalah wanita tercantik yang pernah aku temui."

Kiyu tak paham apa tujuan Wonwoo berkata jujur seperti itu padanya. Lagipula Kiyu juga tidak akan peduli apa kesan pertama Wonwoo.

Kiyu hanya tertawa pelan untuk sekedar menghargai kejujuran Wonwoo.

Suasana kembali hening. Kiyu harap ia berani berbicara kepada Wonwoo untuk menyuruhnya pergi saja dari apartemennya. Tapi sayangnya ia tak memiliki keberanian untuk mengakatakan itu kepada Wonwoo.

Angin semakin berhembus kencang, membuat Kiyu merapatkan mantel hitam yang sedang dikenakannya. Sampai kapan mereka berdua akan berdiri saja di atas sini? Kiyu bisa membeku bila terus berdiri di atas balkon dengan udara yang benar-benar dingin.

Wonwoo melirik Kiyu yang sedang merapatkan mantelnya. "Kau kedinginan? Kalau begitu mari kita masuk ke dalam."

Kenapa kau tidak pergi saja???

"Baiklah."

Mereka berdua berjalan beriringan masuk ke dalam apartemen. Wonwoo sama sekali tidak menunjukan gerak-gerik ingin meninggalkan apartemen Kiyu. Ia malah duduk di atas sofa tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada si pemilik rumah.

Kiyu mendengus kesal di dalam hati.
"Kau tidak pulang ke apartemenmu? Maksudku.. disini sangat dingin karena penghangat ruangannya sedang rusak. Bukankah lebih baik kau berada di apartemenmu? Itu akan jauh lebih hangat."

Wonwoo diam sejenak sambil menatap ke arah meja panjang yang berada di depan sofa. "Maaf jika kau tidak suka dengan kedatanganku."

"Ani.. aku hanya takut kau merasa tidak nyaman ketika berada di aparemenku."

Bodoh! Seharusnya kau membiarkannya pergi.

Wonwoo tertawa. "Aku malah senang ketika berada disini."

"Benarkah?"

"Oh." Wonwoo menatap Kiyu penuh arti.

Kiyu segera mengalihkan pandangannya untuk menghindari kontak mata dengan Wonwoo.

Suasana berubah menjadi sangat canggung kali ini. Kiyu merasa bahwa Wonwoo masih memandangnya semenjak tadi sampai sekarang. Tak bisakah Wonwoo berhenti untuk menatapnya seperti itu?

"Mungkin aku harus pulang. Aku lupa untuk memberi makan anjing peliharaanku."

AKHIRNYA.

Kiyu memandang Wonwoo penuh kebahagiaan. Akhirnya kalimat impiannya itu muncul dari mulut Wonwoo. Sekarang ia bisa terbebas darinya.

Wonwoo beranjak dan mulai berjalan, diikuti dengan Kiyu yang ikut berjalan di belakangnya. Sebelum Wonwoo berhasil meraih gagang pintu, Kiyu terlebih dahulu memegangnya untuk membukakan pintu.

Wonwoo tersenyum. "Gomapda."

Kiyu tersenyum. "Silahkan-,"

Cup!

Bulu kuduk Kiyu berdiri serentak ketika bibir itu menyentuh bibirnya. Ia melotot sehabis peristiwa itu terjadi. Pikirannya begitu kacau sehingga ia tidak bisa berpikir dengan  benar. Ia merasa tangan yang sedang menggenggam gagang pintu bergetar pelan.

"Aku memang tak pandai menyimpan perasaan, sehingga aku sering melakukan semuanya semauku. Aku melakukan ini, karena aku merasa aku telah jatuh hati kepadamu."

Kiyu termangu dengan mata yang terus memandang Wonwoo dengan tatapan kosong.

"Apa aku salah mencintaimu disaat Mingyu juga mencintaimu?"

Kiyu reflek mengerutkan dahi.

Mingyu... Mencintaiku?

SCARED🤙🏿[Gyu X Pink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang