Bagian 6

146 33 3
                                    

*YG KEMAREN BAGIAN 6 NYA DIHAPUS YAAA:D*

Sepanjang jalan menuju kamar, Kiyu tak henti-hentinya menangis. Bahkan ia sampai lupa untuk masuk ke dalam kamarnya sendiri. Mingyu yang bertugasan untuk menenangkan pun bingung karena sekarang Kiyu terduduk di depan kamarnya sambil menangis. Beruntung tadi Mingyu berhasil menahan Kiyu untuk tidak berbaring di atas lantai bagaikan orang gila. Ia baru tahu bahwa seorang Kiyu yang terlihat kuat bisa menangis tersedu-sedu seperti ini. Ia kira Kiyu tidak akan menangis.

Akhirnya Mingyu ikut berjongkok di sampingnya agar lebih mudah untuk menenangkan Kiyu. Pipi, rambut, semuanya telah terbasahi oleh air matanya. Rambut yang tadinya terikat rapi, kini sudah tak berbentuk. Mingyu tak dapat melihat wajah Kiyu dengan jelas karena tertutupi oleh kedua tangan Kiyu yang sedang menahan air matanya.

Kiyu benar-benar terlihat mengenaskan disaat ia menangis seperti ini. Layaknya tak ada semangat hidup untuk melanjutkan kehidupan selanjutnya. Bagaikan seribu pedang tajam yang menusuk hatinya sekaligus. Ini adalah rasa sakit hati yang paling kejam. Kiyu benar-benar tidak tahu harus berbuat apalagi setelah ini.

Hal seperti ini... Membuat Mingyu mengingat memori akan masa lalunya yang kelam dengan seorang wanita yang selalu menangis jika bersama dengannya. Tangisan Kiyu begitu sama persis dengan wanita masa lalunya, begitu terlihat imut.

Entah mengapa Mingyu merasa bersalah ketika melihat Kiyu menangis. Ia seperti pembawa masalah pada kehidupannya. Mingyu yakin sebelum Kiyu mengenal dirinya, ia pasti hidup bahagia bersama Jackson tanpa ada tangisan seperti ini.

Persis seperti masa lalunya.

Mingyu menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Kiyu. Ia benar-benar benci melihat wanita yang bersedih sampai lupa untuk memikirkan penampilannya sendiri. Ia beranjak, beralih duduk di belakang Kiyu. Ia segera melepaskan ikatan rambut Kiyu yang terlihat berantakan, kemudian ia segera mengikatnya ulang hingga kembali terlihat rapi. Dari dulu Mingyu sering mengikat rambut ibunya, sehingga ia ahli dalam mengikat rambut seorang wanita.

Mingyu tersenyum disaat ia melihat hasil ikatannya.

"Kau sangat jelek ketika menangis." Ucap Mingyu pelan.

Kiyu tak menjawab, ia tetap saja menangis tersedu-sedu. Beruntung lorong apartemen sedang sepi dan tidak ada orang yang melihat mereka.

Mingyu mengusap pundak Kiyu pelan. Ia berharap tangisan Kiyu akan mereda bila ia melakukan hal itu.

Mata Kiyu terbuka dan langsung melirik Mingyu yang berada di belakangnya. "Kenapa..? Kenapa harus aku yang mengalami hal ini?" Ucapnya lirih.

Ingin sekali rasanya memeluk wanita di hadapannya ini. Jika bisa, Mingyu tak akan sungkan untuk memberikan setengah dari kebahagiaannya. Bahkan dia rela jika saja Kiyu membutuhkan seluruh kebahagian yang ia miliki.

Ia berniat untuk mengusap kepala Kiyu, namun niatnya itu ia urungkan. Tangannya hanya sanggup untuk mengusap pundak Kiyu.

"Boleh aku bertanya sesuatu?"

Kiyu mengangguk pelan, membiarkan lelaki di hadapannya ini bertanya.

"Tuhan punya berbagai macam cara, bukan?"

Kiyu mengangguk.

"Mungkin ini adalah salah satu bentuk cara Tuhan untuk membuktikan bahwa Jackson bukanlah takdirmu. Karena itu Tuhan melakukan ini."

SCARED🤙🏿[Gyu X Pink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang